Senin, 05 Mei 2025 BBKSDA Jawa Timur
Mojokerto, 29 April 2025. Saat matahari mulai terik, Tim Penyelamatan Satwa Liar (Matawali) Balai Besar KSDA Jawa Timur (BBKSDA Jatim) meluncur guna menindaklanjuti kabar sehari sebelumnya dari Kota Mojokerto, Selasa (29/4). Seekor Monyet Ekor Panjang yang menggigit pemiliknya telah diamankan oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kota Mojokerto sehari sebelumnya.
Namun evakuasi kali ini memakan korban. Saat seorang petugas mencoba memindahkan satwa ke kandang, monyet yang stres dan agresif melawan serta menggigit tangan kanannya dengan taringnya yang tajam. Darah mengucur. Naluri bertahan hidup dari dua makhluk yang bertemu dalam situasi terdesak saling berbenturan, manusia yang ingin menyelamatkan, dan monyet yang ingin bebas.
Gigitan itu bukan sekedar luka fisik. Ia adalah pengingat bahwa memelihara satwa liar bukanlah perkara sederhana atau sekadar hobi eksotis.
Satwa liar memiliki insting, kekuatan, dan kebutuhan yang tak bisa dibendung oleh jeruji besi atau rutinitas manusia. Monyet yang hidup di kandang selama satu dekade itu bukan sekadar hewan peliharaan. Ia adalah makhluk yang kehilangan hutan, kehilangan kebebasan, dan akhirnya kehilangan keseimbangan.
Luka gigitan di tangan petugas kami adalah bukti nyata risiko di lapangan, bukan hanya karena satwanya liar. Namun karena ulah manusia yang dengan mudah memelihara tanpa tanggung jawab.
Terlalu sering ditemukan satwa liar dijadikan peliharaan, lalu dibuang saat merepotkan atau membahayakan. Konservasi bukan tanggungjawab satu pihak. Tanpa kesadaran dan empati masyarakat, konflik akan terus berulang, dan yang terluka bukan hanya manusia, tapi juga alam yang terus dipaksa diam dalam kandang.
BBKSDA Jatim melalui Tim Matawali menegaskan pentingnya kesadaran kolektif masyarakat untuk tidak memelihara satwa liar, apalagi yang berpotensi membahayakan lingkungan sekitar. Monyet ekor panjang, spesies cerdas dengan struktur sosial kompleks, bukanlah hewan peliharaan. Mereka adalah bagian dari ekosistem yang memiliki peran penting di alam.
Peristiwa ini adalah pelajaran. Tentang risiko yang mengintai, tentang keberanian para petugas lapangan, dan tentang tanggung jawab kita semua terhadap alam liar.
Karena di balik setiap jeruji kandang, ada jiwa yang ingin kembali ke hutan.
Sumber: Fajar Dwi Nur Aji - Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda Balai Besar KSDA Jawa Timur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0