Jajaki Kerjasama, The Indonesian Parrot Project dan Burung Indonesia Silaturahmi dengan BKSDA Maluku

Sabtu, 11 November 2017

Ambon, 11 November 2017. Jumat (10/11) pagi, sekitar pukul 09.00, BKSDA Maluku menerima kunjungan dari The Indonesian Parrot Project (IPP) dan Burung Indonesia. Kunjungan tersebut tak lain merupakan tindak lanjut rencana kerjasama yang akan dilakukan pada tahun 2018. IPP memang telah lama melakukan penjajakan kerjasama dengan BKSDA Maluku terkait pengelolaan Pusat Rehabilitasi Satwa (PRS) Masihulan yang berada di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. PRS Masihulan sendiri memang diperuntukkan khusus bagi burung-burung paruh bengkok.

Kunjungan tersebut disambut baik oleh Suharto Ismail, KSBTU BKSDA Maluku. Menindaklanjuti kunjungan tersebut, diskusi antara BKSDA dan IPP yag diwakili Dudi Nandika dan Dwi Agustina langsung saja digelar. Diskusi tersebut juga diikuti beberapa tenaga fungsional PEH dan Penyuluh, serta Vincentia Widyasari, Koordinator Kerjasama Wilayah Maluku dan Maluku Utara, Burung Indonesia. 

IPP menjelaskan program kerjasama yang akan dilakukan ialah merenovasi PRS Masihulan baik penambahan maupun perbaikan sarana dan prasarana yang ada seperti kandang isolasi, kandang sosialisasi, klinik, kantor, dan pagar. Tak hanya pada pembangunan fisik saja, IPP juga bermaksud mendukung manajemen di PRS Masihulan dengan merekrut manajer operasional dan staf administrasi, serta menyusun Standard Operation Procedure terkait proses yang akan dilalui burung-burung paruh bengkok mulai dari penerimaan hingga lepas liar. 

Tak berhenti di situ saja, IPP juga berniat melakukan peningkatan kesadartahuan dan kapasitas masyarakat sekitar. Supaya burung yang sudah dirilis, nggak ditangkap masyarakat sekitar lagi,” ungkap Dwi. 

Sementara itu Vincentia Widyasari menambahkan, Burung Indonesia telah lama berkolaborasi baik dengan pemerintah maupun dengan Lembaga Swadaya Masyarakat. IPP merupakan salah satu mitra Burung Indonesia di Propinsi Maluku. Ke depan, kita bisa kerjasama dalam riset jenis-jenis burung di Kepulauan Maluku,” tutur Vincentia. 

Beberapa pertanyaan sekaligus masukan baik dari pihak BKSDA Maluku, IPP, dan Burung Indonesia pun berlangsung dengan cair. Misalnya, saat Dudi mejelaskan rencana pelepasliaran paruh bengkok asal Kepulauan Aru seperti Kakatua Koki (Cacatua galerita eleonora). Balai memberikan masukan untuk melakukan pelepasliaran di SM Kobroor atau SM Pulau Baun yang merupakan habitat asli dari burung jenis ini. []

Sumber: Ayu D. Setiyani - Balai KSDA Maluku

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini