Evaluasi SPIP Dengan Peninjauan Lapangan di Tiga Resort TN Komodo

Jumat, 24 Juni 2022

Risiko terjadinya longsor dari bebatuan atas persis di elevated deck masuk Loh Buaya yang membahayakan keselamatan wisatawan dan keutuhan sarpras wisata alam di tingkat tapak

Labuan Bajo, 16 Juni 2022. Tim Satgas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Balai Taman Nasional Komodo Tahun 2022 mengadakan peninjauan lapangan dalam rangka evaluasi SPIP Triwulan I ke Resort Kampung Rinca, Resort Loh Buaya, dan Resort Papagarang. Tim SPIP yang beranggotakan sepuluh orang kali ini berupaya untuk mengidentifikasi risiko dan kendala/permasalahan yang mungkin dihadapi salah satunya oleh anggota POKDARWIS Desa Pasir Panjang dalam menyusun rencana kerja tahunan kelompok dalam rangka mendukung pengembangan aktivitas pariwisata berbasis masyarakat di lingkup wilayah desa. Tim kemudian bertemu dengan Edi selaku perwakilan POKDARWIS Desa Pasir Panjang dan menanyakan berbagai kendala yang dihadapi dalam organisasi dan eksekusi di lapangan. Edi menyampaikan bahwa penyusunan rencana kerja tahunan dan rencana usaha belum disusun sempurna oleh kelompok karena keterbatasan sumber daya manusia yang mampu mengerjakannya. Tambahnya, Edi juga mengatakan bahwa anggota POKDARWIS belum sepenuhnya memiliki visi dan misi yang sama dalam menjalankan unit usaha khusus di dalam kawasan Taman Nasional Komodo sehingga memerlukan brainstorming bersama dengan petugas Balai Taman Nasional Komodo.

Tim SPIP Balai Taman Nasional Komodo telah mencatat risiko dan kendala yang dihadapi dan berkesempatan untuk memberikan rekomendasi penyelesaian dari permasalahan tersebut kepada anggota kelompok. Rekomendasi pertama adalah dengan memberikan salinan SK POKDARWIS Desa Pasir Panjang ke Resort Kampung Rinca untuk dijadikan arsip dan tembusan. Tujuannya agar petugas Resort Kampung Rinca mengetahui siapa saja anggota kelompok dan mampu mengagendakan diseminasi tertentu terkait dengan pengembangan Desa Wisata di dalam kawasan. Rekomendasi kedua adalah dengan menyarankan agar anggota POKDARWIS Desa Pasir Panjang menemui petugas Resort Kampung Rinca dan pegawai Balai Taman Nasional Komodo lainnya guna memohon saran masukan terkait penyempurnaan rencana unit usaha yang diinginkan. Rencana unit usaha tersebut perlu dipresentasikan dihadapan Kepala Balai Taman Nasional Komodo untuk mendapatkan persetujuan dan saran masukan selanjutnya. Jika saran dan masukan Kepala Balai Taman Nasional Komodo telah diakomodasi dalam rancangan, anggota POKDARWIS Desa Pasir Panjang bersama dengan Kepala Resort Kampung Rinca perlu berdiskusi khusus dengan perangkat desa terkait dengan rencana pengembangan unit usaha yang akan dilakukan di wilayah administrasi Desa Pasir Panjang. Rekomendasi ketiga adalah menyarankan Edi untuk mengadakan pertemuan rutin bulanan atau dengan frekuensi lain yang lebih sering bersama seluruh anggota POKDARWIS Desa Pasir Panjang guna menyamakan persepsi visi dan misi masing-masing anggota. Setelah selesai menyampaikan temuan risiko dan rekomendasi, tim beranjak ke destinasi kedua dalam rangkaian kegiatan perjalanan dinas dalam kota ini.

Destinasi kedua yang dituju adalah Resort Loh Buaya SPTN Wilayah I Balai Taman Nasional Komodo. Resort Loh Buaya merupakan salah satu lokasi pengerjaan proyek nasional peningkatan kualitas sarana prasarana wisata alam yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Proyek nasional ini sudah genap berlangsung selama satu tahun dan masih berproses hingga saat ini. Tim SPIP Balai Taman Nasional Komodo berupaya untuk mengidentifikasi risiko yang muncul selama proses pengerjaan sementara diselenggarakan oleh tim kontraktor dibawah naungan Kementerian PUPR. Kepala Resort Loh Buaya, Ikhwan Syahri, menyampaikan beberapa kendala terkait dengan capaian sementara pengerjaan proyek. Adapun pengerjaan yang disoroti tim SPIP Balai Taman Nasional Komodo pada evaluasi kali ini adalah kualitas pengerjaan interior/infrastruktur di area kompleks utama Resort Loh Buaya, pemilihan jenis pohon dan progress penanaman pohon, serta kapasitas pengunjung dan SOP kegiatan kunjungan di dalam Ruang Pusat Informasi Loh Buaya. Peninjauan risiko pertama adalah tidak terjadwalnya supervisi Balai Taman Nasional Komodo dengan Kementerian PUPR dan kontraktornya melalui agenda rapat periodik setiap bulan. Hal ini mengakibatkan beberapa pengerjaan sarpras interior tidak sesuai ekspektasi dan perencanaan yang disampaikan. Contohnya, pemasangan kaca di ruang kerja/resort dekat Pusat Informasi tidak dipasang dengan penyangga kuat sehingga menimbulkan faktor risiko keamanan (kecelakaan kerja) jika kayu pondasi memuai dan kaca dapat jatuh/pecah menimpa wisatawa/pegawai di tingkat tapak. Tim SPIP Balai Taman Nasional Komodo kemudian mengidentifikasi masalah dan menuliskannya dalam laporan untuk kemudian disampaikan ke pimpinan agar bisa ditindaklanjuti dalam rapar koordinasi bersama mitra.

Peninjauan kedua adalah pemilihan jenis pohon dan hasil sementara penanaman pohon di sekitar bangunan utama Resort Loh Buaya. Diketahui bahwa jenis tanaman yang digunakan sebagai tumbuhan penghijau yang ditanam di level 2 bangunan adalah bidara (Ziziphus mauritiana). Jenis ini merupakan tumbuhan khas ekosistem sabana yang ada di kawasan Taman Nasional Komodo yang dapat tumbuh hingga ketinggian 5 – 7 meter dengan bentuk daun kecil dan batang ditumbuhi duri. Jika bidara ditanam dan tumbuh subur pada lahan yang berada di level 2, maka akan ada risiko akar tumbuhan tersebut dapat merusak pondasi utama bangunan. Bidara akan tumbuh menjadi tumbuhan kayu yang cukup besar. Menariknya, jumlah bibit/anakan bidara yang ditanam mencapai puluhan setiap petak tanamnya. Hal ini menjadi semakin berisiko karena daya tumbuh antar tanaman berkurang akibat kompetisi dan jenis tanaman yang ditentukan pun kurang tepat sebagai peneduh di level 2 bangunan. Tim SPIP Balai Taman Nasional Komodo kemudian menyarankan agar petugas Resort Loh Buaya berdiskusi dengan Kementerian PUPR dan kontraktor untuk mempertimbangkan menanam jenis tumbuhan lain (lontar, gebang, atau tumbuh hijau lain yang tidak besar) dan mengurangi jumlah anakan bidara pada setiap petaknya untuk mengurangi risiko mortalitas penanaman yang risikonya jauh lebih besar daripada tidak memiliki tumbuhan penghijau sama sekali di bangunan level 2.

Kesalahan pemilihan jenis tumbuhan peneduh yaitu bidara yang ditanam pada petak tanam di lantai 2 Pusat Informasi

Peninjauan ketiga adalah kapasitas ruang Pusat Informasi Loh Buaya dan manajemen pengunjung di dalam gedung saat mulai beroperasi. Tim SPIP Balai Taman Nasional Komodo mengobservasi dan memprediksi bahwa kapasitas ruang Pusat Informasi hanya mampu menampung 100 orang dalam satu waktu kunjungan. Angka ini cukup kecil dibandingkan kapasitas total pengunjung keseluruhan yang mencapai 1000 orang per hari, sehingga aktivitas wisatawan dan alur kunjungan di dalam Pusat Informasi perlu diatur dan tidak menimbulkan kerusakan pada masing-masing obyek peraganya. Tim SPIP Balai Taman Nasional Komodo menyarankan agar petugas Resort Loh Buaya melibatkan pejabat fungsional lingkup Balai Taman Nasional Komodo untuk merumuskan SOP Pengaturan Pengunjung di Pusat Informasi Loh Buaya bersama-sama. Tim menyarankan bahwa alur kunjungan harus diatur serapi dan seksama mungkin agar tidak menimbulkan masalah besar dikemudian hari.

Tim SPIP Balai Taman Nasional Komodo melanjutkan peninjauan risiko ke destinasi ketiga yaitu Resort Papagarang SPTN Wilayah III Balai Taman Nasional Komodo. Resort Papagarang termasuk ke dalam Zona Permukiman Taman Nasional Komodo. Desa Papagarang sendiri juga merupakan salah satu dari 94 Desa Wisata di Kabupaten Manggarai Barat yang dinobatkan oleh Bupati Manggarai Barat pada tahun lalu. Tim SPIP Balai Taman Nasional Komodo berupaya untuk mengevaluasi dan meninjau risiko kegiatan kemasyarakatan yaitu kegiatan pemberdayaan dan pendampingan bagi anggota POKDARWIS Desa Papagarang  yang  rutin  dilaksanakan  oleh  Resort  Papagarang  bersama  masyarakat. Risiko  yang teridentifikasi adalah POKDARWIS Desa Papagarang belum menyerahkan salinan SK POKDARWIS ke petugas Resort Papagarang sehingga eksistensi dan keberadaan kelompok belum mendapatkan perhatian penuh dari petugas di tingkat tapak. POKDARWIS Desa Papagarang juga belum memiliki rencana usaha (business plan)  yang  realistis  di  Papagarang.  Tim  SPIP  Balai  Taman  Nasional  Komodo  lantas merekomendasikan beberapa saran kepada POKDARWIS Desa Papagarang melalui kegiatan anjangsana dan diseminasi di ruang pertemuan Balai Desa. Tim merekomendasikan agar salinan SK POKDARWIS Desa Papagarang ditembuskan ke petugas Resort Papagarang dan hendaknya mengagendakan jadwal pertemuan lebih sering dengan petugas di tingkat tapak. Hal ini untuk meminimalisir kesalahpahaman informasi dan menguatkan rasa kepercayaan antar keduanya sehingga kedepannya keduanya dapat saling bekerjasama mengerjakan berbagai hal untuk kemajuan pariwisata di tingkat desa. Tim SPIP Balai Taman Nasional Komodo juga merekomendasikan anggota POKDARWIS Desa Papagarang untuk bersama-sama merancang rencana bisnis bersama petugas Resort Papagarang agar bentuk dan jenis kegiatan wisata yang direncanakan tetap berada dalam koridor konservasi berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Pelaksanaan evaluasi Satgas SPIP terhadap kegiatan pengelolaan di Balai Taman Nasional Komodo penting untuk diselenggarakan secara konsisten. Temuan risiko dan rekomendasinya dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk pengembangan program lebih lanjut pada tahun anggaran berikutnya yang dapat mendukung pencapaian indikator kinerja pimpinan dan memenuhi tanggungjawab kerja institusi pemerintah.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penanggungjawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo - Lukita Awang Nistyantara, S.Hut., M.Si. (+6285215959862)

Penulis Berita: Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama - Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. (+6281310300678)

Penyunting Berita: Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama - Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. (+6281310300678)

Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo +6282145675612

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini