Senin, 30 Desember 2024 BBKSDA Papua
Ribuan telur labi-labi moncong babi (Carettochelys insculpta) di kediaman pelaku MKP yang diamankan Satuan Reserse Kriminal Polres Asmat pada Jumat. 13 Desember 2024. Foto: Dok. BBKSDA Papua.
Agats, 29 Desember 2024 – Pada ruang berdinding tripleks bercat kuning, ribuan telur labi-labi moncong babi (Carettochelys insculpta) tersusun rapi pada pasir. Banyak cangkang berserakan di sekitar telur, menandakan sebagian tukik telah menetas. Inilah awal penyelamatan labi-labi moncong babi di Asmat, Papua Selatan, pada akhir tahun 2024. Sampai berita ini dirilis, telur-telur tersebut terus mendapatkan penanganan intensif. Tukik-tukiknya menetas tidak dalam waktu bersamaan.
Fikri Al Mubarok, Pengendali Ekosistem Hutan pada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua, merinci jumlah keseluruhan telur pada mulanya 19.000 butir, diamankan di dua lokasi. Pada Jumat, (13/12/2024) Satuan Reserse Kriminal Polres Asmat mengamankan 9.000 butir telur serta 1.809 tukik di kediaman pelaku. Kemudian pada Sabtu, (14/12/2024) mereka kembali mengamankan 10.000 butir telur serta 1.385 tukik di kediaman pelaku yang berbeda. Aksi pengamanan tersebut dilaksanakan berdasarkan laporan masyarakat dan penyelidikan mendalam oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Asmat terhadap kedua pelaku.
Fikri menjelaskan, “Tukik-tukik ditampung di kantor Polres Asmat, sedangkan telur-telur tetap di TKP dan diberi garis polisi karena sudah dalam posisi siap menetas. Kami dari Seksi Konservasi Wilayah I BBKSDA Papua bersama dokter hewan dari Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian Kabupaten Asmat memantau secara rutin. Hampir setiap hari ada tukik yang menetas di dua TKP. Saat ini kami buatkan kolam di satu TKP karena tukik-tukik yang baru menetas harus segera dipindahkan ke air.”
Kondisi tukik labi-labi moncong babi (Carettochelys insculpta) yang baru menetas di kediaman pelaku MKP. Tukik dalam kondisi ini perlu segera dipindahkan ke air. Foto: Dok. BBKSDA Papua.
Menurut Fikri, situasi ini memerlukan dedikasi tersendiri. Demi menjunjung asas filosofis produk hukum tentang konservasi sumber daya alam, maka barang bukti berupa tukik yang berjumlah ribuan perlu dirawat sedemikian rupa dan dilepasliarkan sesegera mungkin. Ini demi mencegah kematian tukik yang terlalu banyak akibat kelebihan populasi di lokasi penampungan.
Pada Selasa, (28/12/2024) BBKSDA Papua bersama pihak-pihak terkait telah melepasliarkan 6.000 tukik hasil pengamanan tersbut. Lokasi lepas liar di Rawa Baki, Distrik Suator, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan. Namun, masih terdapat sekitar 1.000 tukik di penampungan kantor Polres Asmat, dan akan dilepasliarkan kemudian. Sementara telur yang belum menetas berjumlah sekitar 10.000 butir.
“Dari hasil pemeriksaan dokter hewan, semua tukik yang dilepaskan dalam kondisi sehat, dan dinyatakan siap kembali ke alam,” kata Fikri. Sementara pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan lepas liar, antara lain, kepolisian setempat, TNI, Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian Kabupaten Asmat, serta Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Asmat.
Suasana lepas liar 6.000 tukik labi-labi moncong babi (Carettochelys insculpta) di Rawa Baki, Distrik Suator, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan, pada Selasa, 28 Desember 2024. Foto: Dok. BBKSDA Papua.
Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BBKSDA Papua, Lusiana Dyah Ratnawati, menjelaskan bahwa saat ini pelaku diamankan di kantor Polres Asmat untuk proses lebih lanjut.
“Peristiwa ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita bersama. Kami berharap ini dapat menimbulkan efek jera sehingga tidak terjadi lagi tindak ilegal terhadap satwa liar Papua yang dilindungi undang-undang, khususnya labi-labi moncong babi,” ungkap Lusi.
Pada kesempatan ini, Kepala BBKSDA Papua, A.G. Martana, menyampaikan terima kasih kepada Polres Asmat yang telah bersinergi dalam penyelamatan satwa dilindungi, juga semua pihak yang terlibat dalam pengamanan ribuan tukik beserta telur labi-labi moncong babi.
“Peristiwa ini merupakan bagian dari pencapaian kita bersama. Kami memberikan apresiasi, khususnya kepada Polres Asmat, berbagai instansi terkait, juga tim Seksi Konservasi Wilayah I BBKSDA Papua. Mari kita terus tingkatkan sinergi dan kerja sama, sehingga satwa liar Papua dapat dijaga kelestariannya.” Demikian kata Martana.(dd)
Sumber: Balai Besar KSDA Papua
Call Center BBKSDA Papua: 0823 9770 9728
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 4