Kolaborasi, Suatu Keharusan Untuk Tangani Konflik Harimau Sumatera di Langkat

Senin, 22 Agustus 2022

Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara monitoring kandang jebak di areal kebun Situngkir

Aras Napal, 22 Agustus 2022. Intensitas konflik manusia dengan satwa liar, khususnya Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), di Kabupaten Langkat beberapa bulan belakangan ini cukup tinggi. Bukan hanya perjumpaan warga dengan si raja hutan saja, tetapi beberapa ternak lembu peliharaan warga juga turut menjadi korban keganasannya.

Berbagai upaya mitigasi telah diupayakan dan dilakukan oleh Balai Besar KSDA Sumatera Utara, seperti :  pendampingan terhadap warga, pembuatan kandang jebak, pengusiran/penghalauan dengan menggunakan petasan dan jenduman, serta mendatangkan pawang harimau. Tidak cukup sampai disitu saja, upaya lain pun terus  ditempuh, seperti yang  dilakukan oleh Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Rudianto Saragih Napitu, S.Si., M.Si., saat mengunjungi salah satu lokasi konflik warga dengan Harimau Sumatera di areal perkebunan Situngkir di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, pada Jumat 19 Agustus 2022.

Kunjungan kerja ini masih dalam rangka mitigasi konflik yaitu melakukan  penguatan internal lingkup petugas Balai Besar KSDA Sumatera Utara yang langsung menangani konflik di lapangan, serta konsolidasi dengan lembaga mitra untuk melakukan rescue 2 ekor Harimau Sumatera yang masuk perladangan dan sampai saat ini masih berkeliaran.

Meskipun baru sekitar 8 hari bertugas di Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Rudianto Saragih Napitu terlihat sangat respon atas terjadinya konflik ini. Selain melakukan monitoring pemasangan kandang jebak yang berada di areal kebun Situngkir, Rudianto juga menyempatkan diri untuk menyapa dan memberi semangat/motivasi kepada Tim Respon Penanganan Konflik serta petugas Resort Aras Napal 242.

Selain itu, pada hari kedua kunjungannya, Sabtu 20 Agustus 2022, Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara juga melakukan pertemuan konsolidasi dengan beberapa lembaga mitra, seperti : Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Center (YOSL-OIC), Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), WCS, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Aras Napal dan masyarakat sekitar perkebunan. Rudianto memandang konsolidasi ini penting dalam upaya membangun kolaborasi untuk penanganan konflik manusia dengan satwa liar. Karena bukan saatnya lagi penanganan konflik dilakukan atau dibebankan kepada satu pihak (institusi) saja, melainkan harus dikerjakan secara bersama melibatkan banyak (multi) pihak agar upaya yang dilakukan dapat optimal dan maksimal.

Konsolidasi Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara dengan lembaga mitra dalam membangun kolaborasi

Beberapa poin penting yang disepakati dari pertemuan konsolidasi ini, diantaranya : respon awal dalam penanganan konflik adalah menenangkan masyarakat baru kemudian melakukan mitigasi, lembaga mitra khususnya pemerhati wildlife diharapkan dapat menyiapkan kandang jebak satwa yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk penanganan konflik, demikian halnya dengan pihak perkebunan yang ada di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Leuser diharapkan dapat menyiapkan kandang jebak serta dukungan sumber daya manusia dalam penanganan konflik di areal kerjanya.

Selain itu, poin penting lainnya : diwajibkan pihak perkebunan menyediakan peralatan mitigasi konflik di setiap kebun yang berpotensi terjadinya konflik dengan satwa dan pemerintah siap untuk memfasilitasi pelatihan mitigasi konflik satwa bagi staf/karyawan perkebunan, mendorong lembaga mitra melakukan survey keanekaragaman hayati guna mengidentifikasi lokasi release satwa akibat konflik, serta menyiapkan rancangan pembuatan “kantin satwa” sebagai salah satu solusi penanganan konflik satwa liar di Aras Napal bekerjasama dengan lembaga mitra dan dapat dikelola oleh Pokdarwis Aras Napal.

Kesepakatan ini tentunya menjadi tolak ukur dalam menguji sejauhmana komitmen berbagai pihak berkolaborasi mengatasi dan menangani konflik yang terjadi. Harapannya tentu komitmen ini dapat diwujudkan bersama.

Sumber : Evansus Renandi Manalu – Analis Data Balai Besar KSDA Sumatera Utara

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini