Minggu, 19 Maret 2017
Kupang, 19 Maret 2017. 150 ekor tukik hasil penetasan secara alami berhasil mencapai bibir pantai dengan selamat. Hasil tersebut merupakan laporan Tenaga konservasi Penyu TWA Menipo, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT saat tim melakukan patroli malam hari di sekitar pantai pada tanggal 18 Maret 2017. Tim memantau beberapa sarang tempat bertelur penyu yang sebelumnya telah ditandai dan dicatat saat sang induk bertelur pada lokasi tersebut. Tepat 92 hari usia salah satu sarang telur penyu, kemudian berlangsung proses penetasan telur menjadi tukik (bayi penyu) secara alami. Dari catatan tim (Apdon amfoni dkk), tukik yang menetas adalah jenis penyu Sisik Semu (Lepidochelys olivacea).
Setelah melakukan penantian sekitar 3 jam atau tepatnya pukul 22.07 wita seluruh telur dari 1 sarang penetasan berhasil menetas dengan sempurna. Selanjutnya Tim membiarkan semua tukik berjalan menempuh jarak sekitar 10 meter ke bibir pantai. Terdapat 3 metoda penetasan penyu pada lokasi konservasi penyu ini yakni : 1). dibiarkan pada lokasi pantai untuk menetas secara alami dengan dilakukan penandaan dan pencatatan; 2). dilakukan pemindahan pada lokasi penetasan berupa area pasir pantai berpagar untuk mengamankan dari predator, ditandai dan dicatat (semi alami); dan 3) dilakukan penetasan pada bak-bak berpasir dalam pondok penetasan (semi alami). Proses rilis tukik biasanya dilakukan secepat mungkin atau maksimal 3 hari sejak mereka menetas.
Sampai dengan bulan Maret 2017 ini, pada lokasi penetasan semi alami terdapat 757 butir telur yang menunggu saatnya menetas. Mereka berasal dari indukan penyu yang datang dan mendarat di sekitar pantai TWA Menipo dan bertelur. Terdapat 2 lokasi konservasi penyu pada Wilayah Kerja Balai Besar KSDA NTT yakni pada TWA Menipo, Kabupaten Kupang dan pada TB Bena, Kabupaten Timor Tengah Selatan yang letaknya dibatasi Muara Sungai Noelmina. Selama tahun 2016 pada kedua lokasi konservasi penyu ini tercatat 80.481 butir penyu yang berhasil dikumpulkan untuk ditetaskan. 93% atau 74.877 butir yang berhasil menetas sedangkan tukik yang berhasil dirilis berjumlah 73.136 ekor karena sebagian tukik mati sebelum dirilis. Kegiatan ini telah dilakukan sejak tahun 2007 dengan rata-rata 14.627 ekor tukik dirilis setiap tahunnya.
Sumber Info: Humas BBKSDA NTT
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0