Seruan Aksi Nyata Nilai Penting Lahan Basah

Kamis, 23 Februari 2023

Simpang Tanjung Jabung Timur, 23 Februari 2023 - Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day/ WWD) yang diperingati tanggal 2 Februari setiap tahunnya, tahun ini peringatannya diselenggarakan di Resort Simpang, Taman Nasional (TN) Berbak Sembilang, Tanjung Jabung Timur, Kamis (23/2). Tema global yang diusung di peringatan Hari Lahan Basah Sedunia tahun 2023 adalah “it’s time for wetland restoration. Peringatan ini juga sebagai bentuk kampanye untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang lahan basah dan bagaimana dapat berkontribusi untuk memulihkannya melalui aksi sadar, menyerukan ajakan dan berani beraksi.

Sebagai salah satu negara yang telah meratifikasi Konvensi Ramsar, Pemerintah Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK selaku Administrative Authority Ramsar Indonesia, peringatan ini sebagai bentuk sosialisasi nilai penting lahan basah kepada seluruh stakeholder terkait. Selain itu, juga mendorong upaya konservasi dan pemanfaatan lahan basah secara bijaksana melalui aksi nasional dan kerjasama internasional untuk mewujudkan pembangunan secara berkelanjutan di seluruh dunia.

Peringatan Hari Lahan Basah tahun ini dilaksanakan melalui beberapa rangkaian kegiatan antara lain penanaman pada ekosistem lahan basah yaitu Shorea balangeran sebanyak 15 bibit dan Cerbera manghas (15 bibit) dan pelepasliaran satwa yaitu  Ungko (Hylobates agilis 1 ekor), Siamang (Symphalangus syndactylus 1 ekor), Simpai (Presbytis melalophos 1 ekor),  Kukang Sumatera (Nycticebus coucang 1 ekor), Jalak Kerbau (Acridotheres javanicus 20 ekor) di Resort Sungai Rambut, TN Berbak dan Sembilang, kemudian dilanjutkan dialog/sarasehan dengan pembicara Bupati Tanjung Jabung Timur, Direktur Bina Pengelolaan dan Pemulihan Ekosistem, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi serta Kepala Balai TN Berbak Sembilang.

Luas lahan basah dunia diperkirakan mencapai ± 1200 juta ha atau lebih dari 6% dari luas total permukaan bumi, dan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki ekosistem lahan basah terluas di Asia, setelah China, dengan luas lahan basah sekitar ± 40,5 juta Ha, atau sekitar 20% dari luas kawasan Indonesia.

Direktur Bina Pengelolaan dan Pemulihan Ekosistem, Dr. Ir. Ammy Nurwati, M.M.  menyampaikan bahwa Lahan basah berpotensi sebagai gudang karbon yang sangat besar, namun lahan basah juga berpotensi melepaskan karbon untuk itu mari kita semua terlibat dalam aksi nyata dalam upaya restorasi lahan basah di Indonesia (23/02).

Pada kesempatan yang sama, Bupati Tanjung Jabung (Tanajabung) Timur yang diwakili Setda Kabupaten Tanajabung Timur, Sapril, S.IP juga menyampaikan bahwa “Kami akan turut berpartipasi menjaga lingkungan dari emisi karbon dan kami berkomitmen untuk terus menjadi bagian dari paru - paru dunia serta terus bekerjasama dengan pihak terkait dalam upaya restorasi lahan basah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada khususnya”.

Kabupten Tanjung Jabung Timur dan Kota Surabaya merupakan wilayah yang telah menerima anugerah sebagai Kabupten yang peduli terhadap lahan basah dan telah terakreditasi oleh Sekretariat Konvensi Ramsar sebagai Wetland City Accreditation (WCA). Penghargaan tersebut diterima Bupati Tanjung Jabung Timur dan Walikota Surabaya pada COP 14 di Jenewa Swiss pada 10 November 2022.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Balai Taman Nasional Berbak-Sembilang bahwa Taman Nasional Berbak-Sembilang sebagai salah satu Situs Ramsar melalui kegiatan pemulihan ekosistem tahun 2023 seluas 215.54 ha diharapkan dapat menjadi kontribusi nyata dalam upaya konservasi lahan basah di Indonesia.

Direktorat Jenderal KSDAE berharap dari kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lahan basah, meningkatkan peran aktif Pemerintah Daerah dan para pihak dalam bidang konservasi lahan basah, serta dapat merekomendasikan gagasan atau kebijakan-kebijakan baru untuk perlindungan ekosistem lahan basah Indonesia yang lestari dan berkelanjutan.  

Sumber: Direktorat Bina Pengelolaan dan Pemulihan Ekosistem

 

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini