Balai TN Kepulauan Togean Bersama Stakeholder Berikan Himbauan

Rabu, 18 Oktober 2023 BTN Kepulauan Togean

Ampana, 16 Oktober 2023. Tim Gabungan Operasi Penyelamatan Sumber  Daya Alam dan Satwa Liar  pada  Kawasan  Konservasi yang  terdiri  dari  unsur  Balai GAKKUM  Wilayah  Sulawesi,  Pemerintah Kabupaten Touna, Kejari Touna, Polres Touna, Polair Polda Sulawesi Tengah, Pabung Kodim 13/07 Poso, TNI-AL, DKP Provinsi  Sulteng,  dan Balai Taman Nasional (TN) Kepulauan Togean, menghimbau masyarakat  untuk menjaga hutan  serta  tidak  menggunakan bahan  peledak  (HANDAK)  atau  bom  dan  bahan  kimia  (bius)   dalam penangkapan  ikan.

Kepala  Balai  TN  Kepulauan   Togean,   Dodi   Kurniawan  mengatakan  bahwa,   “Himbauan ini dilakukan  melalui  pertemuan dengan  masyarakat  serta pemasangan  papan himbauan  di beberapa  desa di Kepulauan  Togean  pada tanggal  11-12  Oktober  2023  dalam  rangka  sosialisasi  dan edukasi  kepada masyarakat. Kegiatan ini merupakan rangkaian  dari kegiatan  Operasi Penyelamatan Sumber  Daya Alam dan  Satwa  Liar  pada  Kawasan  Konservasi yang  sebelumnya telah  mengamankan barang  bukti  yang diduga HANDAK atau bom rakitan,  dari dua orang terduga  yaitu “S alias OK” pada tanggal  6 September 2023 disekitar perairan  Talatako, serta “TDP”  pada tanggal 26 September 2023 di sekitar  perairan  Biga, dimana kedua terduga  dan barang bukti  saat ini berada di Polres Touna untuk  proses  lebih lanjut”.


“Kawasan  TN Kepulauan  Togean  yang  terdiri  dari  wilayah  daratan  berupa  hutan  dan  wilayah perairan/laut  sangat  penting   untuk   dilindungi dan  dilestarikan.  Hutan  di  wilayah  daratan  kepulauan merupakan daerah tangkapan air yang memiliki peran penting  sebagai sumber air tawar bagi masyarakat, sementara wilayah  perairan/laut memiliki keindahan  terumbu karang  yang  menjadi  obyek  wisata  dan merupakan habitat  berbagai  jenis  ikan. Kerusakan  kawasan  ini tentu  akan sangat  merugikan, dan akan berdampak  pada  masyarakat   yang  tinggal   dan  memiliki  mata  pencaharian  sebagai  nelayan,   serta menurunnya  daya   tarik   wisata   terumbu  karang   yang   dikhawatirkan  mempengaruhi  pendapatan masyarakat  maupun  swasta sebagai pengelola  wisata”,  lanjut Dodi Kurniawan.

“Kami  menghimbau semua  pihak,  untuk  turut  serta  menjaga  hutan  serta  tidak  menggunakan HANDAK atau bom  dan bahan  kimia  dalam  penangkapan  ikan  di perairan/laut, dan semoga  ikhtiar  ini dapat  kita  pertanggungjawabkan kelak  kepada  anak  cucu  kita  dan  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa”, pungkas  Dodi Kurniawan menambahkan.

Sumber : Amalia Diaztari, S.Hut dan Wita Nofrinar, S.Si - Penyuluh Kehutanan Ahli Pertama Balai Taman Nasional Kepulauan Togean

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini