Kisah Sukses Resort Loh Wau Balai TN Komodo Lestarikan & Lepasliarkan Penyu

Sabtu, 26 Juni 2021

Labuan Bajo, 26 Juni 2021. Resort Loh Wau Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Balai Taman Nasional Komodo konsisten melaksanakan upaya pelestarian semi alami penyu sepanjang tahun 2021. Inisiasi pelestarian semi alami hingga pelepasliaran penyu ini bermula dari gagasan mandiri Ikhwan Syahri (Polisi Kehutanan/Kepala Resort Loh Wau) bersama dengan Muhammad Ikbal Putera (Pengendali Ekosistem Hutan) sejak awal tahun 2020. Ikhwan merasa perlu melakukan pelestarian ini sebagai bentuk upaya petugas untuk menangani kasus pencurian telur penyu oleh oknum masyarakat serta terjadinya tumpang tindih sarang penyu yang kerap terjadi di beberapa pesisir pantai yang sama. Ikhwan bersama anggota resort-nya pun meningkatkan frekuensi patroli resort ke beberapa titik peneluran salah satunya Pulau Lengah untuk menekan upaya percobaan pencurian telur di beberapa titik peneluran secara berkala. Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan (anecdotal evidence), Ikhwan merasa bahwa upaya percobaan pencurian telur telah jauh berkurang di Pulau Lengah dengan adanya strategi pengamanan tersebut.

Pada Bulan Maret 2021, Ikhwan bersama dengan Ikbal kembali melakukan monitoring sarang bertelur penyu di Pulau Lengah. Monitoring sarang bertelur penyu dilakukan selama tujuh hari pengamatan  di Pulau Lawang dan Pulau Lengah. Tim membangun kemah sederhana dan melakukan pengamatan aktivitas peneluran penyu secara bergantian dari titik tertinggi di sekitar pantai tanpa penerangan. Pengamatan dilakukan dengan empat pembagian waktu dimulai pukul 21:00 – 23:00, 23:00 – 01:00, 01:00 – 03:00, dan 03:00 – 05:00. Jika tidak ditemukan aktivitas peneluran langsung, tim akan melakukan pemeriksaan sarang penyu di pagi hari dan melakukan penggalian.

Resort Loh Wau telah berhasil melakukan 60 relokasi dari tujuh lokasi peneluran penyu dengan rerata telur menetas mencapai 54 butir setiap sarangnya sepanjang tahun 2020. Jenis telur penyu yang ditemukan adalah penyu hijau (Chelonia mydas) dengan 3 – 5 kali peneluran dalam 2 – 3 tahun musim bertelur. Dari total 341 telur penyu hijau yang direlokasi, sebanyak 246 tukik penyu hijau berhasil dilepasliarkan ke alam pada tahun 2020. Resort Loh Wau juga telah mendapatkan penghargaan sebagai “Inisiator Penetasan dan Pelepasliaran Penyu di Loh Wau Tahun 2020” dari Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem pada tahun 2020.

Resort Loh Wau telah merelokasi 93 telur penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan 271 telur penyu hijau dari total sembilan sarang penyu pada dua titik peneluran di tahun 2021. Petugas kemudian memisahkan telur ke masing-masing lubang sarang buatan dengan jumlah maksimal 70 telur/lubang untuk menghindari adanya gagal tetas akibat padatnya jumlah telur dalam satu sarang. Sebanyak 52 telur penyu sisik berhasil menetas (55.9%), 99 telur penyu hijau (70.7%), dan 116 telur penyu hijau (88.5%) berhasil menetas di pelestarian semi alami Resort Loh Wau. Berdasarkan upaya tersebut, Resort Loh Wau telah sukses merelokasi 364 telur penyu (93 penyu sisik dan 271 penyu hijau) dan berhasil melepasliarkan 215 tukik penyu hijau serta 52 tukik penyu sisik pada tahun 2021.

Sebagai bagian dari apresiasi dan pembelajaran bagi petugas resort lingkup Balai Taman Nasional Komodo lain, Kepala SPTN Wilayah III Taman Nasional Komodo (Urbanus Sius) memberikan kesempatan untuk Ikhwan menjadi narasumber untuk menceritakan kisah sukses pelestarian dan pelepasliaran penyu oleh Resort Loh Wau pada Bulan April 2021 yang lalu. Kepala Balai Taman Nasional Komodo (Lukita Awang Nistyantara) berharap agar resort-resort lingkup Balai Taman Nasional Komodo yang lain dapat berinovasi dan memiliki aktivitas unggulan yang menyesuaikan dengan karakteristik unik ekosistemnya masing-masing.

Sebagai informasi, kegiatan monitoring ini mengikutsertakan Banu Widyonarko (Polisi Kehutanan/Kepala Resort Kampung Kerora), Agitha Putri B.R. Bangun (Polisi Kehutanan/Anggota Resort Loh Wau), Maksimianus Pamur (Tenaga Pengamanan Hutan Resort Padar Selatan), Kaleb Bura (Tenaga Pengamanan Hutan Resort Loh Wau), dan Robinsyah (Tenaga Pengamanan Hutan Resort Padar Utara). Selain melibatkan petugas Balai Taman Nasional Komodo, kegiatan ini juga melibatkan Nurdin (Warga Dusun Kerora) dan Maria Margareta Dewi Doma (Staf Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores) yang berpartisipasi dalam rangka penjajakan gagasan ecoedutourism sebagai potensi minat wisata khusus yang dapat dikembangkan di Taman Nasional Komodo.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penulis: Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. dan Ikhwan Syahri, S.Hut. | Penyunting: Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S.

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini