Dihadiri Sekda Maluku Utara, Begini Keseruan Festival Aketajawe

Senin, 02 November 2020

Sofifi, 2 November 2020. Festival Aketajawe merupakan kegiatan yang diselenggarakan atas kerjasama Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata dan Dinas Pariwisata Provinsi Maluku Utara dengan panitia pelaksana adalah Komunitas Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Maluku Utara. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Sail Tidore pada bulan Juli tahun depan. Festival dengan tema “Escape to National Park” ini dilaksanakan di kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata (TNAL) di Resort Tayawi selama 2 hari, pada tanggal 30 dan 31 Oktober 2020.

Titik kumpul peserta dipusatkan di kantor Balai TNAL yang kemudian dilepas keberangkatannya menuju lokasi festival oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku Utara dan Kepala Balai TNAL pada tanggal 30 Oktober 2020 sekitar pukul 14:30 WIT. Kepala Dinas Pariwisata dalam sambutannya mengatakah bahwa salah satu acara dalam rangka pra Sail Tidore adalah Festival Aketajawe ini. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata yang telah bersedia menjadi lokasi kegiatan festival serta berterima kasih kepada Genpi yang telah menyiapkan kegiatan ini. Kepala Balai juga menyampaikan selamat datang kepada para peserta dan memberikan sambutan agar peserta tetap menjaga protokol kesehatan, tidak membuang sampah, tidak minum alkohol, tidak berkata kotor, dan tetap menjaga kelestarian kawasan taman nasional.

Setelah sampai di Resort Tayawi, peserta langsung dipandu oleh petugas Balai TNAL menuju area perkemahan. Sesaat sebelum sampai ke area perkemahan, peserta dikejutkan oleh kedatangan masyarakat Suku Tobelo Dalam yang bersenjata lengkap berteriak-teriak dan mengusir peserta dari kawasan mereka. Atraksi ini adalah atraksi penyambutan para peserta kegiatan yang telah disiapkan oleh panitia. Seluruh pesertapun terkejut ketakutan.

“Tadi Tong (saya) so mau naek kelapa dibelakang, so tara tahu mau lari kemana”, kata salah satu peserta. “Ini prank yang bikin jantung talepas”, imbuhnya.

Beberapa rangkaian kegiatan Festival Aketajawe diantaranya adalah, kuis, api unggun, barbeku, diskusi konservasi, pengamatan burung Bidadari Halmahera, susur sungai, tarian adat Suku Tobelo Dalam, bakti sosial, penanaman pohon, pelepasan burung paruh bengkok, dan pembukaan kembali kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata untuk wisatawan. Diskusi konservasi menghadirkan Kepala Balai TNAL, Polisi Kehutanan, Koordinator Suaka Paruh Bengkok dan tokoh pemerhati lingkungan dari akademisi. Diskusi tersebut banyak bercerita tentang potensi dan pengelolaan wisata alam di dalam kawasan TNAL secara lestari. Acara diskusi tersebut berlangsung sampai dengan pukul 23:30 WIT.

Keesokan harinya, para peserta dipandu oleh Petugas Resort menuju lokasi monitoring burung Bidadari Halmahera (Semioptera wallacii). Peserta sangat antusias ingin melihat ikon Maluku Utara ini secara langsung. Sesampainya di lokasi pengamatan, peserta melihat 1 individu Bidadari Halmahera yang sedang terbang dari pohon yang satu di pohon yang lainnya. Petugaspun menjelaskan bahwa pada bulan Oktober sampai Desember biasanya jumlah burung Bidadari Halmahera yang berada di area pangamatan mengalami penurunan dibandingkan bulan-bulan lainnya.

Kegiatan selanjutnya adalah pembukaan kembali kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata untuk wisatawan. Pembukaan ini dibacakan resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Maluku Utara yang didampingi oleh Kepala Balai TNAL. Setelah pembacaan reaktivasi kawasan TNAL tersebut, kegiatan dilanjutkan dengan bakti sosial, yaitu pembagian sembako kepada warga Masyarakat Tobelo Dalam, penanaman dan pelepasliaran burung paruh bengkok. Sekda Provinsi Maluku Utara sangat senang dan memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini.

Sumber : Akhmad David Kurnia Putra – Polhut Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini