Sabtu, 11 Maret 2017
Suaka Satwa (Sanctuary) Spesies Kupu-kupu Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang berlokasi di kompleks Kawasan Wisata Bantimurung, dibuka secara resmi oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Sekditjen KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Herry Subagiadi. Peresmian ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Maret 2017.
Turut hadir pada acara peresmian ini Wakil Bupati Maros, A. Harmil Mattotorang, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Maros, Kepala Bappeda Maros, Ketua DPRD Maros, Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi Maluku, Kepala UPT lingkup Kemen LHK Sulawesi Selatan, perwakilan Kepala UPT Kemen LHK Sulawesi Tenggara, Sri Winenang, perwakilan Kepala UPT Kemen LHK Sulawesi Tengah, Sihabuddin, Kapolres Maros, Komandan Batalyon Infanteri Para Raider 433/Julusiri Kostrad, perwakilan Dinas Kehutanan Propinsi Sulawesi Selatan, Jajaran Muspida Kab. Maros dan Kab. Pangkep.
Peresmian sanctuary tersebut menjadi bukti atas komitmen Pemerintah dalam upaya penyelamatan kupu-kupu sebagai spesies bendera (flag species) di kawasan TN Bantimurung Bulusaraung. Disamping sebagai pusat study satwa endemik, Sanctuary Spesies Kupu-kupu juga menjadi alternatif objek daya tarik wisata yang menarik.
Pada peresmian ini Wakil Bupati Maros menyampaikan sambutannya. “Kupu-kupu sudah menjadi icon Kabupaten Maros, yang sudah dikenal sampai ke mancanegara. Kami berharap konservasi dan wisata di masa mendatang dapat terus dikolaborasikan. Kami juga mengucapkan terima kasih atas kerjasama Kementerian LHK dalam hal ini TN Bantimurung Bulusaraung atas kerjasamanya selama ini dalam pengelolaan Kawasan Wisata Bantimurung” ucap A. Harmil Mattotorang.
Pada kesempatan tersebut Sekditjen KSDAE menyampaikan dukungannya kepada Pemerintah Kabupaten Maros yang menjadikan kupu-kupu sebagai iconnya. “Kami mendukung Bantimurung sebagai The Kingdom of Butterfly dengan dibangunnya Sanctuary Spesies Kupu-kupu ini, kami berharap ke depan pengelolaan santuary ini dapat mencapai tujuannya sebagai pusat konservasi kupu-kupu, edukasi, dan ekowisata” ungkap Herry Subagiadi dalam sambutannya.
Sanctuary Kupu-kupu yang dikelola oleh Balai TN Bantimurung Bulusaraung ini telah memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Terdapat dome kecil (60 m2) dan dome raksasa seluas 7.000 m2 sebagai sarana utama pengembangbiakan kupu-kupu, gedung laboratorium untuk aktivitas riset, display room untuk interpretasi serta jalan trail (650 meter), MCK, loket karcis, dan gerbang utama sebagai sarana pendukung dalam pelayanan kunjungan.
Untuk meningkatkan fungsi sanctuary sebagai alternatif objek dan daya tarik wisata, dibangun dua menara di puncak dome raksasa yang dihubungkan dengan jembatan gantung. Jembatan gantung ini kemudian diberi nama Helena Sky Bridge. “Nama helena kami ambil dari nama salah satu diantara 21 jenis kupu-kupu yang dikembangbiakkan di sanctuary ini, Troides helena. Kupu-kupu ini juga termasuk jenis yang dilindungi sesuai PP no. 7 tahun 1999”, ungkap Sahdin Zunaidi, Kepala Balai TN Bantimurung Bulusaraung.
Helena Sky Bridge sebagai salah satu bagian dari pengelolaan Sanctuary Spesies Kupu-kupu telah menjadi wahana yang menarik dan menjadi trend baru kunjungan wisatawan ke kawasan TN Bantimurung Bulusaraung. Tak kurang dari 9.352 orang wisatawan (sampai dengan Maret 2017) berkunjung sejak diuji cobakan pada pertengahan Desember 2016 lalu.
Melalui Pengembangan Sanctuary ini, diharapkan dapat mewujudkan tercapainya visi pengelolaan “TN Bantimurung Bulusaraung menjadi destinasi ekowisata karst dunia”.
Ayo ke taman nasional, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (mael&usman/tnbabul).
Penulis :
Taufiq Ismail dan Usman
Balai TN Bantimurung Bulusaraung
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0