Rabu, 30 Desember 2020
Sintang, 29 Desember 2020 - Saat ini pandemi COVID-19 telah mempengaruhi berbagai tatanan kehidupan. Salah satunya sektor pariwisata, yang terkena dampak besar akibat adanya COVID-19. Pandemi membuat semua tempat wisata ditutup guna mencegah penyebaran virus, tidak terkecuali wisata gunung termasuk wisata pendakian Bukit Raya (2.278 m dpl) yang merupakan puncak tertinggi di Indonesia untuk wilayah Kalimantan serta dinobatkan menjadi Seven Summit of Indonesia dan terletak di kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR). Hampir satu tahun jalur pendakian Bukit Raya ditutup sejak 16 Maret 2020 sesuai Surat Edaran Kepala Balai TNBBBR SE.169/BTNBBBR/TU/KSA/3/2020 tentang Penutupan Kawasan Wisata Alam Belaban dan Jalur Pendakian Bukit Raya, yang menyebabkan jumlah pengunjung mengalami penurunan yang sangat signifikan. Hal tersebut kemudian mempengaruhi juga perekonomian para pelaku industri pariwisata di Kabupaten Sintang, khususnya masyarakat pelaku usaha dan penyedia jasa pelayanan wisata minat khusus Desa Rantau Malam.
Tim Simulasi Pendakian Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (BTNBBBR), bersama perwakilan SATGAS Penanganan COVID-19 Kabupaten Sintang dan perwakilan Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Kalimatan Barat dan dihadiri oleh Kepala Balai TNBBBR telah melakukan Kegiatan Simulasi Pendakian Bukit Raya Jalur Kalimantan Barat pada tanggal 12 s.d 18 Desember 2020. Kegiatan Simulasi Pendakian Bukit Raya dilaksanakan dalam rangka persiapan reaktivasi wisata alam di kawasan TNBBBR, dengan mengacu pada standar dan pedoman bagi para pelaku pariwisata agar dapat menjalankan kembali aktivitas wisata sesuai aturan dan adaptasi kebiasaan baru yang berlaku di era “new normal’.
Kegiatan simulasi Pendakian ini diawali dengan simulasi penjemputan calon pendaki oleh kelompok transportasi “Topakai Juoi” di dermaga Kecamatan Nanga Serawai Kabupaten Sintang, kemudian dilanjutkan dengan kedatangan calon pendaki di Desa Rantau Malam menuju penginapan kelompok Homestay “Danum Sorio” dan Pelaksanaan Upacara Adat oleh Dewan Adat Rantau Malam, hingga proses Pendakian yang didampingi oleh kelompok Porter “MO Three” menuju Bukit Raya di dalam Kawasan TNBBBR Jalur Kalimantan Barat dengan mengikuti protokol dan prosedur kesehatan dalam pendakian untuk mengurangi resiko penyebaran COVID-19.
Dalam kegiatan simulasi ini beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh kelompok masyarakat pelaku usaha dan jasa pelayanan wisata alam Bukit Raya dalam menerima tamu/pengunjung adalah Kelompok Transportasi “Topakai Juoi” sebelum membawa tamu/pengunjung ke Desa Rantau Malam memeriksa dokumen seperti SIMAKSI dan hasil Rapid / Swab Test dan juga memeriksa suhu tubuh dan gejala COVID-19 atau memeriksa surat keterangan sehat yang dikeluarkan Puskesmas Nanga Serawai (lokal), dan saat berada di atas perahu klotok/longboat semua penumpang wajib menggunakan jaket pelampung dan masker. Tempat duduk penumpang diatur dengan jarak 1 meter sesuai arahan motoris perahu klotok/longboat.
Saat tiba di Desa rantau malam dan berada di kelompok penginapan/homestay “Danum Sorio” tamu/pengunjung segera mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir pada fasilitas yang disediakan kemudian diharapkan segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan penghuni lainnya di homestay. Selama di homestay peserta/pengunjung wajib menjaga jarak dan tetap menggunakan masker. Pengelola homestay melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin pada area yang sering digunakan bersama dan menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun yang memadai dan mudah diakses pengunjung. Pengelola homestay menempel poster dan/atau himbauan tentang protokol penanganan COVID-19, selain itu pengelola homestay juga menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah yang memadai dan mudah dijangkau tamu/pengunjung.
Saat Pendakian, Kelompok Porter “MO Three” yang bertugas mendampingi harus dalam kondisi sehat tidak mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, hilang penciuman dan sesak napas. Selama pendakian rombongan tetap menjaga jarak 1 s.d 2 meter antar pendaki dan tetap memperhatikan kondisi pendaki lainnya dalam satu kelompok agar tidak ada pendaki yang tertinggal. Jumlah pendaki dalam satu kelompok dibatasi 6 – 8 orang. Selama berada di camp untuk beristirahat seluruh rombongan wajib menjaga jarak dan menggunakan masker atau buff serta tidak boleh berkerumun. Saat turun semua tamu/pengunjung termasuk porter memastikan tidak ada meninggalkan sampah apapun di dalam kawasan TNBBBR. Aturan-aturan yang berlaku di kawasan konservasi tetap dipatuhi sesuai ketentuan.
Harapan dari dilakukannya simulasi pendakian adalah agar kelompok masyarakat pelaku usaha dan penyedia jasa pelayanan wisata minat khusus di Desa Rantau Malam memahami protokol dan prosedur dalam pendakian gunung pada masa transisi tatanan normal baru masyarakat produktif dan aman dari COVID-19. Hasil simulasi ini juga akan menjadi dasar pertimbangan kepada SATGAS Penanganan COVID-19 Kabupaten Sintang untuk memberikan rekomendasi dalam rangka pembukaan kembali pendakian ke Puncak Bukit Raya jalur Kalimantan Barat dan menggeliatkan kembali sektor pariwisata yang redup karena pandemi COVID-19.
Sumber :
Contact Person : Dudy Kurniawan
Call Centre : 082158564609
e-mail : bukitbakabukitraya@gmail.com
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0