Memantau Tren Populasi Kakatua Kecil Jambul Kuning di Pulau Bero dan Kampung Kerora

Selasa, 29 Maret 2022

Labuan Bajo, 29 Maret 2022. Ranger Balai Taman Nasional Komodo konsisten melaksanakan kegiatan monitoring burung kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea occidentalis) di kawasan Taman Nasional Komodo, termasuk di Pulau Bero dan Kampung Kerora. Kedua lokasi ini masuk ke dalam wilayah kerja Resort Kampung Kerora Seksi Pengelolaan Taman Nasional  (SPTN) Wilayah I Balai Taman Nasional Komodo dan merupakan habitat penting bagi keberlangsungan hidup koloni burung kakatua kecil jambul kuning di Indonesia.

Kegiatan monitoring kakatua kecil jambul kuning di Pulau Bero dan Kampung Kerora dilaksanakan mulai tanggal 13 – 19 Maret 2022. Kegiatan ini dikoordinir oleh Kepala Resort Kampung Kerora (Tarsan) dengan didampingi oleh Pengendali Ekosistem Hutan Mahir (Ande Kefi), Pengendali Ekosistem Hutan Terampil (Petrus Cornelius Paulus Laa), Tenaga GIS (Thomas David Carvallo), Tenaga Pengamanan Hutan Resort Kampung Kerora (Alwi, Leonardus Hendra Liu, dan Lukas Hana), Tenaga Pengamanan Hutan Resort Loh Baru (Faustino Abi Septano Parera), Tenaga Pengamanan Hutan Resort Gili Lawa (Gabriel Guan), Tenaga Pengamanan Hutan Resort Kampung Komodo (Stefanus Jalak), Tenaga Pengamanan Hutan Resort Loh Liang (Maksimianus Pamur), Tenaga Pengaman Hutan Resort Papagarang (Rafael A. Putra), Tenaga Pengamanan Hutan Resort Padar Selatan (Damianus A. Teda), Tenaga Pembantu Pengelolah Data Pelayanan (Wedny H. Lassa), dan Tenaga Pembantu Penata Administrasi Keuangan PNBP (Sahrudin)

Masing-masing lokus pengamatan memiliki tiga titik pemantauan. Metode pemantauan yang digunakan adalah vantage point yaitu dengan mengamati satwa tertentu dari puncak ketinggian di sekitar habitat koloni kakatua kecil jambul kuning berada. Metode ini konsisten digunakan oleh ranger Balai Taman Nasional Komodo secara kontinyu karena memiliki kesesuaian kerja dengan topografi ekosistem yang ada di dalam kawasan Taman Nasional Komodo dan mampu menghasilkan data observasi akurat setiap tahunnya, khususnya bagi satwa aves.

Tim juga turut melibatkan awak media swasta untuk meliput aktivitas monitoring secara langsung di tingkat tapak. Media yang dilibatkan diantaranya adalah media TV One dan Sea Today. Pelibatan awak media pada kegiatan pengelolaan adalah salah satu bentuk kolaborasi yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional Komodo sebagai upaya untuk memperluas informasi edukasi bagi publik. Tim berharap agar awak media dapat membantu Balai Taman Nasional Komodo mempublikasikan potensi flora dan fauna agar masyarakat semakin memiliki kecintaan terhadap lingkungan dan paham bagaimana para jagawana bekerja aktif di alam.

Pulau Bero dan Kampung Kerora memiliki ekosistem mangrove yang sehat dan lebat. Ekosistem mangrove menyediakan tempat tinggal (shelter) dan merupakan sumber pakan bagi kakatua kecil jambul kuning. Beberapa jenis tumbuhan yang buahnya menjadi dikonsumsi oleh kakatua berwarna putih ini antara lain: mangrove jenis Rhizopora sp. dan Xilocarphus sp., asam jawa (Tamarindus indica), dan kapuk (Ceiba pentandra). Selain itu, kakatua kecil jambul kuning juga memakan daun/pucuk yang masih muda.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengulangan, diketahui setidaknya terdapat 105 individu burung kakatua kecil jambul kuning di Pulau Bero. Dugaan populasi ini meningkat sebesar 0,25% dari tahun 2021. Pulau Bero memiliki tingkat kepadatan dan kelimpahan mangrove yang tinggi sehingga ketersediaan pohon pakan dan pohon tidur bagi kakatua kecil jambul kuning turut melimpah. Hal ini juga dipercaya membuat koloni kakatua kecil jambul kuning lebih merasa nyaman untuk mendiami pulau kecil ini sebagai habitat utama bagi koloninya.

Dugaan populasi kakatua kecil jambul kuning di Kampung Kerora hanya dijumpai 13 ekor. Dugaan populasi ini tidak berbeda dengan temuan pada tahun 2021. Tim menduga bahwa koloni kakatua kecil jambul kuning di Kampung Kerora hanya menjadikan wilayah ini sebagai tempat persinggahan saja.

Tim berharap agar masyarakat juga turut melestarikan populasi kakatua kecil jambul kuning di Indonesia dengan mempelajarinya dan tidak menjadikannya sebagai hewan peliharaan. Diketahui bahwa kakatua kecil jambul kuning tergolong ke dalam kelompok satwa dengan status “Critically Endangered” berdasarkan IUCN Red List of Threatened Species.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penanggungjawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo - Lukita Awang Nistyantara, S.Hut., M.Si. (+6285215959862)

Penulis Berita: Pengendali Ekosistem Hutan Mahir - Ande Kefi, S.ST. (+6282242707977)

Penyunting Berita: Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama - Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. (+6281310300678)

Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo (+6282145675612)

 

 

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini