Survey Habitat Rusa Sambar di Resort Matotonan SPTN Wilayah I TN Siberut

Senin, 09 November 2020

Matotonan, 9 November 2020. Rusa Sambar merupakan rusa tropis dengan ukuran tubuh terbesar dibandingkan jenis rusa lainnya  Bulunya  sangat  kasar  dengan  warna  bervariasi  antara  coklat  hingga coklat kehitaman atau coklat kemerahan. Berat tubuh  rusa jantan  berkisar antara 180 – 300 kg, dan betina 150 – 200 kg,  pada saat lahir rusa sambar memiliki berat tubuh 5 – 8 kg, sedangkan tingginya mulai unjung kaki sampai pundak,yang jantan + 127  cm betina 115 cm.

Upaya perlindungan Rusa Sambar dimulai dengan dikeluarkannya Peraturan Perlindungan Binatang Liar tahun 1931 Nomor 266 dan Undang-undang nomor 5 tahun 1990 yang dipertegas dengan Surat Keputusan Mentri Kehutanan nomor 301/Kpts-II/1991 tanggal 10 Juni 1991. Pada Peraturan Pemerintah Nomor : 7 tahun 1999 tentang pengawetan tumbuhan dan satwa liar, Rusa Sambar (Rusa unicolor) termasuk dalam salah satu hewan yang dilindungi.

Di Pulau Siberut Rusa Sambar (Rusa unicolor) adalah mamalia yang terbesar. Rusa Sambar bukan  merupakan hewan asli Pulau Siberut, namun introduksi dari Pulau Sumatera. Rusa sambar di Pulau Siberut, terutama dalam kawasan Taman Nasional Siberut (TNS) hidup dan berkembang biak dalam hutan tanpa hewan predator. Manusia menjadi satu-satunya predator utama, yang melakukan perburuan dengan menggunakan panah dan jerat . Aktifitas perburuan Rusa Sambar tidak begitu banyak dilakukan oleh masyarakat Suku Mentawai karena bukan menjadi bagian dari menu utama dalam kegiatan-kegiatan upacara adat dan pesta masyarakat mentawai.

 

Dari hasil survey habitat rusa yang dilakukan oleh personil Resort Matotonan SPTN Wilayah I Balai Taman Nasional Siberut masih banyak ditemukan tanda keberadaan Rusa Sambar (Rusa unicolor). Adapun penanda yang ditemukan seperti, banyaknya jejak kaki, bekas gesekan tanduk, sejumlah feses di beberap titik, sisa pakan dan bekas gigitan rusa pada beberapa tanaman serta adanya salt water . Daya dukung habitat yang baik ini perlu diinventarisasi secara berkala guna kekayaan data sebagai upaya pelestarian habitat dan populasi rusa.

 

Sumber: Christovorus S. Situmorang (PEH) - Balai TN Siberut

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini