Setelah 6 Bulan Dirawat Orangutan “Sitio” Mudik Ke Habitatnya

Senin, 27 Februari 2017

27 Pebruari 2017. Orangutan sumatera “Sitio” tiba dengan selamat di hutan lansekap Suaka Margasatwa (SM) Siranggas Kabupaten Pak-pak Barat untuk kembali ke habitat aslinya setelah mendapat perawatan selama 6 bulan di Pusat Karantina Orangutan Sumatera yang dikelola oleh Yayasan Ekosistem Lestari (YEL-SOCP) bekerjasama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatera Utara.

“Sitio”, orangutan jantan berusia sekitar 20 tahun, diselamatkan dari lahan kebun masyarakat di Dusun Sitio-tio Desa Kutadame Kabupaten Pakpak Barat pada 6 Agustus 2016 oleh Balai Besar KSDA Sumatera Utara dan Yayasan Orangutan Sumatera Lestari - Orangutan Information Centre (YOSL-OIC). Saat itu kondisi “Sitio” sangat memprihatinkan ditandai dengan dehidrasi, malnutisi, luka berbelatung dibagian punggung, dan mata kiri rusak. Selanjutnya diputuskan untuk memberikan perawatan kesehatan kepada “Sitio” di Pusat Karantina Orangutan Sumatera di Sibolangit.

SUMUT-2Gambar 1. Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara (kanan) sedang memberikan keterangan kepada media

Menurut Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara Dr. Ir. Hotamuli Sianturi, M.Sc, For, “Pada awalnya informasi beredar melalui media sosial Orangutan “Sitio” terdampar di lahan perkebunan masyarakat daerah Pak-pak Barat, kemudian tim Balai Besar KSDA Sumatera Utara dan YOSL-OIC melakukan pengecekan ke lokasi namun tidak menemukan satwa tersebut. Seminggu kemudian tim menerima informasi dari masyarakat bahwa “Sitio” terlihat kembali. Selanjutnya tim menuju lokasi yang dilaporkan untuk ,melakukan evakuasi. Pada awalnya tim bermaksud mengahalau “Sitio” kembali ke dalam hutan, namun karena kondisi kesehatan yang buruk maka dibawa ke Pusat Karantina Orangutan Sumatera di Sibolangit”. -2- “Selama 6 bulan dilakukan treatment terhadap Orangutan “Sitio”, diantaranya 3 bulan mengobati luka. Kondisi Orangutan membaik dan masih memilki sifat liar, Pemeriksaan akhir kondisi “Sitio” cukup bagus dan siap untuk dilepasliarkan kembali” ujar Drh. Yenny Saraswati, Senior Vet YEL-SOCP.

Drh. Ricko Layno Jaya, Manajer Human Orangutan Conflict Respons Unit – YOSL OIC berkomentar bahwa “Pada minggu kedua bulan Pebruari YOSL - OIC bersama petugas lapangan Balai Besar KSDA Sumatera Utara melakukan survey kelayakan lokasi untuk pelepasliaran “Sitio” di sekitar lansekap SM. Siranggas yang merupakan habitat orangutan. Dari hasil analisis vegetasi Analisa vegetasi menunjukkan indeks kekayaan dan keragaman pada pohon pakan sangat tinggi, untuk jenis pohon 38 jenis (54%) dari 71 jenis merupakan jenis pohon yang buah, daun muda, dan batangnya biasa dimakan oleh orangutan. Untuk itu diputuskan untuk mengembalikan “Sitio” ke kawasan hutan tersebut ’.

Gambar 2. "Sitio" akan dilepasliarkan

Informasi tambahan :

  • Orangutan Sumatera (Pongo abelii) adalah spesies yang berbeda dari saudaranya yang ada di Kalimantan (Pongo pygmaeus)
  • Orangutan Sumatera terdaftar oleh World Conservation Union (IUCN) sebagai jenis yang “Sangat Terancam Punah”di dalam “Daftar Merah SpeciesTerancam”.
  • Survei SOCP mendata hanya sekitar 14,600 orangutan Sumatera yang masih tersisa saat ini di alam.
  • Semua orangutan sangat dilindungi di Indonesia dibawah Undang Undangan No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.

Sumber Info : Balai Besar KSDA Sumatera Utara

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini