Selasa, 18 April 2017
Bali, 18 April 2017. Dalam rangka pengelolaan ekosistem mangrove berkelanjutan untuk mencapai pengelolaan hutan lestari serta menindaklanjuti World Forest Congress tahun 2015 di Durban, Afrika Selatan, Kementerian LHK bersama ITTO dan ISME menyelenggarakan Konferensi Internasional Ekosistem Mangrove Berkelanjutan (International Conference on Sustainable Mangrove Ecosystem) di Bali, tanggal 18-21 April 2017.
Tujuan konferensi ini yaitu mempromosikan pengelolaan ekosistem mangrove dengan membangun pembelajaran dari banyak inisiatif dan proyek-proyek dari dalam dan luar negeri yang telah dilakukan untuk perlindungan, restorasi, pengelolaan dan pemanfaatan hutan mangrove dan jasa ekosistem serta mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mata pencaharian masyarakat sekitar hutan mangrove untuk kesejahteraan.
Pertemuan ini membahas kebijakan dan praktek terbaik, pengalaman, peluang dan tantangan yang berkaitan dengan perlindungan, pemulihan dan pengelolaan ekosistem mangrove dan jasa ekosistem untuk mencapai pengelolaan hutan lestari, dalam konteks target 2030 Agenda Pembangunan Berkelanjutan khususnya SDGs artikel 14 Hidup Dibawah Air, dan Artikel 15 Kehidupan di tanah serta Pasal 5.2 Perjanjian Paris : mendorong pelaksanaan dan dukungan REDD+, dan pendekatan bersama aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Peserta yang ambil bagian pada konferensi ini berjumlah sekitar 200 peserta, dari perwakilan 19 negara yaitu Indonesia dan negara Asia Pasifik, Afrika dan Amerika Latin yang berasal dari berbagai pemangku kepentingan seperti pembuat kebijakan, peneliti dan akademisi, masyarakat sipil, sektor swasta, organisasi regional dan internasional yang terlibat dalam perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan hutan mangrove dan ekosistem serta pemulihan hutan mangrove terdegradasi.
Selain itu, peserta akan diajak untuk mempersiapkan poster dari beberapa negara terkait praktek pengelolaan ekosistem mangrove yang akan diselenggarakan selama Konferensi.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada sambutan pembukaan menyampaikan bahwa Atlas Mangrove Dunia 2010 yang diterbitkan oleh International Society for Mangrove Ecosystem (ISME), International Timber Trade Organization (ITTO) serta mitra lainnya memperkirakan luas hutan mangrove di dunia mencapai 15 juta ha yang tersebar di 123 negara, termasuk Indonesia yang memiliki luas mangrove 3,7 juta Ha (25% dari total mangrove dunia). Saat ini, hutan mangrove menurun akibat manajemen yang buruk serta pembangunan sosial-ekonomi yang meningkat pesat di banyak negara tropis. Turunnya jumlah luasan mangrove di dunia selama beberapa dekade terakhir terutama disebabkan oleh konversi kawasan mangrove untuk pembangunan perkotaan dan industri, serta budidaya pertambakan (52%) pada masa lampau yang menyisakan bencana.
Pembelajaran dari Indonesia terkait pengelolaan ekosistem mangrove mungkin berguna untuk negara lain. Pembelajaran penting tersebut diantaranya pelaksanaan program silvofisheries, ekowisata, restorasi, program pengelolaan mangrove terpadu, dan penanaman yang melibatkan masyarakat lokal, akademisi, dan sektor swasta.
Akhir kata Bu Menteri menyampaikan harapan bahwa konferensi ini dapat menghasilkan sebuah Program Aksi tentang bagaimana masyarakat internasional harus maju bersama untuk mempertahankan hutan mangrove dan ekosistemnya yang berharga di dunia serta adanya perhatian dari donor funding untuk mempercepat perbaikan dan tercapainya pengelolaan ekosistem mangrove yang berkesinambungan.
Informasi lebih lanjut penyelenggaraan Konferensi Internasional Ekosistem Mangrove Berkelanjutan diposting di http://www.itto.int/mangrove2017/
SbtMenteriLHK Konference Mangrove 18 April 2017
Sumber Info : Direktorat BPEE
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0