Selasa, 24 Oktober 2017
Banyuwangi, 24 Oktober 2017. Curik Bali/Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) merupakan satwa langka dan endemik pulau Bali. Habitat asli terakhirnya hanya ada di Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Dukungan dan peran serta semua pihak (pemerintah, swasta, masyarakat) untuk keberlanjutan hidup burung Curik Bali perlu terus ditingkatkan. Seperti pada hari ini, dengan difasilitasi oleh ADB Indonesia Resident Mision, dilakukan workshop terhadap penyusunan rencana induk/ grand design Sanctuary Curik Bali. Acara dihadiri peserta dari TNBB, PT PLN Persero, Balai TN Baluran, BBKSDA Jatim dan APCB. Acara dibuka oleh Direktur KKH Ditjen KSDAE.
“Terdapat IKK Direktorat KKH diantaranya pembangunan Sanctuary, Sanctuary Curik Bali salah satu yang telah ditetapkan sesuai SK Dirjen KSDAE pada tahun 2015. Dengan target peningkatan populasi 10 % namun untuk Curik Bali diharapkan naik 100% dari baseline data. Dengan adanya laporan bahwa terjadi peningkatan populasi pada April 2017 sebanyak 109 ekor. Diharapkan mencapai target ideal sesuai dengan ketentuan IUCN terkait pulihnya populasi di habitat aslinya” ujar Direktur KKH dalam sambutannya.
Konsultan penyusun rencana induk memaparkan hasil dari survei lapangan, dengan usulan rekomendasi : 1. Perlunya disusun suatu protokol mulai dari burung di breeding center sampai pelepasliaran; 2. Monitoring pasca pelepasliaran dengan memanfaatkan teknologi terkini; selain itu usul lain seperti peningkatan patroli, management pengendalian spesies invasif, peningkatan kontribusi para pihak khususnya pelaku pariwisata di TNBB serta perlu disusunnya koridor untuk sebaran jalak Bali, agar di Cekik mempuntai suatu koridor sebaran yang jelas. AK.
Sumber : Balai TN Bali Barat
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0