MEET untuk Penilaian keberhasilan Pengelolaan Matalawa

Jumat, 09 Juni 2017

Waingapu, 9 Juni 2017. Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi  Wanggameti  (MaTaLaWa)  merupakan  satu-satunya  kawasan pelestarian  alam  di  Pulau Sumba sehingga  keberadaannya  sangat  penting sebagai benteng terakhir perlindungan eksositem di Pulau Sumba. Keberadaanya yang sangat penting tentunya tidak terlepas dari tanggung jawab unit  pengelola  dalam  mengeluarkan  kebijakan  pengelolaan  serta  berbagai bentuk gangguan terhadap kawasan yang apabila tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap pengelolaan lingkungan dan pembangunan di Pulau Sumba. Management Effektiveness Tracking Tool (METT) merupakan suatu alat yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) untuk melakukan penilaian terhadap kawasan konservasi termasuk didalamnya kawasan Taman Nasional.

Kawasan Taman Nasional MaTaLaWa terakhir kali dilakukan penilaian pada tahun 2015, dimana kedua kawasan ini masih belum bergabung dalam satu pengelola kawasan. Kawasan Manupeu Tanah Daru mendapat penilaian METT sebesar 61% dan Kawasan Laiwangi Wanggameti mendapat nilai sebesar 58% pada tahun 2015. Guna mengetahui perkembangan dan menilai kedua kawasan konservasi ini, pada tanggal 7 s.d. 8 Juni 2017 Balai Taman Nasional MaTaLaWa dengan difasilitasi direktorat Kawasan Konservasi, melakukan penilaian terhadap kedua kawasan ini dengan menggunakan Metode METT sebagai alat penilaiannya.

Kepala Balai TN MaTaLaWa (Maman Surahman, S.Hut.,M.Si) dalam sambutannya mengatakan METT merupakan salah satu metode penilaian kawasan konservasi, yang berguna untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh suatu kawasan hutan. Metode penilaian METT tidak hanya digunakan di Indonesia, secara luas metode METT juga digunakan dihampir sebagian besar Negara yang memiliki kawasan hutan. Penilaian ini berguna sebagai masukan/rekomendasi bagi pihak pengelola kawasan dalam pengambil kebijakan dalam merencakan kegiatan yang dapat meningkatkan nilai METT suatu kawasan hutan.

Kegiatan ini tidak hanya diikuti internal pengelola kawasan, namun juga melibatkan stakeholder lingkup TN MaTaLaWa mulai dari Forum Jamatada, Burung Indonesia, Badan Litbang Kehutanan Kupang, Badan Lingkungan Hidup Sumba Timur, Kelompok Mitra lainnya dan secara keseluruhan peserta yang terlibat berjumlah 20 orang. Dalam proses penilaian METT, kedua kawasan baik Laiwangi Wanggameti dan Manupeu Tanahdaru dilakukan penilaian secara terpisah. Dan peserta yang hadir dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok dan didampingi satu orang fasilitator guna melakukan penilaian.

Setelah menjalani proses dan diskusi yang cukup panjang, kegiatan Self Assessment METT pada kawasan TN MaTaLaWa selesai dilaksanakan, dimana kedua kawasan ini mengalami peningkatan nilai METT. Hasil akhir penilaian untuk kawasan Manupeu Tanahdaru sebesar 80% dan Kawasan Laiwangi Wanggameti 63%, berdasarkan penilaian tersebut nilai METT kawasan Laiwangi Wanggameti masih dibawah standar yang telah ditetapkan oleh kementerian LHK yaitu sebesar 70%. Diharapkan kedepan, pengelola kawasan TN MaTaLaWa mampu meningkatkan nilai METT yang masih dibawah standar yang telah ditetapkan, sedangkan nilai METT yang telah dicapai kawasan Manupeu Tanah Daru dapat dipertahankan.

Sumber Info : Balai Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi  Wanggameti  

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini