BKSDA Maluku Terima 12 Ekor Kakatua dari Yogyakarta

Minggu, 05 November 2017

Ambon, 5 November 2017. ‘Assalamualaikum,’ suara salam itu terdengar samar-samar. Selang beberapa detik terdengar kembali. ‘Assalamualaikum, Assalamualaikum.’ kali ini lebih kuat dan jelas. Secara reflek balasan salam pun saya ucapkan.

‘Kaik, kaik, kaik. Kakatua, kakatua.’ secara seketika pula dia merespon balasan salam tadi. Dia goyangkan kepalanya turun-naik sekira lima detik. Dengan paruh digigitnya lubang ventilasi di bagian depan kandangnya. Mengeluarkan sedikit bola matanya. Lalu beraksi dan bertingkah lucu. Seperti memberi tanda terima kasih akhirnya dia mendapat perhatian saya.

Tampak betul dia sudah terbiasa melakukan hal itu. Mencari perhatian orang di dekatnya, memberi salam, dan mengenalkan dirinya. Seekor burung kakatua koki atau Cacatua galerita. Kakatua dengan jambul kuning, namun berukuran sedikit besar. Ras kakatua koki tersebar dari Benua Australia, Papua, dan terdapat sub spesies yang berasal dari Kepulauan Maluku bagian tenggara, seperti di Kepulauan Kei dan Kepulauan Aru. Habitatnya bervariasi seperti hutan sekunder, hutan mangrove, habitat terbuka, serta lahan budidaya seperti sawah dan kebun sawit.

Kakatua memang terkenal sebagai burung cerdas. Dengan melatihnya secara rutin dia dapat menirukan beberapa kosakata. Mengucapkan sebuah kalimat, memberi salam, serta merespon kehadiran manusia di dekatnya dengan gerakan lucu. Pun dengan kakatua jambul kuning ini. Terlihat sekali dia mudah berinteraksi dengan manusia. 

Kakatua ini merupakan satu dari sepuluh ekor kakatua koki yang dibawa oleh dua orang petugas BKSDA Yogyakarta. Total ada 12 jenis kakatua yang ditranslokasikan ke Pusat Rehabilitasi Satwa Masihulan, di Kabupaten Maluku Tengah pada 3-4 November lalu. Dua ekor lain adalah jenis Kakatua Tanimbar yang habitat aslinya di Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara Barat.

Nantinya, keduabelas ekor kakatua akan menjalani rehabilitasi dan dilakukan proses untuk diliarkan kembali. Setelah dipandang siap, kakatua akan dikembalikan ke habitat aslinya serta dapat terbang bebas di alam liar.

Sumber : Rifky Firmana Primasatya - Balai KSDA Maluku

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini