BBKSDA Papua Ikut Menyaksikan Progres Pengembalian Satwa Asli Papua

Rabu, 25 April 2018

Jayapura, 25 April 2018. Pusat Penyelamatan Satwa memiliki peran yang cukup penting dalam hal membantu melindungi keanekaragaman hayati, khususnya untuk satwa liar. Salah satu upayanya dalam hal tersebut diimplementasikan dalam suatu forum terbuka yaitu mini workshop dengan mengundang pihak-pihak yang berkaitan dengan perlindungan keanekaragaman hayati, antara lain perwakilan dari Direktorat KKH dan Direktorat Jenderal KSDAE, BBKSDA Jawa Barat, BBKSDA Papua, PTG. Freeport Indonesia, USAID Lestari, PPS Tasikoki, PPS Gadog/ ASTI dan YCKT-PPSC.  

Beberapa hal yang penulis kutip berdasarkan hasil notulensi dari mini workshop tersebut antara lain, penyelenggaraan mini workshop ini adalah di Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga/ Yayasan Cikananga Konservasi Terpadu yang terselenggara pada hari rabu dan kamis, tanggal 4 sampai dengan 5 April 2018 yang berlokasi di Cisitu, Sukabumi. Hasil yang dapat dirangkum dalam workshop tersebut antara lain dengan mempertimbangkan semakin banyaknya satwa hasil operasi baik patroli, sitaan maupun hasil penyerahan dengan sukarela yang dititipkan di sanctuary tersebut, maka akan dilakukan proses berikutnya yaitu pelepasan kembali ke habitat aslinya. Dengan demikian, yayasan/ pusat penyelamatan satwa tersebut memahami bahwa hal tersebut tidak dapat dilakukan jika bekerja sendiri, melainkan harus bekerja bersama pihak lain/ instansi pemerintahan yang terkait.

Hasil lainnya menyatakan bahwa proses pengembalian satwa yang dimaksud, khususnya satwa asli Papua harus mengikuti prosedur secara administratif dan teknis sesuai aturan yang berlaku, maka harus ada legitimasi lembaga yang akan menerima dan mengelola satwa hasil pengembalian yang dimaksud adalah Pusat Rehabilitasi Satwa. Dengan membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang, membuat kegiatan ini semakin matang untuk mendapatkan output sesuai harapan. Rencana/program jangka pendeknya adalah pengembalian kasuari gelambir ganda, dan rencana jangka panjangnya adalah pengembalian semua jenis satwa asal Papua lainnya. Dalam hal menjalankan rencana jangka pendeknya, telah terdaftar sebanyak 26 ekor Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius casuarius) yang berasal dari PPST, PPSG, PPSJ, PPSC. Pusat rehabilitasi satwa yang dimaksud di atas yang akan direncanakan difungsikan sebagai penerima dan mengelola satwa hasil pengembalian yaitu Pusat Karantina penampungan satwa di M21 dengan luas 2 Ha berjarak 15 km dari Pusat Rehabilitasi di hutan Lindung Nayaro yang memiliki luas 100 Ha. Sebagai Pusat Rehabilitasi satwa wajib mengikuti ketentuan standar pengelolaannya antara lain memiliki Ahli Hewan atau Dokter Hewan, Keeper/ penjaga lokasi, klinik/ ruang observasi, kantor/ ruang administrasi, kandang dan gudang makanan.

Dalam hal persiapan proses pengembalian kasuari gelambir ganda ini harus mengikuti beberapa prosedur standar mulai dari pemeriksaan kesehatan, koordinasi dengan dinas peternakan di Papua, sampai kepada perijinan mengenai unggas yang akan masuk ke Papua. Hal ini tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat melainkan dengan perencanaan yang matang mulai dari persiapan satwanya sendiri baik dalam kondisi fisiknya maupun kondisi psikisnya karena akan melakukan perjalanan jauh. Kemudian persiapan mengenai transportasi serta kandang yang akan mengikuti bagaimana alat transportasi yang akan dipilih. Untuk langkah awalnya akan dilakukan pelepasliaran kasuari gelambir ganda yang berada di suaka/ pusat penyelamatan satwa PPSC.

Sumber : Bambang H. Lakuy, S.P., Drh. Cyntia Sihombing dan Kurnianingsih, A.Md. - Balai Besar KSDA Papua

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini