Role Model : Peningkatan Kapasitas Kelompok Melalui Pembuatan Garam Dalam Upaya Mewujudkan Ketahanan Pangan Lokal Di Kawasan TN Taka Bonerate

Minggu, 28 Oktober 2018

Latondu, 28 Oktober 2018. Kawasan TN Taka Bonerate merupakan kawasan pelestarian alam dengan karakteristik pulau-pulau kecil yang dikelilingi oleh perairan. Status sebagai kawasan dengan karang atoll terbesar ketiga di dunia, menjadikan TN Taka Bonerate memiliki potensi sumberdaya perikanan yang tinggi. Kondisi ini menjadikan masyarakat dalam kawasan yang lebih dari 90% penduduknya adalah nelayan kecil, sangat bergantung kepada laut. Namun letak kawasan TNTBR yang terpencil menjadikan nelayan-nelayan lokal tidak memiliki akses terhadap teknologi penangkapan dan pengolahan hasil tangkapan yang memadai. Fasiitas/infrastruktur yang mendukung dalam hal pengawetan dan pengolahan ikan masih sangat minim. Ketiadaan pabrik es menjadikan nelayan lokal langsung menjual hasil tangkapannya sepulang dari melaut kepada kapal-kapal pang es dari luar Kabupaten Selayar yang membawa dan memiliki es sebagai pengawet ikan hasil tangkapan. Jikapun harus membeli es, nelayan lokal dalam kawasan harus mengambil es di Ibukota Kabupaten Selayar yang berjarak 5-6 jam perjalanan laut, dan itu tentu saja akan menambah biaya operasional mereka.

Selama ini, salah satu aktivitas pengawetan dan pengolahan ikan yang banyak dilakukan oleh masyarakat lokal dalam kawasan TN Taka Bonerate adalah dengan cara mengeringkan ikan dengan menggunakan garam sebagai bahan baku utamanya. Hal ini terutama dilakukan supaya ikan yang ditangkap dapat lebih awet sebelum dijual, dan juga sebagai bahan lauk pauk konsumsi pribadi masyarakat terutama ketika tiba musim di mana nelayan tidak melaut dan sulit mendapat ikan tangkapan. Namun kendala yang selama ini dirasakan oleh masyarakat adalah ketersediaan garam sebagai bahan utama pengeringan ikan masih harus mereka pasok dari luar Selayar, yaitu dari NTB (Nusa Tenggara Barat) dan atau dari daerah Flores, dengan harga yang tidak murah yaitu Rp 130.000 – 150.000 per karung, dengan kualitas garam yang kurang bersih.

Berangkat dari permasalahan tersebut, Balai TN Taka Bonerate melakukan upaya peningkatan kapasitas kepada kelompok masyarakat mitra Balai TN Taka Bonerate. Bersama Kelompok Forum Peduli Laut Rajuni-Latondu, Balai TN Taka Bonerate mencoba melakukan terobosan dengan membuat/produksi garam secara mandiri untuk kebutuhan pengawetan ikan dan mendukung ketahanan pangan di tingkat lokal. Kelompok Forum Peduli Laut Rajuni-Latondu sendiri merupakan kelompok yang turut menopang pelaksanaan role model pengelolaan akses area perikanan berbasis masyarakat lokal dalam kawasan melalui upaya pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan TN Taka Bonerate, dengan memperhatikan aspek konservasi, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat. Upaya peningkatan kapasitas kelompok ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan anggota kelompok pada khususnya dan masyarakat dalam kawasan pada umumnya.

Mengambil lokasi percontohan di Desa Latondu, pada tanggal 17 – 20 September 2018 Balai TN Taka Bonerate bersama kelompok Forum Peduli Laut Rajuni-Latondu melakukan upaya peningkatan kapasitas kelompok melalui pelatihan dan pembuatan kolam ujicoba pembuatan garam dengan menggunakan terpal dan rumah prisma. Alasan dibalik penggunaan sistem terpal dan rumah prisma ini adalah karena kondisi tanah lokasi dalam kawasan adalah pasir yang memiliki permeabilitas yang tinggi sehingga air laut yang akan dijadikan garam tidak dapat ditampung dan akan cepat terserap ke dalam tanah/pasir. Dengan penggunaan terpal, air laut akan dapat ditampung dan tidak meresap ke dalam tanah/pasir. Selain itu, dengan menggunakan rumah prisma, proses penguapan air laut menjadi garam akan lebih cepat dan kolam akan terlindung jika turun hujan.

Saat ini, kolam ujicoba garam dikelola oleh kelompok Forum Peduli Laut Rajuni-Latondu dan dapat memproduksi garam 1-3 karung dalam satu minggu untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan ikan kering/ikan asin. Walaupun sudah dapat memproduksi garam, namun upaya ini masih perlu pengembangan lebih lanjut supaya kolam garam dapat menghasilkan produk garam yang lebih banyak dan dapat memenuhi kebutuhan garam serta mendukung ketahanan pangan di tingkat lokal dalam kawasan TN Taka Bonerate. Kendala yang dihadapi utama nya adalah bahan terpal yang mudah bocor dan perlu diganti secara berkala. Perlu dicari solusi kebutuhan bahan terpal yang tahan lama dan tidak mudah bocor.

Harapan ke depannya dari upaya peningkatan kapasitas kelompok melalui pembuatan kolam garam adalah upaya pemenuhan kebutuhan garam secara mandiri ditingkat lokal ini mendapatkan dukungan pengembangan dari berbagai pihak, dan dapat diadopsi oleh desa lain di dalam kawasan TN Taka Bonerate.

Sumber : Asep Pranajaya, S.Pi (Penyuluh Kehutanan) - Balai TN Taka Bonerate

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini