Rabu, 14 Agustus 2019
Sofifi, 12 Agustus 2019. Pertama kali di lihat dan didokumentasikan oleh tim patroli udara Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata (TNAL) bersama PT Weda Bay Nickel, gua “misteri” ini menjadi salah satu target pencarian dalam penggalian potensi kawasan TNAL. Patroli udara tersebut dilaksanakan menggunakan helikopter sekitar bulan Januari tahun 2013 silam.
Setelah temuan penampakan goa tersebut, Balai TNAL memutuskan untuk melakukan pencarian lokasinya. Pencarian di mulai pada tahun Penelusuran gua “misteri” juga dilaksanakan pada tahun 2015 melalui ekspedisi gua oleh mahasiswa pecinta alam Rimpala dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Kemudian di susul dengan ekspedisi gua oleh ASC, dari Yogyakarta pada tahun 2016 dan tahun 2017. Ketiga ekspedisi tersebut masih belum berhasil mendapatkan titik koordinat gua “misteri” karena berbagai tantangan di lapangan.
Tahun 2019, tepatnya awal bulan Agustus lalu, ekspedisi gua “misteri” kembali dilaksanakan. Ekspedisi kali ini oleh mahasiswa pecinta alam Mahitala dari Universitas Parahyangan. Ekspedisi yang bertajuk “Penelusuran Gua Wandering Season 2019”ini berhasil menemukan sinkhole atau pintu masuk gua “misteri” yang dimulai tanggal 31 Juli s.d 8 Agustus 2019.
Rute perjalanan di mulai dari Desa Kobe, Halmahera Tengah dengan berjalan kaki. Setelah sampai di titik awal, tim mulai bergerak menuju titik yang di duga sebagai titik gua “misteri”. Dua hari kemudian (02/08), tim yang terdiri dari 5 orang dari Unpar dan 2 pendamping dari Balai TNAL, Atiti Kotango (Polhut) dan Faisal (Tenaga Teknis) berhasil sampai di titik terdekat gua “misteri”. Setelah pencarian beberapa hari, tepatnya tanggal 4 Agustus tim berhasil menemukan singhole gua “misteri” tersebut.
“Perjalanannya sangat menantang, gua yang ditemukan sungguh sangat besar. Teman-teman sampai ada yang terkilir dan hampir semuanya terkena kutu air”, kata Atiti Kotango.
Untuk menuju gua “misteri”, terlebih dulu tim masuk ke gua vertikal yang sangat besar berdiameter sekitar 165 meter dengan ketinggian 106 meter. Pada dinding gua vertikal itulah terdapat mulut gua “misteri”. Jadi gua di dalam gua. Di dalam gua “misteri” terdapat aliran sungai yang sangat deras dan besar. Sampai tanggal 8 Agustus 2019, tim ekspedisi gua telah berhasil memetakan gua “misteri” tersebut.
Sampai gua “misteri” ini ditemukan, belum terdapat nama yang disematkan untuk gua tersebut.
“Saya tanya ke masyarakat sekitar, mereka juga tidak tahu nama gua itu (gua “misteri”), masyarkat hanya bilang itu gua belakan Desa Sidanga dengan aliran sungai Fidi”, tutup Atiti Kotango.
Sumber : Akhmad David Kurnia Putra – Polisi Kehutanan Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0