Target 5.000 Wisatawan di Taman Nasional Tambora Tahun 2018

Selasa, 20 Maret 2018

Maret 2018. Pengelola Balai Taman Nasional Tambora (TNT) menargetkan sedikitnya lima ribu wisatawan berkunjung ke kawasan Gunung Tambora di tahun 2018 ini. Target ini menyusul trend kunjungan ke Gunung tertinggi di pulau Sumbawa itu, yang terus meningkat sejak tiga tahun terakhir. Trend kunjungan ke Tambora yang sebelumnya hanya 200 orang per tahun meningkat cukup siginifikan menjadi ribuan orang per tahun sejak kawasan itu ditetapkan sebagai Taman Nasional, pada April 2015 lalu. Penetapan itu bersamaan dengan pelaksanaan event pariwisata, Tambora Menyapa Dunia 2015, yang dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo, di savana Doro Ncanga, yang terletak di kaki Tambora.

Selain status Taman Nasional, event Festival Pesona Tambora yang sudah beberapa kali dilakukan sejak pertama kali Festival Tambora Menyapa Dunia di tahun 2015, turut mendorong promosi objek wisata Tambora. Tahun ini event Festival Pesona Tambora 2018, yang akan digelar 1-11 April mendatang. Balai TNT ikut meramaikan dengan menyiapkan sejumlah aktraksi menarik di sekitar kawasan. Atraksi itu antara lain Wana Trail dan Jambore Konservasi Pesona Tambora. Sejumlah kegiatan lainnya juga akan dilakukan seperti Visit to School untuk pendidikan anak usia dini, Bakti Lingkungan Sapu Gunung, Kampanye Konservasi, dan juga Bakti Sosial berupa donor darah.

Lalu, apa saja hal menarik dari Gunung Tambora?

Ada cukup banyak objek yang bisa dinikmati di Tambora dan menjadi daya pikat tersendiri bagi wisatawan yang datang. Tambora punya Caldera raksasa berdiameter sekitar 7 Km, ini juga membuktikan betapa dahsyatnya letusan Tambora di tahun 1815 silam. Bentang alam Tambora juga terdiri dari hutan musim luruh daun, hutan dataran tinggi, dan hutan savana, ini membuat Tambora bisa dibilang sebagai The Africa of Sumbawa.

Potensi keanekaragaman hayati di kawasan Tambora juga sangat beragam. Kawasan TN Tambora merupakan habitat beberapa jenis satwa endemik seperti Rusa Timor, Burung Gosong kaki merah, Burung Koakiau, Burung Kipasan Flores, Nuri pipi merah dan lain-lain. Beberapa spesies baru juga ditemukan berdasarkan hasil ekspedisi tim LIPI di tahun 2015. Salah satu diantaranya sudah teridentifikasi yaitu Cirtodaxtylus tamboresis, ini semacam cicak dengan jari lengkung. Untuk jenis satwa lainnya hasil ekspedisi masih dalam proses identifikasi oleh LIPI.

Sementara untuk jenis tumbuhan endemik, di Tambora juga bisa ditemukan Elaocarpus batudulangi atau ganitri. Ini merupakan spesies tumbuhan yang penyebarannya sangat terbatas, dan baru ditemukan di Batudulang dan Tambora. Selain itu, Tambora juga merupakan habitat Rajumas atau Kalanggo, Kukun dan beberapa jenis jambu-jambuan.

Taman Nasional Tambora juga memiliki potensi wisata air alam atau tirta, di antaranya sungai Oi Marai di Desa Kawinda Toi, yang mana di sepanjang aliran sungai tersebut terdapat tujuh buah air terjun. Salah satunya Air Terjun Bidadari dengan debit air cukup besar dan ketinggian mencapai 20 meter. Untuk atraksi menantang adrenalin, kawasan Tambora juga sangat ideal untuk atraksi wisata seperti jungle treking, berkuda, trabas, off road, river tubing, camping dan sebagainya.

Selain wisata alam yang mempesona, kehidupan sosial budaya masyarakat di sekitar Tambora juga menjadi daya tarik tersendiri. Wisatawan dapat menikmati pesta panen kopi, kemistisan situs kerajaan sanggar, keunikan pakaian adat rempu dan lain-lain.

The Sound from Caldera

Sumber : Balai Taman Nasional Tambora

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini