Kekerasan Sesama Gajah, BBKSDA Sumut Nekropsi Kematian 2 Ekor Gajah

Senin, 18 April 2022

Tim medis sedang melakukan nekropsi

Aras Napal, 16 April 2022. Bermula pada Minggu 10 April 2022,  petugas menerima adanya laporan bangkai 1 ekor satwa liar Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrae) di perkebunan jeruk milik masyarakat (sdr. Hutapea) di Dusun Aras Napal Kanan, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat. Keberadaan bangkai gajah ini pertama kali dilaporkan oleh pemancing ikan yang melaporkan kepada petugas Resort Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan meneruskannya kepada Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Stabat Balai Besar KSDA Sumatera Utara (BBKSDA Sumut).

Pada saat pengecekan lokasi, petugas Resort KSDA Aras Napal 242, menemukan bangkai gajah dewasa, jenis kelamin betina dengan kondisi sudah mulai membusuk. Pada tubuhnya ditemukan banyak luka bekas tusukan dengan usus terburai dan Caling sudah tidak ditemukan lagi.

Pada tanggal 13 April 2022 telah dilakukan penanganan tindak lanjut dengan melakukan  pengumpulan data dan informasi di tempat kejadian serta melakukan nekropsi atas cadaver gajah. Penanganan dilakukan oleh tim dari Seksi Konservasi Wilayah  II Stabat bersama dengan lembaga mitra Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Center (YOSL-OIC), Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, dan tim medis Balai Besar KSDA Sumatera Utara serta dari YOSL-OIC.

Berdasarkan hasil pengamatan tim medis pada saat dilakukan nekropsi ditemukan adanya luka tusukan benda tumpul di thorax dan abdomen, vulnusscissum (luka sayatan) benda tajam di caling, memar pada otot (rusuk kanan), luka pada kaki kanan, serta adanya luka benda tumpul pada abdomen yang mengakibatkan pendarahan pada organ bagian dalam sehingga menyebabkan kehilangan banyak darah sampai akhirnya mati.

Sedangkan dari hasil pengumpulan data di lokasi dan laporan nekropsi tim medis, Tim menarik kesimpulan berupa hipotesa : lokasi ditemukannya bangkai gajah merupakan jalur jelajah satwa gajah dengan status HPT tapi telah dikonversi menjadi perkebunan masyarakat ; gajah mati akibat kehabisan darah dan luka organ dalam akibat tusukan benda tumpul di bagian dada dan perut. Bekas tusukan identik dengan bekas tusukan gading jantan dewasa ; gajah betina didatangi oleh gajah jantan yang sedang masa musth kemudian menyerang dan memaksa untuk kawin, namun gajah betina yang tidak dalam periode estrus atau belum siap untuk kawin melakukan perlawanan sehingga akhirnya menyebabkan kematian gajah betina; sehari setelah mati, ada masyarakat yang menemukan cadavernya di perladangan dan berupaya mengambil caling dengan menggunakan benda tajam. Terlihat bekas sayatan pada otot pengikat  caling dan caling dipotong dengan terburu-buru sehingga sebagian besar masih tertinggal pada ototnya. Sedangkan caling sebelah kanan masih berada utuh di tubuh gajah.

Selanjutnya petugas juga melakukan penguburan cadaver gajah di tempat kejadian dengan menggali kuburan sedalam 2 meter yang dibantu oleh masyarakat setempat. Selain itu juga, dilakukan pengambilan sample berupa isi lambung dan bagian lambung untuk dilakukan uji toksik ke laboratorium.

Penguburan cadaver gajah

Pada saat petugas melakukan pengecekan lokasi penemuan gajah mati, diperoleh informasi dari masyarakat bahwa di lokasi lain juga ditemukan kerangka gajah. Kemudian pada Selasa 12 April 2022, Tim Seksi Konservasi Wilayah II Stabat bersama dengan lembaga mitra YOSL-OIC melakukan identifikasi untuk memastikan kejadian. Lokasi berada di dalam kawasan areal 242 Aras Napal yang merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang dikelola oleh Balai Besar KSDA Sumatera Utara, dengan tutupan berupa hutan tropis dan memiliki keragaman hayati yang cukup tinggi.

Areal 242 Aras Napal juga merupakan rumah bagi 3 satwa key species, yaitu : Orangutan Sumatera (Pongo abelii), Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrae). Terdapat juga berbagai satwa eksotik lainnya, seperti : Rangkong Badak, Kukang, Trenggiling, Beruang Madu, Baning, Elang Brontok, Elang Gunung dan berbagai jenis burung lainnya.

Pada saat dilakukan identifikasi, temuan cadaver gajah sudah membusuk dan hanya menyisahkan tulang belulang yang berserakan pada radius 5 meter dari kerangka kepala. Lokasi temuan masih menyisakan bau busuk yang sangat menyengat dan masih dipenuhi oleh larva lalat dan belatung.

Hasil identifikasi forensik, gajah diperkirakan masih remaja dan berjenis kelamin betina. Tidak ditemukan caling di lokasi kejadian. Pada tengkorak kepala ditemukan beberapa bekas retakan. Hipotesa tim medis, penyebab retakan pada tengkorak kepala adalah akibat dari benturan benda tumpul yang sangat kuat diduga dari gading jantan dewasa.

Kerangka gajah yang ditemukan di areal 242 Aras Napal

Terhadap sisa bangkai tidak dapat lagi dilakukan uji sampel sehingga berdasarkan pengamatan forensik dari sisa kerangka, diduga penyebab kematian adalah akibat serangan gajah jantan dewasa.

Terhadap penemuan 2 gajah yang mati ini, menurut hipotesa tim medis disimpulkan penyebabnya adalah murni karena perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sesama gajah, dan bukan karena perbuatan maupun tindakan manusia.

Sumber : Herbert BP. Aritonang, S.Sos., MH.,-Kepala SKW II Stabat, BBKSDA Sumut

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini