Sabtu, 25 Februari 2017
Pada tanggal 25 Februari 2017 tim BKSDA Aceh kembali melakukan penggiringan gajah liar yang merusak perkebunan milik warga di Gampong Ie Jerengeh, Kemukiman Pante Purba, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya. Dalam kesempatan tersebut, tim juga memasang satu unit GPS collar pada individu gajah liar.
GPS Collar dipasang pada seekor gajah betina berusia sekitar 20 tahun, bagian dari 6 ekor kelompok gajah liar di lokasi tersebut. Gajah yang dipasang kalung GPS ini akan memberikan informasi titik koordinat keberadaanya dan secara otomatis akan menunjukkan lokasinya didalam peta digital dalam periode yang telah diatur setiap 4 jam sekali melalui satelit. Langkah ini dilakukan dengan beberapa tujuan, selain untuk dapat mengetahui lebih rinci pola pergerakan harian kelompok gajah ini dari waktu ke waktu sehingga diharapkan dapat menjadi sistem peringatan dini dalam upaya penanggulangan konflik manusia dan gajah yang dilakukan oleh BKSDA dan pemerintah kabupaten melalui tim Conservation Response Unit (CRU). Selain itu, data pergerakan gajah ini akan menjadi informasi penting tentang pola penggunaan ruang oleh kelompok gajah ini, sehingga informasi ini akan berguna bagi pemerintah Aceh dalam mengatur pola pemanfaatan ruang dan upaya konservasi gajah di masa depan.
Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan bahwa ini merupakan GPS collar yang kelima di pasang pada kelompok gajah liar di Aceh, pihaknya menyampaikan bahwa BKSDA Aceh secara bertahap telah merencanakan agar semua populasi utama di Aceh dipasang GPS collar, selain untuk early warning system, juga dapat mengetahui secara keseluruhan pola penggunaan ruang oleh populasi gajah di Aceh, dan menginspirasi langkah-langkah penanggulangan konflik serta pengelolaan habitatnya, misalnya membangun sanctuary alami, bersama pemerintah Kabupaten maupun Provinsi.
Tim pemasangan GPS collar ini terdiri dari mahout beserta gajah terlatih dari PLG dan CRU Cot Sampoiniet Aceh Jaya. Operasi ini dipimpin oleh Andi Aswinsyah, para dokter hewan yg diketuai oleh Arman Sayuti, serta personil CRU Sampoiniet. Tim yang bertugas melakukan pelacakan telah dapat mengidentifikasi keberadaan kelompok gajah liar pada 22 Februari 2017. Operasi mulai dilakukan pada 23 Februari dengan mengikukti rombongan gajah liar, medan berat yang terdiri dari rawa-rawa membuat tim agak kesulitan dalam melakukan pengejaran. hingga pada 25 Februari 2017 jam 15.30 sore tim baru berhasil melakukan pemasangan GPS collar..
Kepala Balai KSDA Aceh juga menginformasikan bahwa kegiatan pemasangan GPS collar pada kelompok gajah liar di Kabupaten Aceh Jaya ini didukung oleh banyak pihak. “Kita dibantu oleh PT. Tunggal Perkasa Plantations (Astra Agro) yang selama ini juga mensupport CRU Sampoiniet, tim dari Pusat Kajian Satwa Liar (PKSL)-Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syah Kuala, melalui program Wildlife Ambulance-nya. Unsyiah juga mendukung kita dengan seorang tenaga ahli yang sedang melakukan penelitian Post Doctoral yaitu Dr.Gaius Wilson, serta dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya.
Sumber: BKSDA Aceh
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0