Minggu, 22 April 2018
Ambeau, 21 April 2018. Peringati Hari Bumi 2018, Balai Taman Nasional Wakatobi bekerjasama dengan SARA BARATA KAHEDUPA, Pemerintah Kecamatan Kaledupa, Pemerintah Desa Sombano , Mahasiswa KKN-PPM Universitas Gajah Mada serta berbagai pihak dari Pemerintah Daerah, Polsek Kaledupa WWF, TNC, FORKANI, Operation Wallacea dan Bank BPD Sultra melakukan serangkaian kegiatan yang di gelar hari Sabtu 21 April 2018. Kegiatan diawali penanaman bibit Mangrove dan dilanjutkan dengan aksi bersih sampah plastik yang dilakukan pagi hingga menjelang siang hari, di sepanjang pantai wilayah Desa Ambeua Raya, Kelurahan Ambeua dan Kelurahan Lagiwae. Kegiatan ini untuk menumbuhkan kepedulian semua pihak terhadap keberlangsungan ekosistem penting bagi pesisir yaitu ekosistem Mangrove. Sekitar 100 peserta mengikuti acara ini, dari Kelompok Pecinta Alam Tridacna Wangi-wangi, Kelompok Pecinta Alam Faturumbu Kaledupa, FORKANI, TNC Wakatobi, Pemerintah Kecamatan Kaledupa, Koramil sektor Kaledupa serta Polsek Kaledupa serta dihadiri oleh Wakil Bupati Wakatobi.
“Saya berharap momentum peringatan hari bumi dengan serangkaian kegiatan yang dilakukan dapat menjadi motivasi kepada masyarakat khususnya generasi muda untuk lebih mencintai lingkungan dan bumi” ujar Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi, Heri Santoso, saat memberikan sambutan di pembukaan acara.
"Jaga bumi Wakatobi yang memiliki keragaman hayati yang tinggi sebagai Taman Nasional Laut di Indonesia dan diakui oleh dunia melalui predikat Cagar Biosfer” kata Wakil Bupati Wakatobi menambahkan.
Sesi penanaman mangrove, dilakukan secara simbolis dimulai dari Kepala Balai TN Wakatobi, Camat Kaledupa, Perwakilan SARA BARATA Kahedupa, Kapolsek Kaledupa, Perwakilan Danramil, Perwakilan TNC Wakatobi, Perwakilan FORKANI dan masyarakat sekitar dengan jumlah bibit yang ditanam sebanyak 500 bibit dari jenis Rizophora di sekitar Dermaga Ambeua Kec. Kaledupa.
Sementara dalam aksi bersih sampah plastik, peserta berhasil mengumpulkan sampah plastik dengan berat mencapai 2,8 ton. Jenis sampah yang banyak ditemui adalah sampah botol plastik dan bungkusan cemilan. Hal ini menunjukkan masih kurangnya kesadaran masyarakat sekitar untuk menjaga dan mencintai lingkungan. dengan dilaksanakannya kegiatan ini harapannya masyarakat lebih peduli lagi terhadap kebersihan lingkungan dan mengurangi penggunaan sampah plastik sehingga dapat mengurangi dampak negatif dari sampah plastik terhadap lingkungan terutama laut.
Melihat dampak negatif yang ditimbulkan sampah plastik bagi kesehatan terumbu karang, maka m tim penyelam dari berbagai pihak turun untuk melakukan pengecekan lokasi selam yang ada di Pulau Hoga. Dan terlihat beberapa terumbu karang mengalami kerusakan, seperti pemutihan dan karang yang patah. Banyak indikasi dari kerusakan ini, antara lain tercemarnya laut dengan banyaknya sampah plastik yang menutupi terumbu karang, adanya penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan yang digunakan oleh nelayan sekitar sehingga berakibat pada pemutihan terumbu karang.
Melihat hal ini, sara barata Kahedupa mempertegas dan menghidupkan kembali pengelolaan berdasarkan adat yang ada sebelumnya, agar masyarakat lebih peduli terhadap kehidupan pesisir dan laut yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat Wakatobi.
Sumber : Balai Taman Nasional Wakatobi
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5