Road to HKAN 2023: Lepasliar 8 Ekor Bekantan Hasil Penyelamatan Konflik Satwa ke SM Pulau Kaget

Jumat, 26 Mei 2023 Balai KSDA Kalimantan Selatan

Barito Kuala, 10 Mei 2023 – Sebanyak 8 (delapan) ekor bekantan hasil penyelamatan konflik satwa dilepasliarkan ke Suaka Margasatwa (SM) Pulau Kaget. Kedelapan bekantan tersebut berasal dari hasil penyelamatan satwa di Desa Mekarsari, Kecamatan Tamban, Kabupaten Barito Kuala. Sebelum dilepasliarkan bekantan telah menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatannya sekaligus pemberian vitamin. Dari hasil pemeriksaan dan pemantauan yang dilakukan, kedelapan bekantan dinyatakan sehat dan siap untuk dikembalikan ke habitatnya.

Berdasarkan data konflik antara manusia dan satwa pada Tahun 2022, telah tercatat 41 laporan konflik manusia dan bekantan. Penyebab banyaknya konflik ini karena adanya alih fungsi habitat bekantan menjadi peruntukan lain, sehingga ruang gerak bekantan bersinggungan dengan aktifitas manusia. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan konflik antara satwa tersebut dengan manusia.

2-2023-05-24 at 17.50.29

SM Pulau Kaget yang berada di Tabunganen, Kabupaten Barito Kuala merupakan Kawasan konservasi yang menjadi salah satu habitat bekantan di Kalimantan Selatan. Kawasan ini memiliki tipe ekosistem mangrove dengan dominasi jenis Rambai (Sonneratia caseolaris) sebagai pakan utama bekantan. Kawasan dengan luas 63,60 Ha ini, berdasarkan hasil pemantauan populasi tahun 2022 memiliki jumlah populasi sebanyak 90 ekor.

Hasil pantauan BKSDA Kalsel, sejak 5 tahun terakhir populasi bekantan mengalami peningkatan rata-rata pertahun sebanyak 7,78%. Populasi bekantan di Kalimantan Selatan sampai dengan Tahun 2022 terpantau sebanyak 3.508 ekor. Kepala BKSDA Kalimantan Selatan, Dr. Ir. Mahrus Aryadi, M.Sc., menjelaskan bahwa bekantan merupakan maskot Provinsi Kalimantan Selatan dan merupakan satwa endemik Borneo yang dilindungi Undang-Undang. Hampir 60-70% bekantan berada di luar kawasan konservasi, sehingga habitatnya rentan untuk berubah fungsi menjadi peruntukan lain. “Tantangan kedepan saat ini bukan lagi save bekantan, melainkan save habitat. Untuk itu diperlukan keterlibatan multi pihak guna mendukung program konservasi satwa dilindungi ini.” Imbuh Dr. Mahrus.

3-2023-05-24 at 17.50.43

Pelepasliaran ini melibatkan Taman Safari Indonesia, yang turut membantu mulai dari kegiatan penyelamatan di lapangan, pemeriksaan kesehatan hingga pelepasliaran satwa. Dengan dikembalikannya kedelapan satwa ini ke habitatnya, harapannya satwa dapat beradaptasi dan berkembangbiak sehingga kelestarian populasinya dapat dijaga.


Sumber : Titik Sundari, S.Hut (PEH) Balai KSDA Kalimantan Selatan  

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini