Jumat, 03 Maret 2017
Pada tahun 2007 ditandatangani nota kesepahaman antara Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak dengan 11 Lembaga untuk mengelola Suaka Elang Loji.Pembangunan suaka elang ini dimaksudkan sebagai sarana untuk kegiatan rehabilitasi dan sanctuary elang. Elang yang sudah berhasil direhabilitasi dapat dilepasliarkan ke kawasan TNGHS maupun kawasan lainnya yang merupakan habitat alaminya dengan harapan dapat segera beradaptasi dan berkembangbiak sehingga populasinya meningkat.
Sejak tahun 2015 pengelolaan Suaka Elang Loji diserahkan kepada Balai TNGHS dengan tetap didukung oleh Yayasan IAR Indonesia (YIARI) dan Yayasan Konservasi Elang Indonesia (YKEI) terutama dukungan teknis dan medis penanganan elang rehabilitan.
Dalam rangka memperingati hari ulang tahun Balai TNGHS yang ke 20 ini, dilakukan pelepasliaran 1 (satu) individu Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus) di blok hutan Wates Lebak. Elang Brontok yang dilepasliarkan saat ini merupakan elang milik Bapak Halim yang telah diserahkan ke Suaka Elang Loji dan telah berhasil direhabilitasi. Anda Joni (staf Pengelola Suaka Elang) mengatakan bahwa Elang Brontok tersebut masuk menjadi satwa rehabilitan di Suaka Elang Loji pada tanggal 19 Oktober 2015 dengan umur saat itu ±1 tahun.
Momo Suparmo (Koordinator Konservasi Keanekaragaman Hayati) menambahkan bahwa sampai saat ini Suaka Elang Loji telah mengeluarkan 23 individu elang untuk dilepasliarkan baik di kawasan TNGHS maupun di lokasi lainnya.
Kepala Balai TNGHS, Awen Supranata, mengatakan :”kawasan hutan Blok Cisoka merupakan areal koridor penghubung pegunungan Halimun dan Gunung Endut di bagian utara TNGHS yang merupakan habitat yang sangat penting bagi berbagai jenis satwa termasuk burung pemangsa (raptors).”
Hasil survey tim Balai TNGHS tahun 2017 menunjukkan bahwa pada lokasi rencana pelepasliaran, tidak dijumpai Elang Brontok, walaupun hasil monitoring beberapa tahun terakhir (2014 s/d 2016) tercatat perjumpaan satu kali yaitu tahun 2016. Jenis burung pemangsa yang mendominasi kawasan ini adalah Elang Ular Bido (Spilornis cheela) dan Elang Hitam (Ictinaetus malayensis). Lokasi ini cukup baik untuk pelepasliaran dengan kondisi tutupan hutan yang teridiri dari hutan peralihan sekunder, sekunder dan primer di bagian puncaknya. Satwa mangsa cukup melimpah di antaranya dari kelompok burung-burung kecil, primata dan jenis-jenis reptil.
Sumber: BTN Halimun Salak
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0