Kejadian Konflik Harimau di Kerinci

Sabtu, 26 Mei 2018

Kerinci, 26 Mei 2018. Kejadian konflik satwa dan manusia kembali terjadi di daerah penyangga Taman Nasional Kerinci Seblat. Kali ini korbannya Rusmayati (60 tahun) warga Dusun Pemetik Kecil, Desa Pungut Mudik Kecamatan Air Hangat Timur, Kabupaten Kerinci.

Pada 24 Mei 2018 sekitar pukul 09.30 WIB Rusmayati beserta suami, Usman (60 tahun) memulai aktivitas diladang miliknya seperti hari-hari biasanya. Semua pekerjaan berjalan normal hingga waktu menunjukkan pukul 14.30 petang. Usman mendengar teriakan minta tolong sang istri yang berjarak 100 meter darinya. Setelah dihampiri, Usman kaget melihat Rusmayati tengah diterkam seekor harimau sumatera dan langsung berupaya menghalau dan mengusir sehingga harimau tersebut langsung meninggalkan lokasi.

Dengan bantuan Pelda Datrizal, anggota Kodim 0417/KRC, Usman segera melarikan istrinya yang mengalami luka yang cukup serius di bahu kanan bagian belakang ke Rumah Sakit DKT Sungai Penuh. Setelah dilakukan perawatan intensif, akhirnya korban dapat diselamatkan dan saat ini menjalani masa pemulihan di rumah sakit tersebut.

Mendengar kabar kejadian luar biasa ini, tim gabungan penanganan konflik satwa yang terdiri dari Balai Besar TNKS, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) JAMBI SKW I di Bangko, KPHP Unit I Kerinci, Fauna & Flora Internasional (FFI-IP), Pelestarian Harimau Sumatera-Kerinci Seblat (PHS-KS), Proyek Sumatran Tiger GEF – UNDP dan Forest Programme II-KfW segera melakukan langkah-langkah penanganan konflik.
Tim yang berjumlah 12 orang langsung bergerak menuju lokasi kejadian untuk mengecek dan mengumpulkan informasi kejadian konflik. Di sekitar lokasi didapati jejak dan bekas gigitan harimau sumatera pada ember dan bekas botol yang masih baru. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa jejak dan tanda-tanda tersebut berasal dari satu ekor individu seekor harimau sumatera. Untuk menghindari terjadinya kejadian serupa, tim secara bergantian melakukan pemantauan selama beberapa hari kedepan di lokasi kejadian. Selain itu, tim juga berkesempatan berkunjung menjenguk dan memberikan bantuan dana (tali asih) kepada keluarga korban Rusmayati.

Hasil pemantauan dan pengumpulan informasi dilapangan menyimpulkan dugaan penyebab terjadinya konflik harimau di Dusun Pemetik Kecil sebagai (1) Kebutuhan harimau sumatera akan makanan. Sumber makanan di habitat harimau sudah sangat kurang sehingga harimau harus keluar habitatnya untuk mencari makanan; (2) Maraknya perburuan satwa mangsa harimau sumatera; (3) Maraknya kegiatan perambahan dan illegal logging dalam habitat harimau sumatera yang mengakibatkan satwa tersebut terganggu; dan (4) Satwa liar memasuki fase/ siklus tertentu: fase penyapihan dimana induk harimau mengajarkan kepada anaknya untuk berburu dan mencari makan sendiri, setelah anak harimau mampu mandiri, induk harimau akan melepaskan ketergantungan anaknya tersebut dari dirinya.

Atas kejadian ini masyarakat dihimbau untuk menghindari konflik dengan harimau sumatera dengan menghindari bepergian sendirian ke ladang/ kebun. Bila terpaksa harus ke ladang disarankan selalu bersuara/ memakai topeng yang mirip wajah manusia yang dipasang dibagian belakang kepala. Selain itu, usahakan ladang garapan dalam keadaan bersih terutama dari semak belukar, menyediakan kentungan, menghidupkan api dan mewaspadai tanda-tanda alam, seperti bila hujan panas sebaiknya tidak melakukan aktivitas seorang diri di kebun/ ladang. Terakhir, bila bertemu binatang buas usahakan berteriak sekeras mungkin dan jangan membelakangi.

Dengan berbagai langkah penanggulangan dan himbauan yang dilakukan Tim Gabungan Penanganan Konflik Harimau Desa Pungut Mudik diharapkan musibah yang menimpa Ibu Rusmayati adalah korban pertama dan terakhir di lokasi tersebut. Kedepannya, semoga masyarakat lebih faham tentang hal-hal yang menjadi pemicu terjadinya konflik dan mulai membangun kesadaran untuk hidup berdampingan selaras dengan alam.

Berikut pers release selengkapnya : Pers Release Konflik Harimau di Kerinci

Sumber : Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

pendi
semoga harimau dan manusia dapat hidup berdampingan, tidak saling ganggu.