Gerak Cepat Masyarakat Sijunjung Hindari Konflik Dengan Beruang Madu

Selasa, 28 September 2021

Padang, 28 September 2021. Selama 2 hari berturut -turut pada Jum'at dan Sabtu (tanggal 24 - 25 September 2021), masyarakat Jorong Koto Mudiak Nagari Durian Gadang, Kec. Sijunjung, Kabupaten  Sijunjung dikejutkan dengan kemunculan beruang madu (Helarctos malayanus) di sekitar jalan raya dan pemukiman warga.  Kejadian ini  telah dilaporkan oleh ketua BPN Nagari Durian Gadang, Boy Irwan ke petugas lapangan Balai KSDA Sumatera Barat (BKSDA Sumbar) dengan menurunkan Tim Resort Konservasi Wilayah (RKW)  Sijunjung. Tim bertugas untuk melakukan pengecekan ke lokasi dengan tujuan memberikan rasa aman kepada masyarakat serta untuk mengumpulkan bahan informasi dan keterangan (pulbaket)  dari aparat Pemerintahan Nagari dan masyarakat di TKP sebagai bahan untuk pengambilan keputusan penanganan konflik selanjutnya. 
 
Untuk mencegah terjadinya korban, kerugian ekonomi serta dampak sosial, Tim penanganan konflik bersama masyarakat setempat melakukan pemasangan perangkap satwa di sekitar lokasi yang diperkirakan sebagai sarang dan lokasi perlintasan beruang madu, Senin (27/9). Selanjutnya tim penanganan konflik  melakukan pemantauan perangkap satwa serta  menyampaikan himbauan ke Wali Nagari, Ketua Pemuda dan tokoh masyarakat untuk berhati-hati melakukan aktifitas disekitar TKP konflik serta ke depannya agar menjaga habitat alami beruang madu serta menghindari menanam buah-buahan kesukaan beruang di sekitar  pemukiman yang dapat memancing beruang mendekati pemukiman. 
 
 
Sebelumnya beruang madu sering menampakkan diri sejak bulan Juli dan awal bulan September 2021. Kemunculan beruang madu secara berulang membuat warga resah dan ketakutan terutama ketika akan beraktifitas ke ladang.  Begitu pula siswa sekolah yang tiap pagi harus melewati jalan raya tempat kemunculan satwa tersebut. Hasil dari pulbaket serta verifikasi TKP konflik, ditemukan bekas cakaran satwa beruang pada pohon dekat pemukiman warga karena sarang satwa beruang berada di atas pohon di sekitar ladang warga. Melihat kondisi di lapangan, upaya penanganan konflik beruang madu dengan penghalauan/pengusiran disertai bunyi - bunyian sulit dilakukan,  karena TKP konflik berada di tengah perkampungan, serta jauhnya jarak ke hutan sebagai habitat alami  asal satwa tersebut. Alternatif penanganan dengan translokasi sesuai dengan permintaan masyarakat yang sudah resah dengan kemunculan satwa tersebut.
 
 
Kepala Balai KSDA Sumatera Barat, Ardi Andono, S TP. M. Sc., mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Jorong Koto Mudiak Nagari Durian Gadang yang segera melaporkan kejadian kemunculan beruang madu kepada petugas lapangan BKSDA Sumbar sebagai upaya pencegahan sebelum jatuhnya korban baik dari manusia dan maupun satwanya. 
 
"Masyarakat Jorong Koto Mudiak Nagari Durian Gadang berada dan beraktifitas pada lokasi yang berbatasan dengan kawasan hutan, sehingga tidak menutup kemungkinan ke depannya kejadian kemunculan satwa baik beruang madu, macan dahan, harimau sumatera serta satwa lainnya akan terulang kembali.  Untuk menghindari kejadian serupa, masyarakat dihimbau agar lebih berperan aktif menjaga hutan habitat alami berbagai macam satwa, salah satunya adalah dengan tidak melakukan aktifitas yang dapat merusak habitat satwa tersebut" tutup Ardi.
 
Sumber : Balai KSDA Sumatera Barat

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini