Claudio dan Samice, Peraih Medali Emas PON XX Dukung Pelestarian Satwa Liar Endemik Papua

Senin, 18 Oktober 2021

Jayapura - 17 Oktober 2021. Momentum pelepasliaran satwa yang diselenggarakan Balai Besar KSDA Papua kali ini tampak istimewa dengan kehadiran Claudio F. Nenobesi dan Samice Juvita Kerlin Mou. Keduanya merupakan atlet kontingen Papua peraih medali emas pada PON XX dari cabang olahraga karate. Selain itu, Ketua Umum Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Provinsi Papua, serta sejumlah pelatih dan atlet karate lainnya juga turut hadir. Mereka sangat mendukung upaya pelestarian keanekaragaman hayati, khususnya satwa liar endemik Papua.

Claudio maupun Samice menyatakan hal senada, bahwa menghadiri pelepasliaran satwa di Hutan Adat Isyo, Kampung Rhepang Muaif, Distrik Nimbokrang, ini merupakan kesempatan yang sangat berharga.

“Pengalaman yang luar biasa, ini pertama kali saya hadir dan mendukung kegiatan pelepasliaran satwa. Semoga ke depan satwa-satwa endemik Papua semakin terjaga,” kata Claudio.

Sementara itu Samice menyampaikan ungkapan singkat, tetapi penuh makna tentang kelestarian dan kesejahteraan satwa. “Senang bisa secara langsung melihat cenderawasih terbang bebas di alam.”  

Di antara satwa yang dilepasliarkan pada Minggu (17/10) memang terdapat satu ekor cenderawasih kuning kecil (Paradisaea minor). Satwa lainnya adalah dua ekor kakatua koki (Cacatua galerita), dan sembilan ekor kasturi kepala hitam (Lorius lory). Semuanya termasuk dalam daftar satwa yang dilindungi undang-undang, berstatus Least Concern (risiko rendah) dalam IUCN Redlist, dan termasuk appendix II CITES.

Pada kesempatan ini, Pengelola Hutan Adat Isyo, Alex Waisimon, mengungkapkan rasa gembiranya karena banyak anak muda yang terlibat menjaga keseimbangan alam. Alex menyampaikan filosofi konservasi menurut masyarakat adat di Rhepang Muaif dan sekitarnya, yang diucapkan dalam bahasa Genyem, temung tey temung frip. Secara umum filosofi tersebut membawa pesan agar kita mengambil secukupnya dari alam, sementara yang lain ditinggalkan untuk dinikmati anak cucu.     

Pada kesempatan ini, Kepala Balai Besar KSDA Papua, Edward Sembiring, menyampaikan rasa syukur atas keterlibatan lebih banyak pihak dalam mendukung konservasi alam. Ia mengatakan, “Adik-adik atlet ini publik figur, sosok-sosok muda yang berprestasi mengharumkan tanah Papua. Dukungan mereka terhadap kegiatan pelepasliaran satwa ini semoga menjadi inspirasi bagi masyarakat luas, terutama kalangan generasi muda, untuk lebih peduli terhadap kelestarian keanekaragaman hayati di Papua.”

Lebih lanjut Edward juga menyampaikan terima kasih kepada PB PON XX, yang telah bekerja sama dalam pengawasan dan pengendalian peredaran satwa liar endemik Papua selama pekan olahraga berskala nasional itu berlangsung. Terbukti dalam upacara pembukaan dan penutupan PON XX. yang digelar secara megah dan khidmat, bebas dari penggunaan aksesoris atau atribut berbahan satwa endemik Papua yang dilindungi undang-undang.

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Indra Exploitasia, mengapresiasi upaya yang terus dilakukan oleh BBKSDA Papua dalam menyelamatkan kekayaan alam. Salah satu upaya tersebut diwujudkan dalam kegiatan pelepasliaran satwa endemik Papua ke habitat alaminya.

“Negara sebagai pemilik keanekaragaman hayati, termasuk tumbuhan dan satwa liar, dapat bekerja sama dengan masyarakat dalam melakukan konservasi keanekaragaman hayati. Kami menyampaikan terima kasih kepada masyarakat adat di Kampung Rhepang Muaif, yang aktif mendukung pemerintah dalam melindungi dan melestarikan satwa liar. Semoga burung-burung tersebut berkembang biak dan lestari di habitatnya, serta terus berkicau menyemarakkan Hutan Adat Isyo,” ungkap Indra.(dd)

Sumber : Balai Besar KSDA Papua

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini