Mahkota Cenderawasih Asli Bukan Souvenir PON

Rabu, 06 Oktober 2021

Jayapura – 05 Oktober 2021. Ingar bingar PON XX di Papua menyisakan cerita panjang tentang cenderawasih (Paradisaea sp), si burung surga, satwa endemik Papua yang dilindungi undang-undang. Sejauh ini telah banyak upaya pengawasan dan pengendalian peredaran cenderawasih diterapkan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua. Meski aral melintang dan kendala silih berganti, BBKSDA Papua tetap gigih melakukan upaya-upaya itu dengan semangat konservasi tanpa henti.

Pada gegap gempita PON XX, tim BBKSDA Papua mengupayakan pengawasan dan pengendalian peredaran cenderawasih dengan memasang spanduk berisi peringatan kepada semua pihak bahwa mahkota cenderawasih asli bukanlah souvenir PON. Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan, dan Pengawetan, Lusiana Dyah Ratnawati, menuturkan, “Rencana kami pasang 25 spanduk berukuran 244 x 122 cm. Lokasi pemasangan mencakup wilayah Kota dan Kabupaten Jayapura, termasuk di area Bandara Sentani, titik-titik strategis venue PON, juga di kantor BBKSDA Papua. Pemasangannya mulai tanggal 1 Oktober 2021, terus berlanjut, dan tuntas terpasang semua pada tanggal 5 Oktober 2021.”

Sementara itu, Pandu N. Septhiawan, selaku tim lapangan BBKSDA Papua melaporkan, pada prinsipnya panitia pelaksana masing-masing cabang olah raga sangat mendukung pemasangan spanduk tersebut. Mereka menyampaikan bahwa langkah ini sangat bagus sebagai upaya menjaga cenderawasih di alam. Harapannya, semua pihak yang terlibat dalam perhelatan PON XX lebih menyadari bahwa cenderawasih asli merupakan satwa dilindungi, sehingga tidak ada yang menjadikannya sebagai souvenir untuk dibawa pulang ke kampung halaman.

Secara pribadi, Pandu melihat kondisi di lapangan saat PON XX memang cukup rentan terhadap peredaran cenderawasih asli. “Menurut saya, memberikan peringatan bukan hanya kepada pedagang cenderawasih asli, tapi penting juga memberikan penekanan kepada masyarakat atau calon pembeli. Masyarakat jangan pernah lagi membeli mahkota cenderawasih asli. Ke depannya semoga tidak akan ada lagi penjualnya, karena tidak ada peminat,” ungkap Pandu.

Lebih jauh menyoal mahkota cenderawasih asli, tim media BBKSDA Papua sempat mewawancarai Sulaeman L. Hamzah, anggota Komisi IV DPR RI Dapil Papua, melalui telepon pada 20 September 2021. Sulaeman menegaskan, “Jangan memberikan mahkota cenderawasih asli kepada pejabat siapa pun yang datang ke Tanah Papua. Sambutan hangat boleh digelar, namun jangan sampai memberikan mahkota cenderawasih asli kepada mereka!” Sulaeman juga mengimbau agar dalam berbagai momentum, khususnya perhelatan PON XX, cukup menggunakan mahkota cenderawasih imitasi, jangan yang asli.

Kepala Balai Besar KSDA Papua, Edward Sembiring, menyampaikan terima kasih kepada PB PON XX yang tidak menggunakan mahkota cenderawasih asli saat upacara pembukaan PON XX di Papua, yang digelar dengan khidmat dan megah. Edward menyatakan, “Setiap upaya, sesederhana apa pun tetap kita coba lakukan. Saya percaya, adanya kontinuitas dalam memberikan peringatan atau imbauan kepada semua pihak, lambat laun akan menyentuh hati mereka untuk turut menjaga cenderawasih.” Sekali lagi, Edward menyampaikan pesan, mari menjaga satwa endemik Papua sebelum menjadi kenangan. (dd)

Sumber : Balai Besar KSDA Papua

Call Center : 0823 9770 9728          

 

    

      

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini