Menikmati Nuansa Cinta Di Telaga Patengan

Senin, 20 Februari 2017

TWA Telaga Patengan yang ditunjuk berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 660/Kpts/Um/8/1981 tanggal 11 Agustus 1981 seluas 65 ha ini, secara administratif terletak di Desa Patengan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Sedangkan secara geografis terletak antara 7o10’ - 7o15’ LS dan 107o21’2” BT. Letaknya yang berada pada ketinggian 1.600 meter dpl membuat obyek wisata ini sangat sejuk dengan temperatur rata-rata pada siang hari sebesar 23oC dan malam hari sebesar 17oC.

Telaga Patengan atau orang sering juga menyebutnya sebagai situ patengan merupakan sebuah danau alami yang berada di kaki Gunung Patuha. Nama patengan sendiri sering dikaitkan dengan sebuah legenda yang menceritakan tentang romantisme sepasang kekasih yang bernama Ki Santang dan Dewi Rengganis. Konon, keduanya memiliki ikatan kasih sayang yang sangat kuat, namun mereka terpisah oleh jarak dan waktu. Karena perasaan cinta yang begitu mendalam di antara keduanya, mereka saling mencari satu sama lain (pateang-teangan), dan pada akhirnya mereka bertemu di sebuah batu besar yang kini dinamakan batu cinta. Setelah pertemuan tersebut, Dewi Rengganis meminta kepada Ki Santang untuk membuat sebuah danau dengan sebuah pulau kecil di tengahnya. Ki Santang mengabulkan permintaan tersebut sebagai bukti rasa cinta yang begitu tulus kepada Dewi Rengganis. Pulau kecil tersebut bernama Pulau Sasaka atau dalam bahasa Indonesia berarti Pulau Asmara. Jadi, nama patengan diambil dari legenda tersebut, yaitu dari kata pateang-teangan yang berarti saling mencari. Legenda tersebut begitu populer sehingga menimbulkan mitos bahwa jika sepasang kekasih berkunjung ke batu cinta, hubungan meraka akan kekal selamanya.

patenggang2

Terlepas dari itu semua, obyek wisata ini memang menawarkan eksotisme yang begitu menggoda. Keindahan danau dibalut dengan hawa pegunungan yang sejuk serta kabut yang seringkali muncul, selain memanjakan mata juga memberikan kesan magis kepada para wisatawan. Para wisatawan juga dapat merasakan sensasi berada di tengah danau serta mengelilingi danau menggunakan perahu yang disewakan masyarakat dengan hanya membayar sebesar Rp25.000,-/orang atau sepeda air Rp15.000,-. Aktivitas lain yang dapat dilakukan antara lain tracking menyusuri jalan setapak yang ada sambil menikmati pemandangan yang indah. Bagi pehobi fotografi, mereka dapat menyalurkan hobinya tersebut dengan men-jepret-kan kamera pada beberapa titik dengan view yang menarik.

Tidak hanya pemandangannya saja yang menawan, kawasan ini juga menyimpan potensi flora yang beraneka ragam. Dengan tipe vegetasi yang digolongkan ke dalam hutan hujan tropis pegunungan, kawasan ini ditumbuhi berbagai tumbuhan khas pegunungan seperti saninten (Castanopsis argantea) dan puspa (Schima walichii) dapat dijumpai di tempat ini. Selain itu, dapat ditemukan pula flora lain seperti jamuju (Podocarpus imbricatus), huru (Litsea angulata), kihiur (Castanopsis javanica). Dari golongan liana dan epifit di antaranya rotan (Callamus sp), kasungka (Gnetum neglatum), dan anggrek bulan (Phalaenopsis ambilis).

Satwa langka khas Jawa Barat, yaitu surili (Presbytis comata) masih dapat dijumpai di kawasan ini. Satwa lain yang dapat ditemukan di antaranya kucing hutan (Felis bengalensis), trenggiling (Manis javanica), bajing (Callosciurus notatus), ayam hutan (Gallus gallus varius), burung tulung tumpuk (Megalaema carvina), dan beberapa jenis ikan yang hidup di danau.

patenggang3

Bagi wisatawan yang hendak menghabiskan malam di sekitar Telaga Patengan tersedia beberapa pilihan tempat untuk menginap seperti di pesanggrahan atau wisma perkebunan dengan harga yang sangat terjangkau. Tapi bagi mereka yang berdompet cukup tebal bisa mencoba menginap di Glamping (Glamorous Camping, konsep menginap di dalam tenda yang sedang ngetrend saat ini) yang berada di areal perkebunan tepat di sisi danau. Pengunjung juga dijamin tidak akan kesulitan memperoleh buah tangan ataupun cinderamata karena terdapat banyak warung dan kios yang menawarkan berbagai produk lokal berupa makanan maupun barang. Di samping itu, fasilitas umum yang tersedia cukup memadai seperti pusat informasi, lapangan parkir, toilet dan shelter.

Letaknya yang hanya berjarak sekitar ±47 km dari pusat Kota Bandung menjadikan obyek wisata ini sangat diminati wisatawan, terutama wisatawan nusantara yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat seperti Bandung, Sukabumi, Bogor, dan sebagainya. Wisatawan dari luar Jawa Barat pun seperti dari Jakarta dan Tangerang serta derah lainnya juga sering berkunjung ke tempat ini. Wisatawan mancanegara juga banyak tertarik untuk berkunjung, walaupun tidak sebanyak wisatawan nusantara.

TWA Telaga Patengan juga berada pada jalur wisata di sepanjang Ciwidey sehingga posisinya sangat berdekatan dengan lokasi wisata lain seperti TWA Cimanggu, Wana Wisata Kawah Putih, Agrowisata Perkebunan, Bumi Perkemahan Ranca Upas, dan Pemandian Air Panas Ciwalini. Oleh karena itu, One Day Tour in Ciwidey menjadi program yang ditawarkan oleh beberapa travel agent untuk menarik para wisatawan berkunjung ke obyek wisata di Ciwidey, termasuk ke Telaga Patengan.

Akhirnya, selamat menikmati nuansa penuh romantisme di Batu Cinta dan Pulau Asmara, Telaga Patengan!!

Sumber: Humas BBKSDA Jabar

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini