Garuda dari Timur di Hutan Tambora

Selasa, 29 Maret 2022

Bima, 29 Maret 2022. Garuda dari Timur, ada yang pernah dengar? jika belum kita kenalan dulu sebagai awalan ya. Jika burung garuda yang selama ini kita kenal adalah Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) yang berasal dari pulau jawa, garuda yang akan kita ajak kenalan sekarang adalah Garuda dari kepualuan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara, Elang Flores. Garuda dari Timur atau Elang Flores (Nisaetus floris) merupakan salah satu jenis burung pemangsa yang dapat dijumpai di wilayah kepulauan ini. Flores kemungkinan dipilih berdasarkan perjumpaan awal atau pulau terbesar di Nusa Tenggara.

Elang Flores (Nisaetus floris) berdasarkan catatan dijumpai di Pulau Lombok, Sumbawa, dan Flores. Salah satu lokasi perjumpaan elang ini adalah di Taman Nasional Tambora, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tambora merupakan salah satu kawasan konservasi dimana dapat dijumpai jenis elang ini. Beberapa titik perjumpaan sudah diketahui berdasarkan kegiatan identifikasi dan monitoring yang dilakukan oleh pengelola. Adanya titik perjumpaan ini dapat menjadi indikasi bahwa Tambora dapat menyediakan habitat bagi satwa ini.

Elang flores (Nisaetus floris) di Tambora saat ini dijumpai di 3 lokasi, yaitu di resort Kawinda To’i, Resort Oi Katupa, dan Resort Doropeti. Ketiga resort tersebut memiliki tipe hutan yang memungkinkan elang ini berkembang biak. Hal ini ditunjukkan dengan keberadaan sarang di ketiga resort tersebut. Sarang terletak di lokasi yang berbeda, melihat jarak dan topografi lokasi. Lokasi sarang di Resort Kawinda Toi terletak sangat jauh dari pemukiman, bahkan perlu perjalanan kurang lebih 6 jam menuju lokasi sarang. Sedangkan di Oi Katupa lokasi sarang memerlukan waktu tempuh 5 jam dari pemukiman warga. Pohon sarang di Resort Kawinda To’i dan Oi Katupa berada di Lembahan. Kebalikan dari dua lokasi sebelumnya, di Resort Doropeti lokasi sarang Elang Flores (Nisaetus floris) sangat mudah di jangkau dan terletak dekat dengan perkebunan warga. Pohon sarang di Doropeti juga sangat mudah di jangkau dan tidak jauh dari punggungan bukit.

Titik perjumpaan sarang elang ini berada di dua sisi gunung, 2 di sisi utara, dan 1 berada di sisi selatan. Kedua sisi gunung memiliki karakteristik yang berbeda jika dilihat dari pohon tempat bersarangnya. Jika di sisi utara pohon sarang adalah dari jenis tumbuhan Kalanggo/Rajumas (Duabanga moluccana) sedangkan di sisi selatan pohon sarang adalah dari jenis Terap/Bendo/Tere (Artocarpus elasticus). Pohon Terap berukuran sedang; jarang-jarang mencapai tinggi 45(-65) m, batang bebas cabang bisa mencapai 30 m dan gemang batang hingga 125(-210) cm. Banir pada pohon terap bisa mencapai tinggi 3 m di atas tanah. Sedangkan Kalanggo (Duabanga moluccana) merupakan pohon yang tinggi yang umumnya mencapai 45 m, dengan diameter 150 cm. Batangnya tegak, bulat torak, tidak berbanir, dengan panjang bebas cabang 25 m.

Terdapat banyak tantangan dalam pengelolaan habitat Elang Flores (Nisaetus floris) di hutan Tambora. Hutan tempat Elang flores di beberapa titik adalah kawasan yang sangat rawan gangguan dan rentan mengalami kerusakan, seperti penebangan pohon dan perladangan. Oleh karena itu diperlukan upaya ekstra dalam pengamanan kawasan tersebut. Pengenalan Elang Flores (Nisaetus floris) sebagai identitas Garuda dari Timur dapat menjadi sarana upaya pelestarian, sehingga perhatian segala pihak baik internal pengelola kawasan Taman Nasional Tambora atau pihak-pihak terkait lainnya dapat lebih ditingkatkan. Dengan dukungan dari berbagai pihak tersebut keamanan kawasan habitat sang Garuda dari timur ini dapat terjaga.

Sumber : Samsul Maarif, S.Hut. PEH SPTN II Pekat - Balai Taman Nasional Tambora

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini