Mahasiswa Magang Mengamati Propagul Mangrove TN Komodo

Jumat, 15 April 2022

Maria mengamati propagul yang ada di sekitar indukan mangrove pada Desa Papagarang

Labuan Bajo, 13 April 2022. Balai Taman Nasional Komodo kembali menjadi destinasi edukasi bagi kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) mahasiswa Diploma-III (D-III) Prodi Kehutanan Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Kegiatan PKL mahasiswa D-III Prodi Kehutanan di Balai Taman Nasional Komodo berlangsung selama kurang lebih 44 hari sejak tanggal 2 Maret sampai dengan 14 April 2022. Kelima mahasiswa memiliki topik umum magang berbeda mulai dari penanaman mangrove, pemberdayaan masyarakat, perilaku satwa liar, dan pengamatan aktivitas wisata. Mahasiswa kemudian ditempatkan pada masing-masing resort jaga yang memiliki kesesuaian tertentu dengan topik magang setiap mahasiswa.

Topik magang mahasiswa an. Maria Fatima Mali adalah penanaman mangrove. Maria diberikan kesempatan untuk mempelajari ekosistem mangrove yang ada di Desa Papagarang, SPTN Wilayah III Balai Taman Nasional Komodo dengan dipandu langsung oleh Yovi Septia (Kepala Resort Papagarang) dan anggotanya.

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem esensial yang berperan sebagai benteng pertahanan terakhir untuk mencegah terjadinya abrasi maupun meredam gelombang ombak yang cukup besar ke pesisir pantai. Mayoritas ekosistem mangrove di Desa Papagarang dalam masih keadaan sehat, namun di beberapa titik pesisir pantai tertentu peluang untuk dilakukannya penanaman mangrove potensial. Pada kesempatan kali ini, Maria melakukan penanaman mangrove bersama Kepala Resort Papagarang dan masyarakat dengan luas tanam sebesar 0.35 Ha.

Berdasarkan pengamatan, terdapat beberapa faktor penunjang keberhasilan penanaman mangrove, diantaranya: musim dan waktu pasang surut, kuat gelombang/ombak, dan jenis media tumbuh/substrat di sekitarnya. Maria merasa bahwa jenis mangrove Rhizophora apiculate merupakan jenis yang sesuai untuk ditanam di pesisir pantai Desa Papagarang karena memiliki kesesuaian tumbuh dengan suhu rata-rata lingkungan yang berkisar antara 27ºc-31ºc, serta memiliki kesesuaian tumbuh untuk hidup pada tekstur tanah berpasir atau berlumpur. Desa Papagarang sendiri memiliki kondisi pasang surut rendah dan kecil kemungkinan terkena hempasan gelombang kuat langsung dari laut lepas.

Tim menggunakan propagul mangrove yang langsung diambil dari sekitar pohon induknya. Propagul sendiri merupakan mekanisme buah mangrove yang memiliki sifat vivipari. Propagul mangrove yang digunakan sebaiknya sudah matang yang ditandai dengan adanya cincin kuning pada kepala ‘buahnya’. Praktisnya, propagul siap tanam akan jatuh sendiri dari induknya sehingga hanya perlu dikumpulkan saja buahnya. Selain propagul, tim juga menggunakan bibit mangrove yang sudah tumbuh dibawah indukannya. Bibit mangrove siap tanam biasanya memiliki jumlah daun sebanyak 2 helai dengan tinggi mencapai 58 – 78 cm.

Maria ingin membedakan kualitas propagul tanam yang sudah lepas dari indukannya maupun propagul yang masih melekat pada pohon indukannya

Perbandingan penanaman antara propagul dengan bibit mangrove adalah propagul memiliki tingkat adaptasi lingkungan tinggi dibandingkan dengan bibit mangrove. Namun bibit mangrove lebih memiliki ketahanan terhadap hempasan gelombang dibandingkan propagul yang ‘hanya berupa’ kecambah, tanpa akar, batang, dan daun. Jumlah bibit Rhizophora apiculata yang ditanam di pesisir Desa Papagarang mencapai 1879 bibit dengan pola tanam merata dan monokultur. Bibit Rhizophora apiculata langsung ditanam kedalam tanah/lumpur dengan kedalaman rata-rata 5 - 10 cm dengan jarak tanam 1 m x 2. Kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan dalam pelaksanaan penanaman mangrove di Desa Papagarang sebanyak 15 orang.

Maria berharap agar propragul dan bibit mangrove yang telah ditanam dapat dijaga baik oleh petugas Resort Papagarang dan masyarakat Desa Papagarang. Desa Papagarang akan semakin indah lanskapnya dengan sehatnya ekosistem mangrove di setiap ujung Pulau Papagarang. Sehatnya ekosistem mangrove akan menyediakan tempat pemijahan ikan yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sebagai sumber protein hewani bagi masyarakat.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penanggungjawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo - Lukita Awang Nistyantara, S.Hut., M.Si. (+6285215959862)

Penulis Berita: Mahasiswa Magang Program D-III Kehutanan Politeknik Pertanian Negeri Kupang - Maria Fatima Mali (+6281238980094)

Penyunting Berita: Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama - Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. (+6281310300678)

Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo (+6282145675612)

 

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini