Lima Kawasan Konservasi di Papua Target Efektivitas Pengelolaan Sampai Dengan Tahun 2019

Rabu, 16 Agustus 2017

Jayapura, 14-15 Agustus 2017.  Balai Besar KSDA Papua bekerjasama dengan USAID-Lestari lanskap Cycloop melaksanakan kegiatan Self Assesment METT, yang melibatkan pemerintah daerah dan masyarakat adat.  Kegiatan ini merupakan evaluasi terhadap efektivitas pengelolaan 5 (lima) kawasan konservasi yang menjadi target Direktorat Jenderal KSDAE di Provinsi papua dengan menggunakan metode METT (Management Effectiveness Tracking Tool).  Adapun kawasan konservasi yang dinilai tersebut adalah :

  1. CA Pegunungan Cycloop
  2. CA Pegunungan Yapen Tengah
  3. CA Tanjung Wiay
  4. TWA Teluk Youtefa
  5. TWA Nabire

Penilaian efektivitas pengelolaan kawasan konservasi yang dilakukan merupakan lanjutan penilaian awal yang telah dilakukan sebelumnya dan telah ditetapkan nilainya oleh Direktorat Kawasan Konservasi.  Lima kawasan ini merupakan kawasan target di Papua yang perlu dilakukan peningkatan efektivitas pengelolaannya sampai dengan tahun 2019, hasil penilaian ini nantinya akan sangat membantu dalam meningkatkan pengelolaan kawasan, serta memberikan kesempatan kepada para pihak dari masing-masing kawasan untuk dapat mengembangkan program konservasi prioritas sesuai kebutuhan kawasan.

Penilaian efektivitas ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Direktur Jenderal KSDAE Nomor : SK. 357/KSDAE-SET/2015 tentang penetapan nilai awal efeltivitas pengelolaan kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Taman Buru sekaligus untuk mendukung pencapaian indikator kinerja program KSDAE minimal 70 persen nilai indeks efektivitas pengelolaan kawasan konservasi.

Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 14 – 15 Agustus 2017 bertempat di Hotel Horison Jayapura yang berkesempatan dipimpin langsung oleh Kepala Balai Besar KSDA Papua, Ir. Timbul Batubara, M.Sc, dan dihadiri oleh pejabat eselon III, IV dan pejabat fungsional Balai Besar KSDA Papua, Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Papua, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten dan Kota Jayapura, Dinas Pariwisata Kota Jayapura dan Kab. Nabire, Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Bappeda Provinsi Papua, Bappeda Kota Jayapura, Bappeda Kab. Jayapura, Yapen, Nabire, BPMK Kab. Jayapura, USAID-Lestari dan Lembaga Masyarakat Adat.

Dalam sambutannya, Kepala Balai Besar KSDA Papua, Ir. Timbul Batubara, M.Sc memberikan pemahaman bahwa menjaga sumber daya alam yang penting merupakan salah satu mandat dari pengelolaan kawasan konservasi.  Untuk itu perlu terus dilakukan pemantauan terhadap kondisi pengelolaan kawasan konservasi yang ada.  Hal ini selain untuk memastikan kawasan dikelola sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan juga sebagai alat untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada”.

Proses penilaian efektifitas pengelolaan kawasan dilakukan oleh seluruh peserta dengan pendampingan / fasilitator dari Universitas Cenderawasih, Prihananto Setiadi, ST.,MT dan Munawir Kholis dari USAID-Lestari. Penilaian efektifitas menggunakan metode METT (Management Effectiveness Tracking Tool) yang dilakukan terhadap beberapa aspek, meliputi aspek konteks, perencanaan, input, proses, output dan outcome.

Dari hasil penilaian efektifitas pengelolaan kawasan yang dilakukan selama 2 (dua) hari maka menghasilkan nilai efektivitas :

No

Nama Kawasan

Perbandingan

2015

2017

1.                

CA Pegunungan Cycloop

43

68

2.                

CA Pegunungan Yapen Tengah

37

46

3.                

CA Tanjung Wiyai

28

52

4.                

TWA Teluk Youtefa

34

56

5.                

TWA Nabire

37

55

Dalam penjelasannya Kepala Balai Besar KSDA Papua, Ir. Timbul Batubara, M.Sc bahwa melalui kegiatan penilaian efektifitas pengelolaan kawasan dengan metode METT diharapkan hasilnya nanti dapat digunakan mengeindentifikasi persoalan dalam kawasan beserta merencanakan strategi dan langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan kawasan konservasi, sehingga efektivitas pengelolaan di lima kawasan konservasi mencapai skor 70 %di tahun 2019.

Demikian pula menurut koordinator USAID-Lestari Papua, Pascalina Rahawarin mengatakan bahwa kegiatan yang melibatkan stake holder di Kabupaten dan kota ini bertujuan untuk menilai efektivitas pengelolaan terkini di lima kawasan konservasi prioritas di Papua dan METT merupakan salah satu alat evaluasi yang dapat digunakan oleh pihak pengelola kawasan konservasi untuk menilai secara assesment dan mendapatkan input dari pihak terkait untuk kinerja pengelolaan.

Sumber Info : Balai Besar KSDA Papua

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini