Wamen KLHK Resmikan Pusat Penyelamatan Satwa di Besitang

Jumat, 14 Januari 2022

Wakil Menteri KLHK, Alue Dohong menandatangani prasasti peresmian Pusat Penyelamatan Orangutan, Beruang, dan Primata Dilindungi Lainnya

Besitang, 13 Januari 2022. Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan  Kehutanan Republik Indonesia, Bapak Alue Dohong, Phd., meresmikan  Pusat Penyelamatan Orangutan, Beruang, dan Primata Dilindungi Lainnya di Dusun Pante Buaya, Desa Bukit Mas, Kecamatan  Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Rabu, 12/1). Peresmian ini dilakukan pada kunjungan kerja beliau selama dua hari di Sumatera Utara, Rabu s.d Kamis (12 s.d 13 Januari 2022).

Penyelamatan Orangutan, Beruang, dan Primata Dilindungi Lainnya ini didirikan pada tahun 2020, merupakan kerjasama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, BKSDA Aceh, Yayasan Orangutan Sumatera Lestari – Orangutan Information Centre (YOSL-OIC). Misi yang diusung adalah menampung, merehabilitasi serta berupaya melepasliarkan kembali satwa liar milik negara ke habitat alaminya. Misi ini tidak hanya di Sumatera Utara tetapi juga akan mendukung upaya penyelamatan satwa di Aceh.

Pusat penyelamatan ini memiliki 8 staff yang terdiri dari 2 manager, 1 dokter hewan, 1 ahli biologi, 1 head keeper dan 3 animal keeper. Semua staf menjalani pemeriksaan medis sebelum mereka mulai bekerja, untuk memastikan tidak ada penyakit menular dari satwa ke manusia atau sebaliknya (Zoonosis).

Selain itu, beberapa staf telah menjalani training selama 3 bulan di Pusat Rehabilitasi Orangutan (BORA) di Berau, Kalimantan Timur sehingga telah memiliki pengalaman dan kapasitas dalam perawatan satwa. Ada juga yang mengikuti training di Javan Gibbon Centre di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.

Wamen KLHK memperhatikan satwa yang berada di kandang pemeliharaan

Di lokasi ini sudah mulai menerima satwa sejak tahun 2021, memiliki fasilitas memadai sebagai pusat penyelamatan satwa, terdiri dari kandang klinik/karantina, berbagai jenis kandang untuk primate dan beruang, dan peralatan medis yang lengkap untuk mendukung misi penyelamatan satwa. Semua satwa berasal dari titipan Balai Besar KSDA Sumatera Utara, dan saat ini pusat penyelamatan meawat 4 Owa ungko (Hylobates agilis), 1 Owa sarudung (Hylobates lar), 14 Siamang (Symphalangus syndactylus), 2 Orangutan (Pongo abelii), 1 Beruang Madu (Helarctos malayanus).

Dalam arahannya Wakil Menteri LHK menyampaikan, bahwa keanekaragaman hayati sebagai kekayaan bangsa, pengelolaannya dimandatkan kepada Negara dan pemerintah untuk kepentingan seluruh masyarakat.

"Konservasi tidak bisa dilakukan atau bekerja sendiri, harus dilakukan bersinergi dengan para pihak. Pemerintah sangat terbantu dengan filling the gap  oleh para pihak, dan dibutuhkan harmonisasi antara manusia dengan satwa liar agar tidak terjadi konflik yang menyebabkan kerugian,” ujar Alue Dohong.

Alue Dohong juga berharap apa yang telah dibuat mitra kerja Balai Besar KSDA Sumatera Utara, dalam hal ini YOSL-OIC melalui Penyelamatan Orangutan, Beruang, dan Primata Dilindungi Lainnya ini dapat berkontribusi pada konservasi yang ada di Indonesia dan memberikan manfaat pada masyarakat.

Wamen KLHK menanam pohon di pusat penyelamatan

Rangkaian dari kegiatan presmian ini adalah penandatanganan prasasti dan penguntingan pita oleh Wamen Kementerian LHK, penanaman pohon serta peninjauan beberapa kandang satwa yang ada di lokasi Penyelamatan Orangutan, Beruang, dan Primata Dilindungi Lainnya oleh Wamen LHK diikuti tamu dan undangan

Peresmian ini dihadiri Direktur KKH, Plt. Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, Kepala Dinas Lingkunan Hidup Provinsi Sumatera Utara, Kepala-kepala UPT lingkup Kementerian LHK Sumatera Utara serta tamu dan undangan lainnya.

Sumber : Balai Besar KSDA Sumatera Utara

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini