Kamis, 07 Oktober 2021
Palu, 5 Oktober 2021. Memperingati HUT Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) ke-28 pada 5 Oktober 2021 ini, Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (BBTNLL) mengadakan serangkaian kegiatan. Rangkaian kegiatan HUT TNLL ke-28 ini dimulai beberapa hari sebelumnya dengan aksi bakti sosial dari Dharma Wanita BBTNLL berupa penyerahan bantuan peralatan kepada Kelompok Sari Kelapa di Desa Kadidia dan penanaman pohon oleh segenap personil dan masyarakat di area pemandian air panas Resort Kadidia dan wilayah sekitar Kantor Bidang Pengeloaan Taman Nasional Wilayah (BPTNW) III Poso.
Kemudian dilaksanakan acara webinar yang bertemakan refleksi pengelolaan TNLL ke-28 dan pemberian penghargaan kepada insan-insan local champion yang memberikan kontribusi bagi pengelolaan TNLL. Sedangkan puncak acara kegiatan HUT TNLL ke-28 dipusatkan pada BPTNW I Saluki dengan kegiatan berupa release (pelepasliaran) burung maleo dan anggrek ke alam. Kegiatan release maleo dan anggrek ini diikuti oleh segenap personil BBTNLL, konsultan Forest Programme (FP) III Sulawesi, anggota Saka Wanabakti, Kelompok Pecinta Alam dan Mahasiswa Universitas Tadulako. Burung maleo yang di-release berjumlah 7 (tujuh) ekor yang dilepasliarkan ke habitatnya di kawasan Saluki, Desa Tuva, Kabupaten Sigi.
“Melalui kegiatan release ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah populasi burung maleo yang ada di TN Lore Lindu, khususnya kawasan Saluki sebagai salah satu lokasi penetasan burung maleo” ujar Jusman selaku Kepala Balai Besar. Jusman menambahkan, dengan release maleo ini menyatakan bahwa BBTNLL telah melaksanakan fungsi pengelolaannya berupa konservasi keanekaragaman hayati burung maleo sebagai salah satu satwa endemik di Pulau sulawesi ini. Oleh karenanya, Jusman berpesan agar semua pihak untuk selalu berperan melindungi satwa maleo ini supaya terhindar dari kepunahan, karena burung maleo ini merupakan aset atau kebanggaan dari propinsi Sulawesi Tengah.
Selanjutnya, dilakukan penanaman bibit pohon di areal sekitar demplot pengembangbiakan maleo secara alami. Beberapa macam bibit pohon yang ditanam diantaranya jenis bambu dan kemiri. Pemilihan bibit ini disebabkan bambu dapat menahan erosi bagi lokasi demplot pengembangbiakan maleo dari Sungai Saluki dan buah kemiri sebagai salah satu pakan bagi burung maleo.
Sumber : Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0