Jumat, 18 Agustus 2017
Nyaru Menteng, 18 Agustus 2017. Yayasan BOS, peraih penghargaan Brand of the Year Animalis Edition tahun 2017-2018, hari ini memindahkan 16 bayi orangutan dari baby house lama ke baby house baru. Baby house lama telah dipergunakan sejak tahun 2000 dan kini sudah kurang layak untuk menampung bayi orangutan, yang jumlahnya sempat melonjak di atas angka 20 pasca kebakaran hutan besar yang melanda Kalimantan Tengah di tahun 2015 lalu.
Yayasan BOS memulai kampanye penggalangan dana untuk pembangunan baby house baru di bulan Desember 2015 dan memulai proses pembangunannya di pertengahan tahun 2016. Yayasan BOS membangun baby house di kedua pusat rehabilitasi orangutan yang dimiliki, Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah dan Samboja Lestari di Kalimantan Timur.
Baby house baru yang dilengkapi dengan fasilitas bermain dan pengayaan serta Sekolah Hutan khusus bagi grup Nursery berlokasi kurang dari 100 meter jauhnya dari baby house lama, akhirnya siap untuk digunakan. Setelah penantian selama 20 bulan, bayi orangutan di Nyaru Menteng merasakan nyamannya tinggal di rumah baru, yang khusus dirancang bagi mereka.
Dr. Ir. Jamartin Sihite, CEO Yayasan BOS mengatakan, “Merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia, kami di Yayasan BOS berinisiatif memberikan hadiah kepada para bayi orangutan kami, sebuah rumah baru, yang semoga bisa membantu mereka mengasah kemampuan, dan terutama, menghapus trauma di masa lalu. Semua orangutan yang kami selamatkan, terutama para bayi, tentu memiliki trauma yang mendalam akibat terpisah dari induknya di usia yang masih sangat belia. Dalam kurun waktu sekitar satu setengah tahun, sejak periode Agustus-September 2015 saat banyak terjadi kebakaran lahan dan hutan, sampai April tahun ini, ada 30 orangutan muda, usia berkisar antara 0 sampai 4 tahun, yang kami selamatkan dan masuk ke dalam pusat rehabilitasi di Nyaru Menteng. Mereka semua kami selamatkan dari wilayah yang tidak jauh dari bekas hutan yang terbakar.”
“Yayasan BOS berkomitmen untuk merehabilitasi mereka, membuat mereka semua kembali liar dalam beberapa tahun ke depan, dan melepasliarkan mereka di hutan. Tapi sebelum itu semua terjadi, kami harus bisa membuat mereka siap untuk Sekolah Hutan. Sebelum mereka siap untuk mempelajari keterampilan dasar hidup di hutan, mereka harus terlebih dulu bebas dari trauma, dan baby house kami yang baru ini dirancang khusus untuk itu. Dengan bantuan para babysitter, di sini kami memberi mereka kenyamanan dan rasa aman. Kami harap para bayi orangutan ini merasa senang di sini, bisa tumbuh sehat, sehingga kelak kita bisa pulangkan mereka kembali ke hutan.”
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ir. Wiratno, MSc., mengatakan, “Proses pelepasliaran orangutan membutuhkan banyak persiapan. Mereka harus menjalani rehabilitasi selama beberapa tahun terlebih dulu sebelum bisa kita lepasliarkan ke hutan. Pendirian baby house ini adalah salah satu bagian penting dalam proses rehabilitasi, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan terus mendukung mitra yang kegiatannya merehabilitasi dan melepasliarkan orangutan kembali ke hutan. Sampai saat ini, masih banyak orangutan yang harus diselamatkan dan masuk ke pusat rehabilitasi. Hal ini menunjukkan bahwa ancaman terhadap kelestarian orangutan masih ada. Kebakaran hutan, deforestasi, konflik antara manusia dengan orangutan yang sebagian besar menyebabkan kematian orangutan, penyelundupan orangutan ke luar negeri merupakan ancaman yang harus diselesaikan secara bersama sama. Kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, yang kita perlukan adalah KERJA BERSAMA secara terintegrasi. Kami perlu bergandengan tangan dengan pemerintah daerah, kementerian/lembaga lain, masyarakat setempat, pelaku bisnis, dan lembaga-lembaga masyarakat dalam mencegah upaya pelanggaran hukum sehingga kelestarian alam dan seisinya tetap terjaga.”
Didirikan di tahun 1991, Yayasan BOS bekerja untuk menyelamatkan orangutan di Kalimantan terutama di Provinsi Kalimantan Tengah dan Timur dan memusatkan kegiatannya pada upaya-upaya penyelamatan, rehabilitasi, dan pelepasliaran, serta konservasi jangka panjang populasi orangutan dan habitat mereka. Setelah satu dekade tidak berhasil melepasliarkan orangutan ke hutan alami, Yayasan BOS berhasil mengatasi masalah utama tersebut dengan mendapatkan ijin pengelolaan satu kawasan hutan dan segera melanjutkan program pelepasliaran orangutan di tahun 2012. Sejak itu, Yayasan BOS telah melepasliarkan 301 orangutan kembali ke hutan-hutan Kalimantan. Yayasan BOS bekerja bersama pemerintah Republik Indonesia, masyarakat setempat, pelaku bisnis, dan berbagai organisasi konservasi dari seluruh dunia.
Kontak:
Puja Utama
Kasubdit Pengawetan Jenis
email: utamapuja@gmail.com
Mobile: 08127963755
Paulina Laurensia Ela
Spesialis Komunikasi
Email: pauline@orangutan.or.id
Mobile: +62 813 4733 7003
*****************
Catatan Editor:
TENTANG BOS FOUNDATION (YAYASAN BOS)
Didirikan pada 1991, Yayasan BOS adalah sebuah organisasi non-profit Indonesia yang didedikasikan untuk konservasi orangutan Borneo dan habitatnya, bekerja sama dengan masyarakat setempat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dan organisasi mitra internasional.
Yayasan BOS saat ini merawat sekitar 650 orangutan dengan dukungan 440 karyawan yang berdedikasi tinggi, serta juga para ahli di bidang primata, keanekaragaman hayati, ekologi, rehabilitasi hutan, agroforestri, pemberdayaan masyarakat, komunikasi, edukasi, dan kesehatan orangutan. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.orangutan.or.id.
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0