Sosok Bulan Ini: Mahroji, Pemandu Lokal Rasa Internasional

Jumat, 27 Oktober 2017

Sofifi, 27 Oktober 2017. Bagi masyarakat biasa, Mahroji memang tidak setenar tokoh-tokoh dalam dunia hiburan. Tetapi bagi beberapa peneliti dan wisatawan lokal maupun asing, nama Mahroji menjadi andalan dalam urusan penelitian dan pemanduan. Bahkan bagi sebagian sopir mobil penumpang di jalur lintas Halmahera Timur nama tersebut tidak asing.

Bapak tiga anak ini telah tertarik dengan konservasi dan keanekaragaman hayati saat lembaga Burung Indonesia masih memiliki program di Halmahera. Dan sering diajak dalam melakukan kegiatan monitoring kawasan. Sekitar tahun 2009, Pak Roji, panggilan akrab Mahroji, ikut dalam kegiatan inventarisasi tumbuhan bersama Taman Nasional Aketajawe Lolobata (TNAL). Karena ketertarikan dan keingintahuan yang kuat dalam pengenalan jenis, Pak Roji terus belajar dan mendalami ilmu tersebut. Terbukti sekitar tahun 2011 Pak Roji mulai diajak oleh peneliti dari Amerika untuk meneliti pakan Julang Irian melalui biji-bijian yang terdapat kotoran burung tersebut. Pak Roji juga pernah dikontrak oleh salah satu perusahaan tambang untuk membantu melakukan inventarisasi flora dan fauna pada area konsesinya.

“Saya bersyukur selama saya bekerja di tambang bisa belajar banyak dari peneliti-peneliti asing yang ahli dibidang anggrek, pohon dan burung, dan saya akan terus belajar”, ucap Pak Roji.

Mahroji berasal dari keluarga transmigrasi di desa Ake Jawi, kecamatan Wasile Selatan, kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara. Menikah dengan masyarakat asli Maluku Utara. Tempat tinggalnya sangat sederhana. Berada paling ujung didesanya, tanpa sambungan listrik, hanya generator yang menjadi alat penerangannya. Di rumah itulah Pak Roji menyambut tamu untuk melakukan pemanduan.

Sebelum mencintai konservasi, Pak Roji berprofesi sebagai penebang kayu. Entah sudah berapa banyak pohon yang ditebang untuk kehidupan sehari-hari. “Dulu saya juga seorang penyensow (penebang), bahkan dengan mata tertutup saya bisa tahu bagian-bagian mesin chain saw”, kenang Pak Roji.

Kemampuan Mahroji yang unik dan komplit, menjadi daya tarik bagi peneliti, konsultan, wisatawan lokal dan asing untuk menggunakan jasanya sebagai pemandu. Bahkan Fotografer terkenal seperti Riza Marlon juga sangat dekat dengan Pak Roji karena sudah beberapa kali berkunjung ke TNAL. Pak Roji memiliki kemampuan identivikasi flora dan fauna, penguasaan kawasan taman nasional, Bahasa Inggris dan bahasa lokal yang sangat baik. Hampir seluruh jenis pohon, anggrek, tanaman obat, ular dan jenis burung telah dihafal diluar kepala.

Hampir setiap bulan Mahroji menerima tamu dari travel ataupun permintaan langsung dari wisatawan untuk melakukan pemanduan wisata, terutama pengamatan burung di Taman Nasional Aketajawe Lolobata di Resort Binagara, desa Ake Jawi. Setiap kali tamunya datang, pak Roji selalu mengajak untuk menyempatkan berkunjung ke desa Ake Jawi dengan melihat berbagai potensi jenis burung. Semua tamunya merasa puas dengan pemanduan dan pelayanan dari Pak Roji.

“Seharusnya desa (Ake Jawi) bisa menciptakan Mahroji-Mahroji yang lain, agar pemanduan wisata di desa bisa lebih berkembang”, harapan Sekretaris desa Ake Jawi.

Saat ini Mahroji dan beberapa anggota masyarakat desa Ake Jawi telah membentuk kelompok wisata alam “Totango” yang dikukuhkan dengan SK Kepala Balai TNAL.

Oleh : Akhmad David Kurnia Putra - Polisi Kehutanan Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini