Melestarikan Mangrove Untuk Indonesia Yang Lestari

Senin, 12 Desember 2022

Jakarta, 10 Desember 2022–  Mangrove, benteng terakhir wilayah pesisir. Meski berada di wilayah perkotaan, bukan berarti warga urban tidak memiliki andil dalam menjaga ekosistem mangrove. Untuk meningkatkan kesadaran bersama tentang pelestarian mangrove, BKSDA Jakarta bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dan HSBC Indonesia, menggelar acara penyadartahuan dengan tema “Melestarikan Mangrove untuk Indonesia yang Lestari”, yang diikuti oleh karyawan dan manajemen HSBC Indonesia, pada 10 Desember 2022 di Suaka Margasatwa Muara Angke, Jakarta Utara. Dalam kesempatan ini dilakukan diskusi interaktif, penanaman 100 bibit mangrove, pembersihan tumbuhan invasif eceng gondok, pembibitan mangrove, dan pengumuman pemenang lomba “Mangrove Photography Competition 2022" serta membersihkan sampah.

Kawasan Suaka Margasatwa (SM) Muara Angke di Jakarta Utara, dengan luas 25,02 hektare merupakan suaka margasatwa terkecil di Indonesia, yang menjadi kawasan penting sebagai penyangga kehidupan kota Jakarta. “Bagi masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya, SM Muara Angke yang menjadi rumah bagi 8 spesies mangrove sejati, yaitu avicennia marina, bruguiera gymnorrhiza, nypa fruticans, rhizophora apiculata, rhizophora mucronata, sonneratia caseolaris, acrosticum aureum, dan excoecaria agallocha. Mangrove berperan sebagai penyumbang O2, penyerap CO2, pengatur hidrologi, penyerap polutan, keindahan bentang alam, dan penyedia keanekaragaman hayati,” jelas Kepala BKSDA Jakarta Abdul Kodir, selaku pengelola kawasan SM Muara Angke. Abdul Kodir menambahkan bahwa kawasan SM Muara Angke juga merupakan salah satu ekosistem mangrove yang masih tersisa di Jakarta serta habitat bagi aneka fauna seperti buaya air asin, kadal, monyet ekor panjang, ular, serta menjadi daerah penting bagi burung di Jawa.

Pengelolaan dan restorasi mangrove secara terpadu sangat penting dan perlu dukungan semua pihak, termasuk sektor swasta. Terkait dengan hal tersebut, HSBC Indonesia pada tahun 2021 bergabung dalam kemitraan Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA) untuk mendukung penguatan fungsi ekosistem mangrove di Indonesia, khususnya di SM Muara Angke; Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan; dan Kabupaten Bengkalis, Riau. MERA merupakan platfom nasional multipemangku kepentingan yang digagas oleh YKAN untuk mengurangi kerentanan masyarakat pesisir, menjaga sumber daya dan aset alam, serta mendukung upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan berbasis kajian ilmiah.

Francois de Maricourt, selaku Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia, mengatakan, “Sejalan dengan komitmen kami dalam mendukung Indonesia melestarikan alam, kami senantiasa aktif menjaga keanekaragaman hayati, salah satunya dengan mendukung pelestarian hutan mangrove, serta berbagai spesies di dalamnya. Kerja sama HSBC dengan YKAN melalui MERA untuk mendorong fungsi Suaka Margasatwa Muara Angke sebagai pusat edukasi lingkungan dan restorasi ekosistem mangrove di Jakarta ini merupakan bagian dari komitmen HSBC dalam berkolaborasi bersama Pemerintah dan komunitas di Indonesia. Harapan kami program ini dapat berkontribusi terhadap upaya mitigasi perubahan iklim.”  

Indonesia memiliki ekosistem mangrove terbesar di dunia dengan luas mencapai 3,36 juta hektar (KLHK, 2021). Luasan tersebut merupakan 23% dari total mangrove dunia yang mampu menyimpan karbon hingga sepertiga dari seluruh karbon yang tersimpan dalam ekosistem pesisir di dunia.

“Jika dikelola dengan cara yang efektif dan berkelanjutan, mangrove dapat menjadi sumber pendapatan, memberi perlindungan, dan makanan yang dapat diandalkan untuk penduduk setempat, serta berkontribusi pada ketahanan pangan dan sosial, dan akhirnya, berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi negara-negara di mana mangrove berada. Mengingat besarnya peran, fungsi, dan manfaat dari ekosistem hutan mangrove, adalah kewajiban kita untuk selalu peduli dan menjaga kelangsungan hutan mangrove,” terang Direktur Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman.

Ekosistem mangrove juga memiliki kaitan yang erat terhadap perubahan iklim. Keberadaan mangrove yang sehat di kawasan pesisir dapat meningkatkan ketahanan masyarakat pesisir terhadap perubahan iklim serta meminimalisasi dampak bencana alam, seperti tsunami, badai, dan gelombang laut. Peranan Indonesia dalam upaya mitigasi perubahan iklim secara global amat besar, sehingga melindungi dan merestorasi ekosistem mangrove merupakan langkah penting yang harus segera dilakukan secara bersama-sama.

Sumber : Balai KSDA Jakarta

Call Center Balai KSDA Jakarta 081289643727

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini