Bimbingan Teknis Penyusunan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan TN. Lorentz

Senin, 16 Oktober 2017

Wamena, 16 Oktober 2017. Balai TN. Lorentz melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis Penyusunan desain tapak pengelolaan pariwisata alam di zona pemanfaatan TN. Lorentz bagi seluruh pegawai lingkup TN. Lorentz. Tujuan kegiatan ini tidak lain adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pegawai dalam penyusunan desain tapak. Kegiatan tersebut berlangsung tanggal 11 s/d 12 Oktober 2017, bertempat di Ruang Rapat kantor Balai TN Lorentz. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Acha A. Sokoy, S.Hut. selaku Kepala Balai Taman Nasional Lorentz.

Mekanisme penyelenggaraan bimtek desain tapak pada hari pertama, dilaksanakan melalui penyampaian materi oleh narasumber dan dilanjutkan sesi diskusi. Sebagai Narasumber pada kegiatan tersebut adalah : (1). Ir. S.Y Chrystanto, M.For., SC (Kasubdit Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam Direktorat PJLHK Ditjen KSDAE); (2). Drs. Alpius Wetipo (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Jayawijaya), serta (3). Ir. Bambang T. (Bappeda Kab. Jayawijaya). Pada hari kedua, dilakukan pula kunjungan lapangan guna melihat area pengembangan wisata alam TN. Lorentz pada zona pemanfaatan di Danau Habema dan jalur pendakian puncak Trikora.

Dalam paparan materi Ir. S.Y Chrystanto, M.For., SC, disampaikan bahwa strategi pengembangan pengelolaan pariwisata alam harus memenuhi yang disebut 4A (akses, atraksi, amenities, acceptable) dan 6C (confident, credible, comparable, consistent, comitment, creativity). Regulasi penyusunan desain tapak lebih teknis telah diatur dalam perdirjen PHKA Nomor: P.3/IV-SET/2011 tentang pedoman penyusunan desain tapak pengelolaan pariwisata alam di suaka margasatwa, taman Nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam sebagaimana telah diubah dengan perdirjen PHKA Nomor: p.5/IV-SET/2015.

"Kita sebagai pengelola jangan menjadi pesaing masyarakat maupun pelaku usaha dalam pengelolaan pariwisata alam, kita seharusnya saling mendukung dan bekerjasama. Penentuan ruang publik dan ruang usaha selain berpedoman pada kriteria yang diatur dalam Perdirjen juga harus mempertimbangkan adanya kemungkinan perubahan-perubahan fungsi areal/zona akibat proses revisi zonasi kawasan TN. Lorentz yang akan dilakukan" ucap Chrystanto.

Pada kesempatan ini Pemkab Jayawijaya (dinas kebudayaan dan pariwisata, serta Bappeda) juga menyampaikan materinya yang sangat mendukung pengelolaan pariwisata alam melalui kebijakan-kebijakan pola ruang dan rencana pembangunan infrastruktur wisata alam di Kab. Jayawijaya, khususnya kawasan TN. Lorentz sebagai kawasan konservasi dan situs warisan alam dunia. 

"Terwujudnya Kab. Jayawijaya sebagai daya tarik wisata dalam lingkungan yang berbudaya. Ada 5 misi yang diemban, lebih menyoroti misi ke-3, yakni "Membangun jati diri dan citra Kab. Jayawijaya menjadi ODTW nasional & internasional" jelas Drs. Alpius Wetipo (Kadis Budpar Kab. Jayawijaya).

Menurut beliau, arah kebijakan dan strategi pembangunan pariwisata di Kab. Jayawijaya berlandaskan budaya asli setempat. Ditekankan bahwa pembangunan pariwisata di Papua, khususnya di wilayah lembah Baliem, harus memperhatikan aspek nilai-nilai budaya asli orang Baliem, karena budaya asli merupakan karunia Sang Khalik Pencipta dan telah menjadi simbol kebanggaan dan jati diri orang Baliem. Oleh karena itu maka aspek budaya harus menjadi perhatian utama dalam mendesain wilayah/zona pemanfaatan TN Lorentz. Sehubungan dengan pembagian ruang, maka perlu memperhatikan irisan batas wilayah adat dan batas wilayah administratif pemerintahan. Ditambahkan pula bahwa untuk menyelaraskan kebijakan pengembangan kepariwisataan di Kab. Jayawijaya, perlu dibangun ikatan kerjasama antara Pemkab Jayawijaya dengan Balai TN. Lorentz.

Pada sesi pemaparan oleh Bambang T. (Bappeda Kab. Jayawijaya), konsep pemanfaatan ruang sehubungan dengan program nasional yakni pembangunan ruas jalan trans Papua di wilayah Pegunungan Tengah yang juga melintasi kawasan Taman Nasional Lorentz, dimulai dari Wamena-Habema-Kenyam/Nduga. Diharapkan bahwa pembangunan jalan tersebut dapat menjadi faktor pendukung pengelolaan taman nasional sekaligus bahan pertimbangan dalam menyusun desain tapak pada zona pemanfaatan TN Lorentz.

Sumber : Balai TN Lorentz

 

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini