Kami Sudah Tidak Konsumsi Duyung Lagi

Kamis, 09 November 2017

Ternate, 08 November 2017.  Tim SKW I yang diketuai oleh Raj Perkasa Alam, Koordinator Resort Konservasi Wilayah Jailolo, melaksanakan perjalanan menuju Pulau Halmahera dari Pelabuhan Speed Boat Mangga Dua untuk memastikan Berita Penangkapan dan Pembantaian Dugong yang viral di media sosial dalam dua hari terakhir.

Menurut berita yang tersebar, penangkapan dan pembantaian dilakukan oleh Masyarakat di Desa Gaueria, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat. Untuk sampai di Desa Gaueria, tim menempuh ± 5 jam perjalanan dari Kota Ternate. Sesuai dengan petunjuk yang diterima, Tim berangkat dari Ternate menuju Sofifi menggunakan angkutan laut, kemudian dilanjutkan ke Desa Matiu, Jailolo, Halmahera Barat, dengan menggunakan Mobil Patroli Polisi Kehutanan Balai TN Aketajawe Lolobata, perjalanan kemudian dilanjutkan menggunakan long boat milik masyarakat setempat.

Sampai di Desa Gaueria, tim disambut keheningan salah satu desa pesisir di Halmahera Barat yang dicanangkan menjadi desa wisata dan bebas asap rokok sejak tiga (3) tahun lalu. Wajah-wajah ramah masyarakat dengan muka yang penuh keingintahuan mengawal tim menuju rumah salah satu perangkat desa yaitu Ketua BPD (Badan Pemberdayaan Desa), Bapak Kristovel. Sepanjang jalan, tim mengamati keadaan sekitar dan tidak menemukan adanya tanda-tanda telah dilakukan kegiatan sesuai dengan berita yang tersebar. Sambil mengamati gambar screenshot berita di layar hp, tim mencari rumah mana yang yang dijadikan lokasi penangkapan dan pembantaian Dugong, namun tidak ditemukan. Setelah memperkenalkan instansi dan tujuan kedatangan, obrolan hangat pun mengalir seputar isi berita yang viral tersebut.

“Jadi kejadian yang menjadi viral tersebut merupakan kejadian dalam beberapa tahun lalu yang baru dipublikasikan. 80% (delapan puluh persen) masyarakat Desa Gaueria merupakan turunan orang Papua tepatnya dari daerah Serui, hal tersebut (dalam arti konsumsi Duyung) merupakan tradisi yang dibawa dari daerah asalnya hingga ke Halmahera. Konsumsi dilakukan ketika masyarakat yang bermatapencaharian sebagai nelayan, mendapati bahwa Duyung masuk dalam jaring mereka. Duyung yang masuk dalam jaring akan diambil, dipotong kemudian dibagi di antara masyarakat yang menangkapnya, Kepala BPD menuturkan cerita terkait berita viral tersebut.

Sekretaris Desa, Bapak Ferdinan Ullo kemudian melengkapi penjelasan Ketua BPD, “ Jadi benar, dalam foto yang beredar itu masyarakat saya namun kejadian tersebut terjadi tiga (3) tahun lalu sebelum pencanangan desa wisata. Ketika Desa Gaueria menjadi desa wisata, maka aktivitas masyarakat untuk konsumsi Duyung telah dihentikan. Kami sadari bahwa desa Gaueria dan beberapa desa di sekitar menjadi lokasi adanya Duyung karena sering kami temukan di daerah pinggiran pantai yang banyak terdapat lamun. “

Menanggapi cerita tersebut, ketua tim menjelaskan status dan pentingnya satwa Dugong yang lebih dikenal masyarakat dengan Duyung kepada perangkat desa. 

“Duyung menjadi satwa dilindungi karena angka kelahirannya yang rendah dan peranannya bagi ekosistem sekitar. Duyung dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 05 Tahun 1990 dan peredaran serta pemanfaatannya diatur dalam PP Nomor 07 Tahun 1999. Kami berterimakasih karena perangkat desa telah memahami pentingnya keberadaan Duyung dan mohon bantuannya untuk menghimbau kepada masyarakat untuk tidak lagi mengkonsumsi Duyung. Jika ditemukan dalam jaring, mohon untuk dilepaskan.”

Obrolan yang menarik dihiasi dengan gelak tawa harus diakhiri ketika waktu telah menunjukkan pukul 17.00 WIT. Dalam obrolan tersebut, diketahui bahwa pihak Kodim Ternate telah memanggil Sekretaris Desa dan kelima warga yang ada dalam foto, untuk dimintai keterangan terkait postingan tersebut. Klarifikasi yang diberikan seperti yang disampaikan juga kepada tim. Mengakhiri perjumpaan sore itu, sekretaris desa menyampaikan permohonan agar dapat dilakukan sosialisasi mengenai satwa liar terutama terkait dengan Duyung dan satwa laut lainnya.

Tim pun kembali melalui rute yang sama menuju Kota Ternate dengan banyak pelajaran dan pengalaman berharga. Menuntaskan tanya yang perlu dijawab dan mencari klarifikasi untuk satu informasi, merupakan hal penting yang harus dilakukan di era digital ini. Salam Konservasi! Huha..Huha..

Sumber : Dominggas Aduari, S.Hut. Penyuluh Pertama SKW I Ternate, Balai KSDA Maluku 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini