Sabtu, 23 Juni 2018
Kuningan, 23 Juni 2018. Di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), kamera jebak telah digunakan sejak tahun 2010 hingga saat ini pada kegiatan inventarisasi dan monitoring macan tutul Jawa. Memang inovasi teknologi dalam konservasi ini telah banyak digunakan dalam pengamatan satwa liar.
Di kawasan TNGC sendiri terdapat 20 jenis satwa liar, diantaranya macan tutul Jawa, trenggiling, kijang, musang rase, musang leher kuning, landak Jawa dan babi hutan. Kamera jebak digunakan untuk mengetahui keberadaan maupun populasi satwa liar di alam. Penggunaannya sangat fleksibel, efisien dan data yang diperoleh relatif akurat. Sehingga sangat membantu dalam usaha konservasi satwa liar.
Ada beberapa keuntungan yang akan didapatkan dari penggunaan kamera jebak ini. Diantaranya, dapat melakukan pengamatan terus menerus. Gambar yang terdokumentasi dapat menjadi bukti kuat keberadaan satwa liar yang diamati di alam. Selain itu ukurannya yang relatif kecil tidak akan mengganggu keberadaan dan aktifitas satwa liar di habitatnya.
“Camera Trap” atau kamera jebak, merupakan jenis kamera yang dilengkapi sensor gerak dan sensor panas dan atau termal. Sensor ini akan aktif ketika ada objek bergerak dan atau yang memiliki suhu berbeda dengan lingkungan area cakupan sensor. [Teks & foto ©? Robi Gumilang - BTNGC | 062018]
Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Ciremai
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5