Rabu, 08 Maret 2017
Bandung, 08 Maret 2017, Suaka Margasatwa (SM) Gunung Sawal, sebuah kawasan konservasi yang terletak di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa liar, salah satunya adalah Macan tutul jawa. Karnivora besar dengan nama latin Panthera pardus melas ini merupakan satwa dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Sejak tahun 2007, The IUCN Redlist of Threatened Species mengategorikan Macan tutul jawa sebagai critically endangered karena populasinya terus menurun di alam.
Keberadaan satwa liar langka ini di SM Gunung Sawal sudah tidak diragukan lagi. Cukup seringnya kejadian konflik antara Macan tutul jawa dengan masyarakat di sekitar kawasan menjadi bukti kuat bahwa top predator tersebut memang masih menjadi penguasa di Gunung Sawal. Namun demikian, estimasi populasi hewan pemburu ini di Gunung Sawal belum diketahui secara pasti.
Menjawab keingintahuan tersebut, Bidang KSDA Wilayah III Ciamis melakukan pengamatan dengan menggunakan alat bantu berupa kamera jebak. Tidak kurang dari 20 (dua puluh) unit kamera jebak dikonsentrasikan pada lokasi-lokasi yang diduga menjadi wilayah jelajah Macan tutul jawa serta area yang banyak ditemukan tanda-tanda keberadaan Macan tutul jawa di SM Gunung Sawal.
Pengamatan yang dilakukan sejak September 2016 hingga Februari 2017 membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Dari 20 (dua puluh) kamera jebak yang disebar, sebanyak 11 (sebelas) kamera jebak berhasil memotret penampakan Macan tutul jawa. Berdasarkan hasil identifikasi, terdapat 4 (empat) individu berbeda yang terdiri atas 2 (dua) individu jantan dewasa bercorak totol, 1 (satu) individu betina dewasa bercorak totol, dan 1 (satu) individu dewasa bercorak hitam yang belum diketahui jenis kelaminnya. Di samping itu, terdapat 3 (tiga) foto individu lain yang terlihat berbeda, terdiri atas 1 (satu) foto Macan tutul jawa bercorak totol dan 2 (dua) foto Macan tutul jawa bercorak hitam. Namun sayang, kualitas foto yang didapat tidak terlalu bagus sehingga tidak dapat dipastikan apakah ketiga foto tersebut merupakan individu yang sama ataukah berbeda dengan 4 (empat) Macan tutul jawa yang telah berhasil diidentifikasi.
Daerah jelajah Macan tutul jawa sendiri diperkirakan bukan hanya di SM Gunung Sawal, melainkan juga di hutan produksi yang dikelola Perum Perhutani. Hal tersebut dimungkinkan mengingat hampir keseluruhan SM Gunung Sawal dikelilingi hutan Perum Perhutani dan bukti-bukti keberadaan Macan tutul jawa ditemukan di kawasan hutan produksi tersebut. Dengan demikian, daerah jelajah kucing besar ini di kawasan Gunung Sawal mencapai 11.000 ha, yang terdiri atas SM Gunung Sawal seluas 5.400 ha dan hutan produksi seluas 5.600 ha. Luasan tersebut masih cukup ideal paling tidak untuk 4 – 7 ekor Macan tutul jawa di kawasan Gunung Sawal.
Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat, Sustyo Iriyono menegaskan bahwa monitoring secara berkala terhadap populasi Macan tutul jawa, selain di SM Gunung Sawal juga dilakukan kawasan konservasi lainnya seperti di CA Tukung Gede, SM Cikepuh, CA Gunung Simpang, CA Gunung Tilu, CA/TWA Tangkuban Parahu, CA Burangrang, CA Telaga Warna, CA Papandayan, dan CA Kamojang. Hal tersebut dilakukan agar estimasi populasi Macan tutul jawa secara keseluruhan di kawasan konservasi yang dikelola Balai Besar KSDA Jawa Barat dapat diketahui. Di samping itu, upaya-upaya untuk menjaga habitat Macan tutul jawa melalui kegiatan perlindungan kawasan maupun pemulihan ekosistem akan terus ditingkatkan guna menjamin ketersediaan pakan bagi Macan tutul jawa. Terkait dengan konflik antara Macan tutul jawa dengan masyarakat, perlu dibuat skema yang tepat agar kejadian tersebut dapat diminimalisir. Oleh karena itu, ke depan, ungkapnya, Balai Besar KSDA Jawa Barat akan terus mendorong keterlibatan secara aktif berbagai pihak yang concern terhadap pelestarian Macan tutul jawa, utamanya dalam penjagaan dan pembinaan habitat, pengelolaan populasi, serta penanganan konflik Macan tutul jawa dengan masyarakat di sekitar kawasan konservasi.
Sumber Info: Humas BBKSDA Jabar
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0