Dirjen KSDAE Pidato Di Sidang Senat Terbuka Fakultas Kehutanan UGM Dalam Dies Natalis Ke 54

Kamis, 16 November 2017

Yogyakarta (16/11/17). Fakultas Kehutanan UGM kembali merayakan Dies Natalis yang ke 54 yang diselenggaran dari tanggal 16 s.d 18 November 2017. Salah satu rangkaian kegiatan dari Dies Natalis Sidang Senat Terbuka yang dilaksanakan di Auditorium Fakultas Kehutanan. Sidang Senat terbuka ini dihadiri oleh Senat Fakultas Kehutanan, Kepala Balai UPT KSDAE lingkup Prov. DIY, civitas akademika Fakultas Kehutanan, serta para tamu undangan lainnya. Dalam Sidang Senat Terbuka tersebut Dirjen KSDAE "Ir. Wiratno, M.Sc." menyampaikan Pidato dengan judul "“PEREBUTAN” RUANG KELOLA: REFLEKSI PERJUANGAN DAN MASA DEPAN PERHUTANAN SOSIAL DI INDONESIA".

Dalam pidatonya "Wiratno" dalam pembukaannya menyitir seorang ekonom FAO, Jack C. Westoby (1967), dalam penampilannya di panggung internasional telah menantang dunia kehutanan dengan satu ungkapan yang menggugah bahwa “forestry is not about trees, it is about people. And it is about trees insofar as trees can serve the needs of the people”. Ucapan Westoby tersebut tak pelak memantik para pemikir kehutanan dunia untuk kemudian berkiprah - mengabdikan keilmuan kehutanan yang dimilikinya dengan melandaskan pada alasan “people are the reason...became passionate about forestry”. 

Wiratno juga menyampaikan tentang adanya "Local Champion"; Apa Champion of the Forest’ itu?. Sebenarnya mereka bisa berasal dari manapun. Yang jelas, mereka yang dengan niatnya sendiri, secara sukarela, dengan penuh kesadarannya melakukan upaya-upaya walaupun kecil dan terbatas, namun dilakukannya dengan konsisten, dengan bantuan atau tanpa dukungan dari pihak luar. Mereka menerima dan menemukan apasebut sebagai  “personal calling”. Panggilan pribadi untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan di sekitar ia hidup. Umumnya mereka ‘orang biasa’ yang karya dan hasil kerjanya yang luar biasa. Orang yang menginspirasi orang lain atau kelompok lain melakukan hal yang sama atau yang skalanya lebih besar. Mereka mewariskan sesuatu yang sangat bermanfaat untuk kemanusiaan, minimal bagi lingkungan di sekitarnya". 

Disamping itu Wiratno juga menekankan bahwa "Menempatkan masyarakat sebagai subyek pembangunan kehutanan. Jangan lagi menjadikan masyarakat sebagai obyek atau pelengkap penderita dari apapun yang diinisiasi oleh pemerintah, CSO, swasta, atas nama pembangunan kehutanan atau perbaikan lingkungan hidup". Masyarakat harus diberikan kepercayaan dan pendampingan. Pemerintah terus melakukan perubahan paradigmatik untuk lebih mau “mendengarkan’, mengembangkan partisipasi dan melibatkan masyarakat sejak dari awal proses perencanaan melalui dialog-dialog yang konstruktif.

Dalam penutup pidato Wiratno kembali menyitir Eckhart Tolle dalam A New Earth Create Better Life (2005):“You do not become good by trying to be good, but by finding the goodness that already within you, and allowing that goodness to emerge. But it can only emerge if something fundamental changes in your state of consciousness” (Anda tidak menjadi baik dengan berupaya menjadi baik, tapi dengan cara mencari kebaikan yang telah ada dalam diri, dan membiarkan kebaikan itu muncul. Namun ia hanya akan muncul jika sesuatu mendasar dalam kesadaran Anda berubah).

Diakhir acara Wiratno selaku Dirjen KSDAE menyerahkan beberapa buku diantarannya adalah Buku " Tersesat Di Jalan Yang Benar " , Pariwisata Alam 54 Taman Nasional Di Indonesia, The Magnificent Seven Indonesia's Marine National Parks, kepada Dekan Fakultas Kehutanan secara simbolis.

 

Pidato Dirjen KSDAE dalam Sidang Senat Terbuka Fakultas Kehutanan UGM

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini