Momentum Pelepasliaran Beberapa Satwa Liar di Hari Keanekaragaman Hayati BBKSDA Papua

Kamis, 31 Mei 2018

Jayapura, 31 Mei 2018. Pasir 6, kawasan penyangga Cagar Alam Pegunungan Cycloop bagian timur laut, sederetan acara digelar (26/5). Pihak-pihak yang berkepentingan diundang hadir. Inilah rangkaian pertama dari deretan kegiatan yang dicanangkan guna memperingati Hari Keanekaragaman Hayati dan menuju Festival Cycloop 2018. Ada empat hal yang terlaksana pada hari itu. Pertama adalah pelepasliaran satwa. Balai Besar KSDA Papua (BBKSDA Papua) melepaskan tiga ekor nuri bayan (Eclectus roratus), dua ekor kakatua jambul kuning (Cacatua galerita), dua ekor kakatua raja (Probociger atterimus), satu ekor elang bondol (Haliastur indus), satu ekor nuri kepala hitam (Lorius lorry), dan tiga ekor ular sanca permata (Morelia amethistina). Selain itu, Komunitas Pencinta Reptile Mania, Jayapura, mendukung pelepasliaran satwa ini dengan cara turut serta melepaskan koleksi ular mereka, yaitu satu ekor sanca olive (Apodora papuana) dan satu ekor sanca permata (Morelia Amethistina).

Semua satwa yang dilepasliarkan hari itu telah dinyatakan sehat oleh drh. Cintya Sihombing, dan dipastikan siap kembali ke habitatnya di hutan. Menurut drh. Cintya, sebenarnya masih ada beberapa satwa di kandang transit milik BBKSDA Papua. Tetapi pelepasliaran memiliki aturan-aturan tertentu, misalnya satwa harus dilepasliarkan di habitat aslinya, tidak boleh dilepaskan di habitat yang bukan merupakan tempat asal satwa tersebut.  

Kepala BBKSDA membenarkan hal itu. “Tidak bisa sembarangan melepas satwa. Termasuk, satwa itu jangan dibiarkan kesepian. Kalau melepaskan satwa sendirian, bukan sepasang, harus diperkirakan bahwa habitat tempatnya dilepas itu ada pasangan yang nantinya bisa dia temukan,” ungkapnya. Dengan berbagai pertimbangan ini, beberapa jenis satwa di kandang transit BBKSDA belum dapat dipelasliarkan di Pasir 6, karena habitat aslinya di Biak.

Menurut keluarga tokoh adat Suku Imbi Numbay, Daniel Toto, di hutan Pasir 6 masih dijumpai berbagai jenis burung. Bila bermalam di pantai, sejak subuh kawanan burung sudah bermain di beberapa titik pohon dengan kicaunya yang riang. Mempertimbangkan berbagai keadaan ini, hutan Pasir 6 dengan luasan kira-kira 250 ha tampaknya merupakan habitat yang representatif bagi pelepasliaran satwa jenis burung, juga ular, sebagaimana yang dilakukan BBKSDA Papua.

Sumber : Dzikry el Han - Balai Besar KSDA Papua

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini