Studi Banding Pemberdayaan Masyarakat TN. Tesso Nilo

Minggu, 15 Oktober 2017

Jember, 10 Oktober 2017. Rombongan Balai TN Tesso Nilo (TNTN) tiba di Balai TN Meru Betiri (TNMB) dan disambut  oleh Ir. Kholid Indarto, selaku Kepala Balai TNMB. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka studi banding pemberdayaan masyarakat TN Tesso Nilo. Pesertanya terdiri dari dari 2 petugas TN Tesso Nilo, dan 10 orang perwakilan dari WWF, Pemerintahan Desa dan Masyarakat Daerah Penyangga TNTN.

Sesuai dengan tujuan kunjungan ini, guna meningkatkan kemampuan dan pengetahuan masyarakat di sekitar kawasan TNTN dalam bidang pengelolaan jasa lingkungan dan wisata alam. Kegiatan dimulai dengan perkenalan antara TN Tesso Nilo dan TN Meru Betiri, dilanjutkan dengan presentasi kegiatan pemberdayaan masyarakat di TNMB.

Kunjungan lapangan pertama di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Konservasi (LMDHK) Wono Mulyo, Desa Wonoasri. Tamin Sutarjo, ketua LMDHK Wono Mulyo menyampaikan proses kegiatan Rehabilitasi di TNMB, permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh Kelompok LMDHK Wono Mulyo. Setelah diskusi dan tanya jawab, peserta studi banding menuju ke Blok Bonangan, Resort Wonoasri untuk melihat tanaman Cabe Jawa dimana potensi ke depannya dapat dijadikan alternative pengganti tanaman palawija.

Hari Kedua, Peserta studi banding berkunjung ke Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SPKP) Multi Kreasi Sejahtera, Kalibaru. Bidang usaha yang digeluti anggota SPKP ini antara lain pembuatan kripik dan tape, pembibitan, budidaya jamur dan budidaya ikan lele. Wakil dari Desa di sekitar Tesso Nilo mengapresiasi SPKP yang masih mampu bertahan sejak tahun 2010 dan kompak dalam group serta kreativitas anggotanya. Selama kunjungan ini, peserta berdiskusi dan tanya jawab, dilanjutkan dengan demo masak pembuatan kripik singkong, bayam krispi dan jenis camilan lainnya, serta mencicipi bakso dari jamur tiram.

Kunjungan terakhir di Resort Rajegwesi, Banyuwangi. Sharing pengalaman oleh kelompok ekowisata Katamer berlangsung hangat dipandu ketua kelompok, Ismail SPd. Presentasi sekilas dilanjutkan diskusi tentang berbagai hal baik keberadaan penduduk di zona khusus TNMB. Ada wakil ketua forum masyarakat TNTN yang merasa surprise karena semula menganggap problem kemasyarakatan di Riau lebih kompleks daripada zona khusus TNMB, ternyata juga sangat kompleks sekaligus melihat upaya TNMB dalam memberdayakan masyarakat tersebut dalam bentuk pelayanan jasling berupa ekowisata. Bentuk pemanduan wisata, paket wisata, jasa transportasi laut dan darat, penjualan souvenir gantungan Kunci berbentuk penyu, dianggap sebagai hal-hal yang unik dan bisa diterapkan juga di TN Tesso Nilo.

Kunjungan ke TNMB menjadi mengesankan bagi peserta studi banding kala merasakan transportasi laut dengan perahu selama 20 menit dari pantai Rajegwesi menuju Teluk Hijau pulang pergi. Besaran tarif transport laut dan darat dinilai rombongan, cukup layak dan tidak memberatkan pengunjung. Keamanan penumpang dinilai cukup karena aturan ketat bahwa penumpang maksimal dalam satu perahu hanya 6 orang beserta pengemudi perahu dan masing-masing dilengkapi jaket pelampung (safety jacket). Menurut peserta studi banding, Teluk Hijau bersih dan alami. Selain menikmati pemandangan Teluk Hijau dan meminum kelapa muda, ada sebagian peserta yang merasakan kesegaran air terjun di sebelah bukit setelah mandi di pantai.

Pertemuan diakhiri dengan pertukaran cinderamata dari masyarakat Katamer dan peserta studi banding TN Tesso Nilo. Harapan mereka Balai TN Meru Betiri bisa berkunjung ke TN Tesso Nilo untuk mengetahui kekhasan flora dan fauna serta permasalahan di TNTN. Terlebih lagi bahwa TN Tesso Nilo masih terdapat fauna besar seperti gajah tapir harimau, beruang madu yang pengelolaannya bisa menjadi pembelajaran di TNMB sesuai dengan role model TNMB tentang konservasi karnivora besar.

Sumber : Balai TN Meru Betiri

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini