Jumat, 12 Maret 2021
Sidoarjo, 12 Maret 2021. Yaak .. yaak .. yaak … bunyi riuh Kangkareng perut-putih tiba-tiba memecahkan keheningan Cagar Alam Pulau Sempu, 9 Maret 2021. Saat itu tim Resort Konservasi Wilayah 21 Pulau Sempu Balai Besar KSDA Jawa Timur usai melakukan patroli rutin di Blok Pasir Putih dan hendak kembali ke Blok Waru-waru, tempat awal memulai patroli. Keriuhan itu mengundang tim untuk mendekati beberapa pohon besar yang ada di depan.
Nampaknya beberapa Kankareng gusar dan berusaha mengusir sesuatu yang belum terlihat jelas. Tak menyia-nyiakan waktu, moncong-moncong kamera diarahkan ke sekitar tajuk pohon tersebut, untuk mencari tahu apa sebenarnya yang membuat para kangkareng resah.
Tak berapa lama hasil jepretan Hari Purnomo membuahkan hasil sebuah penampakan baru. Setelah mencocokkan data dengan aplikasi burungnesia, ternyata keriuhan dan hasil jepretan mempertegas adanya Beluk Jampuk. Wajah sumringah terlihat jelas di wajah hari, karena dari database jenis aves di cagar alam ini belum pernah dijumpai burung hantu jenis ini.
Bahkan beberapa kegiatan penelitian, eksplorasi, hingga inventarisasi satwa liar beberapa tahun sebelumnya, juga belum mencatat adanya perjumpaan dengan salah satu jenis burung pemangsa dari keluarga Strigidae ini. Pun demikian Buku Keanekaragaman Jenis Burung Di Cagar Alam Pulau Sempu yang dirilis Januari 2020, belum mencantumkannya juga.
Meski berstatus konservasi resiko rendah (least concern), namun data perjumpaan yang terlapor pada burungnesia baru ada 10 tempat perjumpaan di Pulau Jawa dan Sumatera. Bagi Cagar Alam Pulau Sempu sendiri, perjumpaan ini tentu semakin mengukuhkan tentang betapa tingginya keanekaragaman hayati yang ada pada cagar alam seluas 877 hektar tersebut.
Sumber : Balai Besar KSDA Jawa Timur
Narasi : Agus Irwanto, Foto : Hari Purnomo
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0