Mengungkap Keberadaan Curup Manau

Sabtu, 14 Oktober 2017

Lahat,13 Oktober 2017. Cerita akan keindahan Hutan Suaka Alam Kelompok Hutan (HSA KH) Gumai Tebing Tinggi seakan tiada hentinya menyajikan potensi alam yang memberi pesan akan pentingnya menjaga kelestarian kawasan.

Kawasan konservasi yang masuk dalam wilayah kelola Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Lahat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan tersebut tidak pernah bosan untuk selalu memberi kejutan akan potensi yang tersimpan di dalamnya yang seakan mengajak siapa saja yang mendatanginya untuk lebih peduli akan keberadaan dan eksistensi kawasan tersebut.

Kepala BKSDA Sumatera Selatan Genman S. Hasibuan dalam setiap kesempatan selalu menekankan kepada jajarannya untuk lebih mengefektifkan kegiatan patroli pengamanan hutan selain sebagai upaya penjagaan kawasan dan media komunikasi antara petugas dengan masyarakat sekitar kawasan juga mengungkap potensi yang ada dalam kawasan.

Selaras dengan hal tersebut maka pada kegiatan patroli efektif yang dilakukan SKW II Lahat BKSDA Sumatera Selatan pada tanggal 9 sd 12 Oktober 2017 selain untuk penjagaan kawasan juga dilakukan pendataan potensi kawasan.

Berdasarkan pendataan potensi kawasan tim menemukan sebuah tempat yang indah dimana terdapat aliran air yang menuruni bebatuan secara bertingkat. Pada tingkat pertama air mengalir dari ketinggian 7 meter kemudian tertampung dalam wadah menyerupai cawan yang terbentuk dari bebatuan (diameter 2 meter) yang kemudian mengalir lagi pada tingkat kedua setinggi 8 meter.

Curup Manau, begitulah masyarakat menyebut air terjun setinggi 15 meter yang bersumber dari aliran Sungai Manau yang memiliki lebar 5 meter. Curup Manau yang berada dalam kawasan HSA KH Gumai Tebing Tinggi dapat ditempuh selama 2 jam dengan jalan kaki menyusuri perbukitan.

Semoga cerita akan keindahan potensi HSA KH Gumai Tebing Tinggi akan terus berlanjut yang hanya dapat terwujud apabila kelestarian kawasan terus terjaga. Sebuah tanggung jawab bersama karena apabila kawasan konservasi tak terjaga kelestariannya maka keindahan dan segala manfaatnya hanya tinggal cerita dan hal tersebut akan menjadi torehan dosa kita terhadap anak cucu kelak. 

Sumber : Balai KSDA Sumatera Selatan

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini